BAB II URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Rosita Dewi 2008 Universitas Trisakti di Jakarta jurnal dengan judul ”Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Akuntan Publik ”.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah secara parsial variabel komitmen kerja berpengaruh signifikan terhadap variabel kepuasan kerja dengan tingkat signifikasi
0,798, ini berarti komitmen kerja berpengruh positif terhadap kepuasan kerja. Menurut Perta Christian dalam skripsinya ” Pengaruh Keterlibatan Kerja
Terhadap Kepuasan kerja Pada PT. Segoro Ecomulyo Textile Gresik”, menyimpulkan bahwa partisipasi kerja merupakan keikutsertaan karyawan dalam hal operisional pada
sebuah perusahaan dalam menyelesaikan pekerjaan sehari-hari dengan tingkat signifikan 0,361.
B. Keterlibatan Kerja
Keterlibatan kerja merupakan ukuran sejauh mana seseorang memihak secara psikologis terhadap pekerjaannya dan menganggap kinerjanya sebagai ukuran harga
dirinya Robbins, 2001 . Keterlibatan kerja adalah tingkat sejauh mana seseorang berkecimpung dalam
pekerjaannya dan secara aktif berpartisipasi didalamnya Robbins dan Judge 1999 . Data keterlibatan kerja dimana para manajer berkonsultasi dengan karyawan mereka
dalam memecahkan masalah dan dalam pengambilan keputusan sehingga mereka bekerja sama sebagai sebuah tim Davis dan Newstrom, 2000 .
Universitas Sumatera Utara
Robbins 2001 keterlibatan kerja merupakan tambahan yang baru dalam literatur perilaku organisasi. Seseorang dengan keterlibatan kerja yang tinggi memihak
pada jenis kerja yang dilakukan dan benar-benar peduli dengan jenis kerja itu.
1. Hakikat keterlibatan kerja
a. Keterlibatan mental dan emosional Keterlibatan bukan hanya sekedar kegiatan fisik namun juga mental dan
emosional. Bukan hanya keterampilannya tapi juga diri mereka ikut terlibat. Keterlibatan ini bersifat psikologis daripada fisik. Keterlibatan bukaan hanya partisipasi dalam
pekerjaan tapi juga pertemuan, meminta pendapat, dan lainnya Davis dan Newstrom, 2000
b. Motivasi kontribusi Keterlibatan adalah bahwa ia memotivasi orang-orang untuk memberikan
kontribusi. Mereka diberi kesempatan untuk menyalurkan sumber inisiatif dan kreatifitasnya guna mencapai tujuan organisasi.
c. Tanggung jawab Keterlibatan mendorong orang-orang untuk meminta tanggung jawab
dalam aktifitas kelompok. Ini juga merupakan proses sosial yang mendorong orang- orang menjadi terlibat sendiri dalam organisasi dan mau mewujudkan keberhasilannya.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi keterlibatan kerja
a. Partisipasi kerja Dapat diukur melalui :
1. Mental dan emosional
Universitas Sumatera Utara
Adalah keterlibatan yang bersifat mental dan emosional, yang dilakukan oleh karyawan operasional dalam menyelesaikan masalah tertentu yang diukur melalui :
a. Kemampuan karyawan untuk menjaga kekompakan sesama karyawan.
b. Menciptakan kebersamaan diantara karyawan
c. Keterlibatan untuk membuat sesama karyawan bekerja lebih baik.
2. Motivation to Contribute Keterlibatan karyawan operasional dalam memberikan kontribusi yang
terbaik bagi perusahaan yang dapat diukur melalui : a.
Adanya kesadaran karyawan untuk bersama menjaga nama baik perusahaan. b.
Keseriuasan karyawan dalam memberikan kualitas kerja yang tinggi bagi perusahaan.
c. Memberikan umpan balik yang positif untuk meningkatkan kemampuan
perusahaan di masa mendatang. 3. Accaptance of responsibility
Kesadaran karyawan operasional untuk menjalankan tanggung jawab sebagaimana mestinya, yang dapat diukur melalui :
a. Kesadaran karyawan untuk dapat mematuhi aaturan yang ditetapkan badan
usaha. b.
Tingkat kesungguhan dalam bekerja. c.
Konsistensi berperilaku dalam bekerja. b.Kerjasama
Kerjasama dapat diartikan sebagai Suatu Kegiatan yang saling membantu satu dengan yang lain nya agar dapat mencapai satu tujuan perusahaan.
