Fungsi Hidden Curriculum dalam Pembelajaran Karakter

G. Kerangka Konseptual

Permasalahn karakter atas pergereseran fungsi sekolah sebagai lembaga pendidikan yang mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik dengan kasih sayang, serta mengajarkan perilaku yang baik dan sopan tetapi dewasa ini perkembangan zaman era global dengan tumbuhnya berbagai macam kebutuhan dan tuntutan kehidupan sekolah mengalamai fungsi yang tidak lagi diharapkan dari dunia pendidikan. Terjadinya kekerasan, pelecehan seksual dan penganyayaan mencoreng nama sekolah dari dunia pendidikan. Ditambah lagi kenakalan remaja yang terjadi belakangan ini membuat beban sekolah semakin berat dan kompleks, sekolah tidak saja dituntut untuk dapat membekali berbagai macam ilmu pengetahuan yang sangat cepat berkembang, akan tetapi juga dituntut untuk dapat mengembangkan minat dan bakat, membentuk moral dan kepribadian, karakter. Beradasarkan uraian pada bab tiga di atas maka, madrasah-negeri maupun-swasta sebaiknya dapat mengembangkan aspek dari hidden curriculum sebagai wadah dalam pembentukan karakter siswa. Selain sebagai pembentuk karakter Hidden curriculum juga dapat mengahasilkan nilai tambah sebagai hasil prestasi dalam pembelajaran. Melalui bentuk-bentuk hidden curriculum yang dicontohkan oleh guru, kepala sekolah, dan semua warga sekolah diharapkan semua komponen tersebut dapat bersinerji dalam mendidik siswa. Kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler sebagai salah satu bentuk dari hidden curriculum haruslah bermanfaat bagi keberlangsungan perkembangan perilaku siswa. Dengan demikian siswa memperoleh kesempatan untuk berkembang dan memperoleh ilmu pengetahuan dan perilaku atau karakter yang belum dipelajarinya selama di dalam kelas. Namun harus disadari bahwa perilaku guru harus selalu sesuai dengan perkembangan peserta didik. Guru senantiasa memperlihatkan suri tauladan yang baik-baik dan memotivasi siswa dalam belajar. Konsep kurikulum tersembunyi berdasarkan pengakuan bahwa siswa menyerap pembelajaran di sekolah yang mungkin atau mungkin tidak menjadi bagian dari kurikulum formal. Hidden curriculum yang tidak diajarkan di sekolah dapat berpengaruh atau pembentukannya sebagai apa yang diajarkan, kurikulum tersembunyi juga memperluas untuk subyek-subyek, nilai-nilai, dan pesan yang telah diabaikan dari kurikulum formal dan diabaikan, yang diabaikan, oleh para pendidik. Jika menginginkan siswa sesuai dengan karakter yang diingingkan, maka semua komponen tri pusat pendidikan harus selalu mengawasi dan memberikan bentuk-bentuk hidden curriculum agar terciptanya karakter- karakter bangsa yang menjadi akhlak mulia. Produk karakter penerus bangsa yang baik merupakan sesuatu yang harus diraih dan diupayakan secara baik dan terencana serta membutuhkan kerja keras dan tekun, bukan sesuatu hak yang datang secara tiba-tiba atau instan. Berikut ini akan dijelasakan beberapa teori terkait kerangka konseptual yang diambil dari beberapa ahli Jackson, 1968:109; Hidayat,2011:83; Glatthorn,1987:20-22; Lickona, 2013:536. Konsep pengembangan hidden curriculum dan pembentukan karakter dapat dilihat pada gambar 3.2. Perolehan Teori Karakter Gambar 3.2 Beberapa Cara Pengembangan Hidden Curriculum dan Pembentukan Karakter Kenakalan Remaja  Merokok  Pergaulan bebas  Bolos sekolah  Pacaran Faktor yang Melatarbelakangi Faktor Pendukung Pembentukan Karakter SekolahMadrasah Keluarga Masyarakat Keberhasilan hidden Curriculum di sekolahmadrasah ______________ Bentuk-bentuk Hidden Curriculum di Madrasah 1. Aspek struktural pembagian kelas, ekstrakurikuler, fasilitas sekolah 2. Aspek kultural norma sekolah, suasana sekolah, interaksi guru dan siswa, iklim sekolah, ibadah, kompetisi, ekspetasi guru terhadap muridnya serta disiplin waktu. Dampak karakter

