pelindung diri seperti sepatu atau alas kaki dan sarung tangan. Berbagai keluhan yang berhubungan dengan gejala kecacingan ditemukan pada pekerja pembuat batu bata
diantaranya adanya gangguan pencernaan, nyeri di perut , dan gejala-gejala anemia seperti merasa lemas dan cepat lelah. Melihat kondisi di atas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai hubungan pengetahuan dan sikap pekerja dengan kejadian kecacingan Soil Transmitted Helminths STH pada pekerja pembuat batu
bata di Desa Purwodadi Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan pengetahuan dan sikap pekerja dengan kejadian kecacingan Soil
Transmitted Helminths STH pada pekerja pembuat batu bata di Desa Purwodadi Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011.
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap pekerja dengan kejadian kecacingan Soil Transmitted Helminths STH pada pekerja pembuat batu bata di
Desa Purwodadi Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011.
Universitas Sumatera Utara
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengetahuan pekerja tentang kejadian kecacingan Soil
Transmitted Helminths STH pada pekerja pembuat batu bata di Desa Purwodadi Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011.
2. Untuk mengetahui sikap pekerja tentang kejadian kecacingan Soil Transmitted
Helminths STH pada pekerja pembuat batu bata di Desa Purwodadi Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011.
3. Untuk mengetahui kejadian kecacingan Soil Transmitted Helminths STH pada
pekerja pembuat batu bata di Desa Purwodadi Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011.
4. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan pekerja dengan kejadian kecacingan
Soil Transmitted Helminths STH pada pekerja pembuat batu bata di Desa Purwodadi Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011.
5. Untuk mengetahui hubungan sikap pekerja dengan kejadian kecacingan Soil
Transmitted Helminths STH pada pekerja pembuat batu bata di Desa Purwodadi Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011.
Universitas Sumatera Utara
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1.
Sebagai bahan masukan dan informasi bagi Dinas Kesehatan dan pekerja dalam upaya penanggulangan penyakit kecacingan pada pekerja.
2. Sebagai proses belajar bagi penulis dalam upaya mengimplementasikan berbagai
teori yang diperoleh selama proses belajar di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara USU Medan.
3. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain untuk studi lebih lanjut tentang
penanggulangan bahaya kecacingan pada pekerja.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan juga dapat didefenisikan
sebagai sekumpulan informasi yang dipahami, yang diperoleh dari proses belajar semasa hidup dan dapat dipergunakan sewaktu-waktu sebagai alat penyesuaian diri,
baik terhadap diri sendiri maupun lingkungan Notoatmodjo, 2003. Pengetahuan yang ada pada diri manusia bertujuan untuk dapat menjawab
masalah–masalah kehidupan yang dihadapinya sehari-hari dan digunakan untuk menawarkan berbagai kemudahan bagi manusia. Dalam hal ini pengetahuan dapat
diibaratkan sebagai suatu alat yang dipakai manusia dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapinya Notoatmodjo, 2003.
Dalam Notoatmodjo 2003, Asosiasi Psikologi Amerika berpendapat bahwa dalam tidaknya pengetahuan seseorang terhadap penguasaan materi dapat
digolongkan dalam enam tingkatan. Tingkatan tersebut dapat dijelaskan sebagai Domain on the taxonomy of educational objectives domain kognitif pengetahuan,
yaitu : 1.
Tahu, yaitu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk di dalam pengetahuan ini ialah mengingat kembali
recall terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” merupakan tingkat
pengetahuan yang rendah. Untuk mengukur bahwa seseorang tahu dapat
8
Universitas Sumatera Utara
diukur dari kemampuan orang tersebut menyebutkannya, menguraikan, mendefinisikan.
2. Memahami, diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menguraikan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang telah paham terhadap suatu objek atau materi
harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, terhadap objek yang dipelajari.
3. Aplikasi, yaitu diartikan sebagai kemampuan untuk mempergunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real sebenarnya. Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,
prinsip dalam konteks atau situasi lain. 4.
Analisis, yaitu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen terapi masih di dalam struktur organisasi
tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. 5.
Sintesis, yaitu menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formalisasi dari formulasi-formulasi yang telah ada.
6. Evaluasi, yaitu kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
Universitas Sumatera Utara
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara dalam kuesioner yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden Notoatmodjo, 2003.
2.2. Sikap