Adapun manfaat dari kerjasama ini adalah :
Universitas Sumatera Utara
1. Dapat menyelesaikan pekerjaan dengan cepat karena adanya saling mendukung dan saling membantu.
2. Dapat saling mempererat hubungan antar karyawan dan para pekerja lainnya guna menghindari saling menjatuhkan satu sama lain dan dapat mengenal
lebih dekat antar sesama karyawan. 3. Adanya kedekatan persatuan dan kesatuan yang terjalin dalam suatu
pekerjaan didalam sebuah perusahaan. c. Keikutsertaan
Dapat diartikan sebagai turut andil atau ikut dalam suatu kegiatan yang dilakukan oleh suatu organisasi.
C. Kepuasan kerja
Kepuasan kerja merujuk pada sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya Robbins, 2001 . Kepuasan kerja adalah seperangkat perasaan pegawai
tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka Davis dan Newstrom, 2000 . Kepuasan kerja adalah perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan
hasil dari evaluasi karakteristik-karakteristiknya Robbins dan Judge, 2004 Seseorang dengan tingkat kepuasan yang tinggi menunjukkan sikap yang
positif terhadap kerja itu, seseorang yang tidak puas dengan pekerjaannya akan menunjukkan sikap negatif terhadap pekerjaan itu.
Respon-respon daripada kepuasan kerja dapat didefinisikan sebagai berikut : 1.
Keluar Perilaku yang ditunjukkan untuk meninggalkan organisasi, termasuk
mencari posisi baru dan mengundurkan diri.
Universitas Sumatera Utara
2. Aspirasi
Secara aktif dan konstruktif berusaha memperbaiki kodisi, termasuk menyarankan perbaikan, mendiskusikan masalah dengan atasan, dan beberapa
bentuk aktivitas serikat kerja. 3.
Kesetiaan Secara pasif tetapi optimis menunggu membaiknya kondisi, termasuk
membela organisasi ketika berhadapan dengan kecaman eksternal dan mempercayai organisasi dan manajemennya untuk ”melakuakn hal yang benar”.
4. Pengabaian
Secara pasif membiarkan kondisi menjadi lebih buruk, termasuk ketidakhadiran atau keterlambatan yang terus-menerus, kurangnya usaha, dan
meningkatnya angka kesalahan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja 1. Upah gaji karyawan
Gaji merupakan besarnya upah yang diterima oleh karyawan secara tetap maupun tidak tetap dan merupakan imbalan terhadap kinerja yang telah diberikan
karyawan pada organisasi, gaji termasuk didalamnya : gaji pokok, kompensasi, dan tunjangan.
Gaji merupakan balas jasa yang dibayar secara periodik kepada karyawan tetap serta mempunyai jaminan yang pasti Hasibuan, 2003 . Maksudnya gaji
akan tetap dibayarkan keryawan walaupun pekerja tersebut tidak masuk kerja. Gaji merupakan imbalan finansial yang dibayarkan kepada karyawan
secara teratur, seperti tahunan, caturwulan, bulanan atau mingguan Panggabean, 2002
Universitas Sumatera Utara
. Dari beberapa pengertian ini dapat disimpulkan bahwa gaji adalah balas jasa yang diberikan kepada setiap karyawan yang dibayarkan secara tetap setiap bulannya,
sedangkan upah adalah pembayaran jasa yang diberikan kepada karyawan yang dibayarkan berdasarkan hari, jam atau jumlah satuan produk yang dihasilkan.
Sistem penggajian pengupahan yang umum diterapkan menurut Hasibuan, 2003 antara lain :
1. Sistem waktu
Besarnya gaji upah dalam sistem ini diterapkan berdasarkan standart waktu seperti jam, mingguan ataupun bulanan. Administrasi pengupahan sistem
waktu relatif mudah serta dapat diterapkan kepada karyawan tetap ataupun harian. Sistem ini biasanya ditetapkan jika prestasi kerja sulit diukur perunitnya
dan bagi pegawai upah diterima berdasarkan atas sistem waktu secara berkala setiap bulannya.
2. Sistem hasil
Besarnya upah dalam sistem ini ditetapkan atas kesatuan unit yang dihasilkan pekerjaan seperti per potong, meter, liter, dan kilogram. Basarnya
upah yang dibayar selalu didasarkan pada banyaknya hasil yang dikerjakan bukan pada lamanya waktu pengerjaannya. Sistem ini tidak bisa diterapkan pada
karyawan tetap sistem waktu dan jenis pekerjaan yang tidak mempunyai standart fisik, seperti bagi karyawan administrasi. Kebaikan sistem ini
memberikan kesempatan kepada yang bekerja sungguh-sungguh serta berprestasi baik akan memperoleh balas jasa yang lebih besar. Namun
kelemahannya adalah kualitas barang yang dihasilkan kurang baik dan karyawan yang kurang mampu balas jasanya kecil sehingga kurang manusiawi.
