i
BAB III SEKILAS TENTANG NOVEL CINTA DI UJUNG SAJADAH
A. Latar Belakang Terwujudnya Novel Cinta di Ujung Sajadah Karya
Asma Nadia
Asma adalah seorang penulis yang telah banyak menciptakan karya tulis, karyanya berupa cepen dan novel. Salah satunya adalah novel dengan
judul ”Air Mata Peri” yang ceritanya berkaitan erat dengan kehidupan sosial yang ada di sekeliling kita. Menurut Asma Nadia novel ini cukup diminati
oleh berbagai kalangan, sehingga keinginannya besar untuk menambahkan beberapa cerita agar dapat menguatkan isi didalam tulisannya. Dari
penambahan tersebut Asma mencetak ulang sebagai edisi revisi dari cerita dalam novel “Air Mata Peri” menjadi “Cinta Di ujung Sajadah”. Dalam novel
edisi revisi ada beberapa bab yang di tambahkan di tengah dan akhir novel ini. Dalam novel ini Asma terinspirasi dari beberapa hasil pengamatannya,
milinglis, dan masalah sosial yang sering terjadi saat ini. Saat ini nilai-nilai penghormatan terhadap orang tua menurut Asma di rasa sangat kurang sekali,
sehingga Asma merasa perlu menulis sebagai media komunikasi, serta penyampaian pesan melalui cerita tanpa ada kesan menggurui pembaca.
Menurut Asma menulis adalah media iklan, sehingga Asma dapat menggambarkan nilai-nilai di dalamnya.
B. Sinopsis Novel Cinta di Ujung Sajadah dan Karya-Karya Asma Nadia
1. Sinopsis Novel Cinta di Ujung Sajadah
Tokoh utama dari novel Cinta di ujung sajadah adalah seorang anak perempuan bernama “Cinta” yang sejak kecil ditinggal ibunya.
Ayuningsih adalah ibu Cinta, ibunya memiliki masa lalu yang berbeda, tidak seperti kebanyakan orang, masa lalu yang kelam membuat ibunya
enggan membiarkan Cinta tau akan keberadaannya. Ia meninggalkan
i anaknya, karena ia tidak ingin anaknya malu ketika mengetahui masa lalu
ibunya. Ayuningsih menitipkan anaknya kepada orang yang telah ia percaya yaitu Mbok Nah, Mbok Nah mengurus Cinta dari kecil hingga
dewasa bersama ayah dan ibu tiri Cinta. Ia sangat menyayangi Cinta seperti anaknya sendiri,
Dengan berlalunya waktu Cinta pun tumbuh besar, saat itu ia berfikir siapakah orang yang melahirkannya itu, dimana dan kenapa ia pergi
meninggalkan Cinta. Mbok Nah yang mengetahui pertanyaan itu merasa bimbang, Ayuningsih pernah berpesan jangan pernah memberitahukan
tentang keberadaannya. Mbok Nah Merasa iba melihat Cinta yang begitu ingin melihat sosok ibunya, ia berjanji akan mengatakan semuanya kepada
Cinta saat waktunya telah tiba. Kakak tiri Cinta yang kurang bersahabat membuat Cinta merasa
kehilangan kasih sayang ayah kandungnya. Anggun dan Cantik selalu menginginkan Cinta untuk tidak bahagia. Sehingga setiap ada kesempatan
ke dua kakak tirinya selalu membuat papa marah dengan Cinta dengan tingkahnya. Namun Cinta beruntung Allah memberikan teman-teman yang
begitu mencintainya. Senyuman teman-temannya mengobati luka hatinya terhadap kakak tirinya.
