Tujuan Dakwah Konsep Dakwah

i Berbentuk wahyu di dalam Al-Quran dan sunnah. Syariah yang mencakup pengertian dalam hukum-hukum yang berdalil pasti dan tegas yang tertera dalam Al-Quran dan hadits shahih atau ditetapkan dengan ijma’. 38 1 Ibadah dalam arti sempit seperti, thaharah, sholat, zakat, shaum puasa, haji bila mampu. 2 Muamalah dalam arti luas meliputi: Al-Qununul Khas hukum perdata; muamalah hukum niaga, munakahat hukum nikah, waratsah hukum waris dan sebagainya. Kemudian Al- Qunnul’am hukum publik, hinayah, hukum pidana, khilafah hukum negara, jihad hukum perang dan damai dan sebagainya.

3. Tujuan Dakwah

Tujuan pelaksanaan dakwah ada dua yaitu: a. Tujuan langsung yakni ditujukan langsung kepada masyarakat agar melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi larangnnya. b. Tujuan tidak langsung, yaitu dengan membentuk kader-kader da’i baik melalui jenjang pendidikan formal maupun non formal, sehingga mereka dapat diterjunkan langsung kedalam masyarakat. Jadi tujuan utamanya adalah mempertemukan kembali fitrah manusia dengan agama atau menyadarkan manusia supaya mengakui kebenaran Islam dan mau mengamalkan ajaran Islam sehingga menjadi orang baik. 40 Secara garis besar, ajaran Islam meliputi tiga aspek penting yaitu Aqidah, Syariah, dan Akhlak. Dengan begitu bisa di katakan akhlak merupakan sepertiga dari ajaran Islam dan sekaligus menjadi puncak dari 38 M. Abdul Mujieb, Kamus Istilah Fiqih, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994, cet. Ke-1, h. 343 39 Hasanudin, Hukum Dakwah :Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah di Indonesia, h. 35 40 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, h. 5 i seluruh rangkaian ajaran Islam. Bahkan, semua bentuk ibadah bermuara pada pembentukan akhlak yang mulia. 41 Dalam Kategori, aspek-aspek ini digunakan untuk kepentingan pengukuran analisis isi, dengan terlebih dahulu penulis harus membuat karakteristik yang spesifik. 42 Dalam penelitian ini kategori-kategori yang digunakan ialah: 1. Aqidah Pengertian Aqidah, Aqidah secara etimologi berasal dari al’Aqlidu yakni ikatan yang kuat. Dapat berarti juga teguh, dan mantap. 43 Aqidah atau iman yaitu pengakuan dengan lisan dan membenarkan dalam hati bahwa semua yang dibawa Rasullulah adalah benar dan hak. Dalam hal ini iman ditetapkan sebagai landasan yang disebut rukun iman. 44 Dalam ensiklopedi Islam, aqidah dalam Islam I’tiqad bersifat yang menckup masalah-masalah yang berhubungan dengan rukun iman. 45 2. Syari’ah Secara bahasa etimologi, kata “syari’ah” berasal dari Bahasa Arab yaitu yasro’u sebuah fiil mudhore dari syaro’a, 46 yang berarti peraturan atau undang-undang, yaitu peraturan-peraturan mengenai tingkah laku yang meningkat harus di patuhi dan dilaksanakan sebagaimana mestinya. 