Universitas Sumatera Utara
3. Sistem Borongan
Sistem borongan adalah suatu cara pengupahan yang menetapkan besarnya jasa yang didasarkan atas volume pekerjaan dan lama
mengerjakannya. Penetapan besarnya balas jasa didasarkan pada sistem borongan cukup rumit, lama mengerjakannya serta banyaknya alat yang
diperlihatkan untuk menyelesaikannya. Tapi pada dasarnya antara sistem hasil dan sistem borongan ini tidak telalu berbeda jauh karena untuk penghasilan
yang didapat adalah sama, hanya berbeda pada perkiraan waktu. Faktor-faktor yang harus diperhitungkan perusahaan untuk menentukan tingkat
upah gaji yang kompetitif menurut Nawawi, 1999 adalah : 1.
Penawaran atau persediaan dan permintaan tenaga kerja dipasar tenaga kerja. 2.
Untuk pekerjaan yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi serta tenaga kerja langka, maka upah gaji cenderung tinggi, demikian juga sebaliknya.
3. Organisasi ini turut mempengaruhi tingkat upah gaji, karena fungsinya dalam
memperjuangkan tingkat upah minimum dan berdasarkan kondisi profesionalisme para pekerja sebagai anggota.
4. Kemampuan Membayar
Tergantung pada kemampuan perusahaan dalam membayar upah yang ditentukan oleh keuntungan, sebagai satu-satunya sumber untuk pengupahan
penggajian para pekerja. 5.
Produktifitas
Universitas Sumatera Utara
Tingkat produktifitas atau prestasi kerja seharusnya dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan besar-kecilnya upah gaji karyawan.
Pertimbangan ini selain untuk memenuhi aspek keadilan dan kewajiban akan mempengaruhi motivasi kerja yang bermuara pada kemampuan kompetitif para
karyawan.
6. Biaya kehidupan
Faktor ini disebut tingkat kecukupan upah gaji, yang pada tingkat paling rendah harus memenuhi kebutuhan dasar minimum para karyawan
sebagai manusia. 7.
Peraturan Pemerintahan Faktor ini merupakan usaha pemerintah yang berhubungan dengan
faktor biaya kehidupan agar para pekerja memperoleh penghasilan yang memungkinkannya hidup layak sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
manusia.
Perusahaan dapat memberikan kenaikan gaji berdasarkan prestasi atau kinerja karyawan. Sebagai dasar pemberian kenaikan gaji, supervisor harus
melaksanakan evaluasi kinerja karyawan sebagai pertimbangan untuk melakukan proses kenaikan gaji. Sistem evaluasi kinerja yang optimal setidaknya mesti memiliki dua
komponen kunci, yakni : 1.
Komponen kompetensi, untuk mengukur aspek kecakapan karyawan.
Universitas Sumatera Utara
2. Komponen hasil kinerja, untuk mengukur output nyata yang dihasilkan
karyawan.
Gabungan hasil evaluasi untuk kedua komponen ini dijadikan dasar untuk menentukan besaran gaji setiap karyawan. Dengan cara ini maka persentase kenaikan
gaji karyawan bisa berbeda-beda tergantung dari hasil evaluasi menyeluruh atas aspek kompetensi dan aspek kinerja yang bersangkutan. Dengan cara ini pula, proses
penentuan kenaikan gaji bisa dibangun lebih adil dan transparan.
2. Pekerjaan itu sendiri
Pekerjaan itu sendiri memberikan pada individual-individual tugas yang menarik, kesempatan belajar dan peluang untuk menerima tanggung jawab. Nilai dari
pekerjaan itu sendiri merupakan sumber kepuasan.
3. Kesempatan promosi
Yaitu peluang peningkatan dalam hirarki yang memiliki dampak yang bervariasi terhadap kepuasan kerja. Karena promosi memerlukan bentuk yang berbeda
dan mempunyai variasi imbalan yang menyertainya.
Universitas Sumatera Utara
BAB III
TINJAUAN PERUSAHAAN
A.Sejarah Perusahaan Garuda Indonesia adalah
maskapai penerbangan nasional
Indonesia .
Garuda adalah nama burung mitos dalam legenda pewayangan.
Garuda Indonesia berdiri dari tahun 1940-an
, pada saat itu Indonesia masih berperang melawan
Belanda . Pada saat itu, Garuda terbang jalur spesial dengan
pesawat DC-3
. Pada tanggal
26 Januari 1949
dianggap sebagai hari jadi maskapai penerbangan ini. Pada saat itu nama maskapai ini adalah
Indonesian Airways .
