Asal-usul Busana Muslimah Busana muslimah

barang siapa berpakaian seperti itu maka tidak termasuk golonganku.” Hr. Tabrani

2. Asal-usul Busana Muslimah

Quraish Shihab menguraikan tentang turunnya surat An-Nur dan Al-Ahzab. Menurutnya pada awal Islam di Madinah memakai pakaian yang sama dengan wanita umumnya, termasuk wanita susila atau hamba sahaya. Mereka secara umumnya, memakai baju dan kerudung bahkan jilbab namun leher dan dada terbuka, memakai kerudung tapi dikebelakangkan. Nah, dalam kondisi seperti itulah turun surat Al- Ahzab ayat 59 tentang pemakain jilbab dan ayat Al- Nur 31 dengan pakaian atau baju kurung longgar dilengkapi dengan kerudung penutup kepala. Agar dapat membedakan mereka dengan wanita non-muslimah, identitas mereka jelas dan menghindari dari orang-orang usil. 24 Dimana surat Al-Nur ayat 31 berbunyi : S + 0…U+f0? 0‘ T zvz8 9 0? 0’“ Uj7, N T v518 :+ g  q‡+ mr0 ,\9 • ”9 h •‡ ? D0? F Z8 –+W8 + 0’“ 9—˜ o R  L-Hg F q‡+ mr0 ,\9 • ”9 h •‡ ™š 0• -\0  N ™š ›J +  N 0 J + ™š 0ƒ -  N ™š ›J D, N  N 0 J D, N ™š 0ƒ -  N 0I+-T  N Zdg ™š 0I+-T  N Zdg 0R+- T N  N ›J jk l  N ? … O ? 24 Faisar Ananda Arfa. Wanita dalam konsep Islam Modernis. Jakarta: Penerbit Pustaka Firdaus, 2004. Cet. Pertama. Hal. 131-132 fU 9 N  N m[0 \U‚• , 5w oea œN 0B , …• T0? X “ž  N 3S810ŸV mr0 J M F  v 9 o R  0+ ,-  0 J jk0ˆD F q‡+ Z8 – € g, a T W0 ? Z[0189 : 0? 0• ”9 h F - -R+ o e †J H0¡ ’ ]9 N s-f0? 8  Ou s- 81R “•3 Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau Saudara-saudara laki- laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan terhadap wanita atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. An-Nuur:31 Imam Qurtubi juga mengatakan bahwa sebab turunnya ayat di atas adalah karena kaum perempuan pada masa itu jika menutupi kepala mereka dengan kerudung, mereka mengulurkannya dari belakang punggung, sehingga bagian leher, dada bagian atas dan kedua telinganya masih tampak kelihatan dan tidak tertutupi, akhirnya Allah memerintahkan agar mereka menutupi bagian-bagian tersebut dengan mengenakan kain kerudung atau busana yang dapat enutupi aurat-auratnya. 25 25 Ibrahim Muhammad, Pertanyaan Allah Kepada Kaum Wanita Pada Hari Kiamat, hal 134- 135 Al – Hanafiyah mengatakan tidak dibenarkan melihat wanita ajnabi yang merdeka kecuali wajah dan telapak tangan. Bahkan Abu Hanifah ra. Sendiri mengatakan yang termasuk bukan aurat adalah wajah, tapak tangan dan kaki, karena kami adalah kedaruratan tidak bisa dihindarkan. Sedangkan Al- Malikiyah dalam kitab ’Asy-syarhu As-Shagir’ atau sering disebut kitab Aqrabul Masalik ilaa Mazhabi Maalik , susunan Ad-Dardiri dituliskan bahwa batas aurat wanita merdeka dengan laki-laki ajnabi yang bukan mahram adalah seluruj badan kecuali muka dan tapak tangan. Keduanya itu bukan termasuk aurat. Asy-Syafi’iyyah dalam pendapat Asy- Syairazi dalam kitabnya ’Al-Muhazzab’, kitab di mazhab ini mengatakan bahwa wanita merdeka itu seluruh badannya adalah aurat kecuali wajah dan tapak tangan.serta mazhab Al-Hanabilah kita dapati Ibnu Qudamah kita Al-Mughni 1 : 1-6. Mazhab tidak berbeda pendapat bahwa seorang wanita boleh membuka wajah dan tapak tangannya di dalam shalat.

3. Busana Muslimah Sebagai Simbol Keagamaan