Kerinduan pada ibu selalu ia rasakan walau ia telah memiliki pengganti ibu, hal itu tidak lebih baik menurutnya untuk menutupi
kekosongan di hatinya. Sering ia berfikir bahkan bertanya kepada teman- temannya, bagaimana caranya ia bisa memeluk ibu, ia ingin sekali
berbakti kepada ibu seperti anak-anak lainnya, sehingga ia berfikir apa yang bisa membuat ibu bangga, bahagia. Suatu ketika Cinta pernah
mengungkapkan tentang keinginannya mengunakan jilbab, tapi ia masih harus menyiapkan dirinya. Dukungan dari teman-temannya pun membuat
Cinta menjadi yakin ia akan segera melaksanakannya. Makky tetangga dekat rumahnya, sangat baik mau mengajarkan
Cinta untuk belajar photografi, Makky kadang main kerumah Cinta hanya untuk mengajaknya mengenal lebih jauh aktifitas photografinya. Sehingga
i membuat kakak Cinta marah karena mereka juga ingin berteman dengan
Makky. Berjalan dengan waktu Mbok Nah ingin memberi tahu Cinta tentang ibunya, namun waktu datang ketika Cinta berjalan genap 17 tahun
yang artinya Cinta akan lebih siap dari bebelumnya untuk mengetahui tentang ibunya. Saat itu cinta berusaha menyiapkan dirinya menjelang
usianya yang ke 17 tahun dengan segala perubahan yang di inginkannya ke arah yang lebih baik dari sebelumnya.
Saat malam tiba Cinta mengistirahatkan tubuhnya untuk menyambut pertambahan usianya esok pagi, tiba-tiba kakaknya, Anggun dan Cantik
tanpa di ketahui oleh siapapun masuk kedalam kamar Cinta dan memotong rambut Cinta, yang diakui banyak orang bahwa mahkota kita
adalah rambut. Kegalauan pun terjadi saat pagi, Cinta menyambut hari bahagianya dengan mendapati potongan rambut dekat tempat tidurnya, ia
terkejut melihat rambutnya yang tak beraturan. Termenung Cinta dalam kamarnya, berfikir siapa orang yang mampu melakukannya, apa yang di
inginkan orang itu dengan memotong rambutnya. Ingatan pada ibu membuat ia merasa rindu dan berharap ini adalah
saat yang tepat untuk menunjukkan rasa sayangnya kepada ibu. Di hari ulang tahunnya ia meneguhkan diri untuk memakai jilbab sebagai wujud
baktinya kepada orang tua. Saat itu ketika keluarganya berkumpul untuk merayakan pesta, ayah Cinta terkejut dan semua pun tidak percaya dengan
apa yang di lakukan Cinta “ ia menutupi hampir sebagian tubuhnya”
77
ayahnya merasa ia masih terlalu muda untuk melakukan itu. Tapi keyakinannya menghantarkannya untuk bertemu ibu.
Saat itulah Mbok Nah menceritaka ibunya, selang beberapa waktu lalu ia bergegas mencarinya. Beberapa tempat ia singgahi Ibunya belum
juga di temukan. Perjalanan panjang ia tempuh hingga ia bertemu dengan seorang laki-laki bernama Adji, mereka berkenalan, Adji sempat
membantunya mencari alamat. Dengan waktu yang semakin sore akhirnya
77
Asma Nadia, Cinta di Ujung Sajadah, Depok: PT. Lingkar Pena Kreativa, 2008,
i Cinta memutuskan untuk melanjutkan perjalannya ke Jogja dan Adji
mengantarkannya sampai stasiun. Selang beberapa hari Cinta meninggalkan rumah sampai di kota
Jogja Cobaan silih berganti, dan tak lama kemudian Ia di berikan obat kesendiriannya jalan oleh Allah, setelah sms dari kawan-kawannya yang
tidak selalu di balasnya dengan alasan tidak ingin merepotkan, teman- temannya memberikan kejutan. Mereka datang ke Jogja untuk membantu
Cinta menemukan ibunya. Adji pun ikut serta dalam pencarian itu. Waktu semakin larut mereka mengistirahatkan diri untuk pencarian besok pagi.
Hari pun terus berlalu, setelah pagi tiba Cinta bersama teman-teman melanjutkan pencariannya. hingga akhirnya Cinta dapat menemukan
seorang ibu yang mengetahui keberadaan Ibunya. dan cinta mendapati makam ibu yang selama ini di carinya. Cinta ingin menjadi anak yang
berbakti kepada ibunya, ia pun melakukan apa yang biasa ia lalukan untuk Almarhum Ibu.
Akhir dari cerita hidup Cinta, Ia menjalani hidupnya bersama Makky, laki-laki yang juga pernah menemani pencariannya saat di Jogja.
Yang juga berakhlak baik, “yang seumur hidupnya menjauhi hal-hal yang di larang Allah karena nasehat ayahnya”
78
2. Sinopsis Emak Ingin Naik Haji