1. Kejujuran

2. Tanggung jawab 3. Keadilan 4. Toleransi 5. Disiplin diri 6. Tolong- menolong 7. Kerja sama 8. Demokratis 9. Kebijaksanaan 10. Peduli sesama Perolehan Teori Karakter - Pengetahuan Moral - Perasaan Moral - Tindakan Moral Lickona 2013:84 Secara teoritis, pengembangan hidden curriculum yang dapat dilakukan melalui aktivitas yang berlangsung dalam kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah. Terdapat dua aspek yaitu aspek struktural dan budaya. Aspek struktural dapat dilakukan dengan menjelaskan tentang pembagian kelas, ekstrakurikuler, fasilitas sekolah perpustakaan, laboratorium, dan tempat ibadah. Aspek kultural dapat dilakukan dengan mencakup norma sekolah, etos kerja keras, peran dan tanggung jawab, kerja sama, ibadah, toleransi, kompetisi, ekspetasi guru terhadap muridnya serta disiplin waktu. Hidayat, 2011:83. Namun keberhasilan hidden curriculum tidak terlepas dari beberapa faktor yang menjadi pilar utama pendidikan. Arief 2014:221 mengatakan bahwa “ada tiga pilar utama yang sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter soseorang, yaitu keluarga, sekolahlembaga, dan masyarakat”. Hendaknya beberapa pilar pendidikan tersebut bisa bekerja sama dalam membentuk karakter seseorang. Disadari saat ini moralkarakter peserta didik sudah luntur akibat perkembangan zaman dan teknologi yang semakin maju tanpa di barengi dengan iman dan taqwa yang menjadi karakter bangsa Indonesia. Karakter yang terbentuk melalui proses pendidikan bukanlah hal yang datang dengan sendirinya. Diperlukan serangkaian proses dalam pembentukan karakter tersebut. Hidden curriculum merupakan salah satu media yang dapat membentuk karakter. Teori karakter yang diperkenalkan Lickona sepertinya menjadi sebuah panduan bagi dunia pendidikan. terlebih lagi penulis mengutip teori Lickona bagaimana memperoleh karakter. Lickona 2013:84 menjelaskan teori tersebut ke dalam tiga aspek yaitu 1 Pengetahuan Moral kesadaran moral, pengetahuan nilai moral, penentuan perspektif, pemikiran moral, pengambilan keputusan, pengetahuan pribadi; 2 Perasaan Moral hati nurani, harga diri, empati, mencintai hal yang baik, kendali diri, kerendahan hati; 3 Tindakan Moral kompetensi, keinginan,kebiasaan. 18 Karakter yang digenjar-genjarkan oleh pemerintah yang termaktub dalam Permendiknas akan dapat tercapai apabila sekolahmadrasah sebagai lembaga formal dapat mengoptimalkan bentuk-bentuk hidden curriculum yang ada. Guru, kepala sekolah, dan seluruh warga sekolah dapat menjadi aktor dalam pelaksanaan bentu-bentuk hidden curriculum. Bentuk-bentuk hidden curriculum itu seperti, Pentas Seni, Core Value, Tabungan Amal Shaleh TAS, Habitual Curriculum HC, Reading Habbit RH. Tabel 3.1. Deskripsi Bentuk Hidden Curriculum di MadrasahSekolah No. Aspek Deskripsi 1 Strukural Pembagian Kelas Pengelompokkan siswa berdasarkan level tingkatan kelas yang diambil dari aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif Ekstrakurikuler kegiatan yang dilakukan siswa sekolah atau universitas, di luar jam belajar kurikulum standar. Kegiatan-kegiatan ini ada pada setiap jenjang pendidikan dari sekolah dasar sampai universitas. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar siswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuannya di berbagai bidang di luar bidang akademik. Kegiatan ini diadakan secara swadaya dari pihak sekolah maupun siswa-siswi itu sendiri untuk merintis kegiatan di luar jam pelajaran sekolah. Fasilitas Sekolah segala fasilitas yang diperlukan dalam proses pembelajaran yang disediakan oleh sekolah, yang dapat meliputi barang bergerak maupun barang tidak bergerak agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Misalnya, fasilitas lapangan olahraga, perpustakaan, laboratorium, dan fasilitas tempat ibadah. 2 Kultural norma sekolah Aturan yang berlaku di dalam lingkungan sekolah yang disertai sanksi bagi siswa-siswi yang melanggar aturan tersebut. Misalnya, memperhatikan guru disaat guru menerangkan, membuang sampah pada tempatnya, menjaga kebersihan sekolah, mengucapkan salam bila bertemu guru. Suasana sekolah Kondisi atau keadaan sekolah sebagai suatu sistem, terdiri atas beberapa komponen yang saling berkaitan dan dirancang untuk menghasilkan perubahan yang diharapkan pada diri