Pendahuluan TA MARBÛTAH

justru tidak berperilaku cerdas dan sikap yang brilian, serta kurang mempunyai mental kepribadian yang baik, sebagaimana nilai akademik yang telah mereka raih di bangku-bangku sekolah atau kuliah. Hal ini terbukti banyaknya sekarang pemimpin bangsa dan para pejabat pemerintahan yang tersandung kasus korupsi dan kejahatan lainnya Aunillah, 2011:9-10 Untuk menyikapi kasus yang terjadi di atas penulis sependapat dengan analisis Lickona dalam buku Majid dan Andayani 2011:2 yang mengatakan bahwa “bangkitnya logika positivisme yang menyatakan tidak ada kebenaran moral dan tidak ada sasaran benar salah, telah menenggelamkan pendidikan moral dari permukaan dunia pendidikan ”. Tidak adanya ukuran benar dan salah akan membuat pendidikan kita akan kacau khususnya Negara Indonesia. Semua orang akan mengklaim dirinya yang paling benar. Bukan hanya di bidang pendidikan saja kacau, bahkan dalam bidang yang lain. Lebih lanjut Zubaedi 2013:13 mengatakan bahwa “karakter merupakan hal yang sangat esensial dalam berbangsa dan bernegara, hilangnya karakter menyebabkan hilangnya generasi penerus bangsa. Karakter berperan sebaga “kemudi” dan kekuatan sehingga bangsa ini tidak terombang-ambing. Karakter tidak datang dengan sendirinya, tetapi harus dibangun dan dibentuk untuk menjadi bangsa yang mertabat ”. Selain peran hidden curriculum dalam membentuk kepribadian siswa. Sosok seorang guru menjadi tauladan yang hasanah bagi siswanya. Terlebih lagi guru agama yang mengajar di sekolah umum maupun sekolah agama. Amin 2011:55 menjelaskan bahwa “peran guru agama mempunyai tugas yang amat besar dalam rangka mendidik, membina kepribadian seorang siswa ”. Pribadi siswa yang dibawa dari rumah ke sekolah ada yang baik dan ada pula yang tidak baik, karena lingkungan keluarga yang tidak mendukung pendidikan agama. Begitu pentingnya peran guru agama di sekolah sekolah seolah-olah semuanya menjadi tanggung jawab guru agama. Tanpa kita sadari bahwa masih ada guru bidang studi lain yang mengajarkan peserta didik. Ada asumsi bahwa ketika siswa memiliki perilaku yang buruk maka guru agama yang menjadi tanggung jawab atau ini semua salah guru agama. Lantas bagaimana dengan guru lain yang mengajar. Dalam ajaran Islam banyak perintah yang mengajarkan umatnya dalam berakhlak yang mana ajaran tersebut termaktub dalam kitab Al- Q ur’an. Nabi Muhammad sendiri diutus oleh Allah SWT untuk memperbaiki akhlak manusia. Di dunia ini banyak sekali manusia jahat, seperti halnya kaum Quraisy pada zaman Nabi Muhammad. Fenomena saat ini yang terjadi adalah kerusakan akhlak, moral bangsa yang menjadi karakter Negeri ini. Pergaulan bebas, tawuran antar pelajaran, kematian yang diakibatkan narkoba menjadi permasalahan umat di zaman sekarang ini. Oleh Karena itu, Ajaran Islam telah banyak mengisyaratkan dan memberikan petunjuk dan ketentuan yang berhubungan dengan soal pendidikan karakter atau akhlak manusia sebagaimana Allah telah menegaskan dalam firmannya QS. Yunus Ayat : 57