20
3.4.2 Larutan HCl 2N
Sebanyak 17 ml asam klorida diencerkan dengan air suling sampai 100 ml Depkes, RI., 1995.
3.4.3 Timbal II asetat 0,4 M
Timbal II asetat sebanyak 15,17 g dilarutkan dalam air suling bebas CO
2
hingga 100 ml Depkes, RI., 1995.
3.4.4 Pereaksi Mayer
Sebanyak 1,4 g raksa II klorida, kemudian dilarutkan dalam air suling hingga 60 ml. Pada wadah lain ditimbang sebanyak 5 g kalium iodida lalu
dilarutkan dalam 10 ml air suling. Kedua larutan dicampurkan dan ditambahkan air suling hingga diperoleh larutan 100 ml. Depkes, RI., 1995.
3.4.5 Pereaksi Molisch
Sebanyak 3 g α -naftol dilarutkan dalam asam nitrat 0,5 N hingga 100 ml Depkes, RI., 1995.
3.4.6 Pereaksi Dragendroff
Sebanyak 0,8 g bismut nitrat dilarutkan dalam asam nitrat pekat 20 ml kemudian dicampurkan dengan larutan kalium iodida sebanyak 27,2 g dalam 50
ml air suling. Campuran didiamkan sampai memisah sempurna. Larutan jernih diambil dan diencerkan dengan air suling secukupnya hingga 100 ml Depkes,
RI., 1995. 3.4.7
Larutan kloralhidrat
Sebanyak 50 g kristal kloralhidrat ditimbang lalu dilarutkan dalam 20 ml air suling Depkes, RI., 1995.
21
3.4.8 Larutan pereaksi asam sulfat 2 N
Sebanyak 5,5 ml asam sulfat pekat diencerkan dengan air suling hingga diperoleh 100 ml Depkes, RI., 1995.
3.4.9 Pereaksi Bouchardat
Sebanyak 4 g kalium iodida dilarutkan dalam air suling secukupnya kemudian ditambahkan 2 g iodida sedikit demi sedikit cukupkan dengan air suling
Depkes, RI., 1995.
3.4.10 Pereaksi Liebermann-Burchard
Campur secara perlahan 5 ml asam asetat anhidrat dengan 5 ml asam sulfat pekat tambahkan etanol hingga 50 ml Depkes, RI., 1995.
3.4.11 Larutan pereaksi DPPH 0,5 mM konsentrasi 200 ppm
Sebanyak 20 mg DPPH ditimbang, kemudian dilarutkan dalam metanol hingga volume 100 ml Molyneux, 2004.
3.5 Pemeriksaan Karakteristik Simplisia 3.5.1