47 Dalam syariah terkandung nilai-nilai yang jelas, adapun nilai- nilai tersebut yaitu: 41 Didin Hafidhuddin, Akhlak Sosial Muslim: Satu Hati dan Perbuatan, Jakarta: Pusaka Zaman, 2000, cet ke-1, h.71 42 Jumroni Suhaimi, Metode-Metode Penelitian Komuniksi, Jakarta: UIN Jakarta Prees, 2006, cet ke-1, hal. 74 43 Kamus Lisan al-Arab. III:295-300 44 Syeikh Thahir Bin Shaleh, Al-Jawahirul Kalamiyah, al-Qahirah: 1386 H, T.pn, hlm, 3 45 Toha Yahya Umar, Ilmu Dakwah, Jakarta: PT. Wijaya, 1971, Cet. 2, hal. 1 46 47 M. Abdul Mujieb, Kamus Istilah Fiqih, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994, cet. Ke-1, h. 343 i 1 Ibadah, secara bahasa berasal dari abada-ya’budu-‘abdan- ‘ibaadatan yang berarti taat, tunduk, patuh, merendahkan diri dan hina. Kesemua pengertian itu mempunyai makna yang berdekatan. a. Secara bahasa berasal dari kata ‘aamala-yu’aamilu- mu’aamalatan sama dengan wazan faa’ala-yufaa’ila- mufaa’alatan, artinya saling bertindak, saling berbuat, dan saling mengamalkan. b. Menurut istilah, pengertian muamalah dapat di bagi dua macam, yaitu pengertian muamalah secara luas dan secara sempit. Definisi muamalah di jelaskan oleh para ahli sebagai berikut: Al- Dimyati berpendapat bahwa muamalah adalah: Menghasilkan duniawi, supaya menjadi sebab suksesnya masalah ukhrawi. 50 dalam arti luas yaitu, Al-Qununul khas hukum perdata, muamalah hukum niaga, munakahat hukum nikah, waratsah hukum waris, dan lain sebagainya. Sedangkan pengertian muamalah dalam arti sempit khas, didefinisikan oleh ulama sebagai berikut: Muamalah menurut Fuqaha yaitu segala hokum yang dilaksanakan untuk kebaikan keluarga, masyarakat dan Negara atau kemaslahatan dunia. 51 3. Akhlak Akhlak secara etimologi berarti tingkah laku atau perbuatan. Dan secara terminologis akhlak adalah tingkah laku etik manusia dalam hubungannya dengan Tuhan, dengan sesama manusia dan dengan alam sekitarnya 52 48 Al-Qardhawi Yusuf, Al-Ibadah fi al-Islam, Munassasah al-Risalah, Beirut: T.pn.,1979. Cet. 6, h.27 49 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002, h. 1 50 Al-Dimyanti, dalam: I’anat al Thalibin, Toha Putra, Semarang, tt, hlm. 2 51 Tengku Muhammad Habsyi Ash-Siddieqy, Kuliah Ibadah, h. 5 52 E. Hasan Shaleh, studi Islam di Perguruan Tingg, h.57 i Akhlak berarti segala sikap dan tingkah laku manusia yang ciptakan oleh Allah kepada manusia. akhlak berarti sifat yang ada dalam diri manusia, yang mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan yang mudah tanpa membutuhkan sebuah pemikiran. Dalam hal ini secara garis besar akhlak di bagi menjadi : 1. Akhlak kepada Allah SWT Akhlak kepada Allah, yaitu adab kepada Al-Khaliq Maha Pencipta yang telah menciptakan makhluk-makhluk yang ada di dunia ini. Manusia wajib tunduk terhadap peraturan Allah, serta dan berserah kepada apa yang telah di tetapkan-Nya. Hal ini tentu mengambarkan sifat manusia sebagai hamba. 2. Akhlak terhadap sesama manusia, prinsip hidup dalam Islam yaitu kewajiban memperhatikan kehidupan antara sesama manusia, kedudukan seorang muslim dengan muslim lainnya adalah ibarat satu jasad, dimana satu anggota badan dengan anggota badan lainnya mempunnyai hubungan yang erat. 3. Akhlak terhadap sesama makhluk Allah, adalah sikap menghargai semua makhluk yang Allah ciptakan, bahwa sesungguhnya seluruh alam bersujud kepada Allah, sehingga sesama makhluk Allah yang berjalan di muika bumi ini harus saling menjaga, menghargai, menyayangi ciptaanya seperti, tumbuhan, hewan, alam semesta.

C. Ruang Lingkup Novel