Pesawat pertama mereka bernama Seulawah
atau Gunung Emas, yang diambil dari nama gunung terkenal di Aceh. Dana untuk membeli pesawat ini didapatkan
dari sumbangan rakyat Aceh
, pesawat tersebut dibeli seharga 120,000 dolar malaya yang sama dengan 20 kg emas. Maskapai ini tetap mendukung Indonesia
sampai revolusi terhadap Belanda
berakhir. Garuda Indonesia mendapatkan konsesi monopoli penerbangan dari Pemerintah Republik Indonesia pada tahun
1950 dari Koninklijke Nederlandsch Indie Luchtvaart Maatschappij KNILM, perusahaan penerbangan nasional Hindia Belanda. Garuda adalah hasil joint
venture antara Pemerintah Indonesia dengan maskapai Belanda Koninklijke Luchtvaart Maatschappij KLM. Pada awalnya, Pemerintah Indonesia memiliki
51 saham dan selama 10 tahun pertama, perusahaan ini dikelola oleh KLM. Karena paksaan nasionalis, KLM menjual sebagian dari sahamnya di tahun 1954
ke pemerintah Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
Pemerintah Burma
banyak menolong maskapai ini pada masa awal pendiriannya ini. Oleh karena itu, pada saat maskapai ini diresmikan sebagai
perusahaan pada 31 Maret
1950 , Garuda menyumbang ke Pemerintah Burma
sebuah pesawat DC-3. Pada mulanya, Garuda memiliki 27 pesawat terbang, staf terdidik, bandara dan jadwal penerbangan, sebagai kelanjutan dari KNILM. Ini
sangat berbeda dengan perusahaan-perusahaan pioneer lainnya di Asia. Pada
1953 , maskapai ini memiliki 46 pesawat, tetapi pada
1955 pesawat
Catalina mereka harus pensiun. Tahun
1956 mereka membuat jalur penerbangan
pertama ke Mekkah
. Tahun
1960-an adalah saat kemajuan pesat maskapai ini. Tahun 1965
Garuda mendapat dua pesawat baru yaitu pesawat jet Convair 990
dan pesawat turboprop
Lockheed L-118 Electra . Pada tahun
1961 dibuka jalur menuju
Bandara Internasional Kai Tak
di Hong Kong
dan tahun 1965
tibalah era jet
, dengan DC-8
mereka membuat jalur penerbangan ke Bandara Schiphol
di Haarlemmermeer
, Belanda
, Eropa
. Tahun
1970-an Garuda mengambil Jet kecil
DC-9 dan
Fokker F28 , saat itu
Garuda memiliki 36 pesawat F28 dan merupakan operator pesawat terbesar di dunia untuk jenis pesawat tersebut, sementara pada
1980-an mengadopsi
perangkat dari Airbus
, seperti A300
. Dan juga Boeing
737, juga McDonnell
Douglas MD-11
. Pada tahun
1990-an , Garuda mengalami beberapa
musibah , dan maskapai
ini mengalami periode ekonomi sulit. Tetapi, dalam tahun 2000-an
ini maskapai
Universitas Sumatera Utara
ini telah dapat mengatasi masalah-masalah di atas dan dalam keadaan ekonomi yang bagus.
Salah satu lelucon awal mengenai maskapai penerbangan ini adalah bahwa Garuda merupakan
akronim dari Good Airline Run Under Dutch Administration
Maskapai penerbangan yang baik bila dijalankan di bawah administrasi Belanda
atau Good And Reliable Under Dutch Administration Maskapai yang baik dan terpercaya bila dijalankan di bawah administrasi Belanda. Ini mungkin merujuk
pada kenyataan bahwa 10 tahun pertama, Garuda dikelola oleh KLM. Untuk tahun 2010 ini PT. Garuda Indonesia memulai lagi penerbangan
dengan rute ke Eropa yaitu, Jakarta Amsterdam Jakarta, dulu rute ini pernah ada tetapi ditiadakan karena adanya masalah dalam sistem standar penerbangan di
negara tujuan, tetapi karena banyak nya permintaan pelanggan untuk rute aktif seperti penerbangan luar negeri ini, maka Airlands ini mengupayakan agar segera
dibukanya rute aktif ini, dan pada akhirnya perusahaan mendapatkan izin untuk kembali beroperasi dan melakukan penerbangan ke Amserdam pada bulan Juni
2010. Pada tahun 2010 ini, tidak hanya untuk rute-rute Internasional yang
ditambah jadwal penerbangannya, tetapi untuk rute Domestik juga banyak penerbangan yang dibuka baru, dengan contoh rute dari Jakarta ke Jambi,
Kendari, Tanjung Karang atau Lampung, Kendari dan masih banyak jadwal penerbangan baru yang dibuka karena banyaknya permintaan dari pasar, serta
kemungkinan adanya turis dari manca negara yang mulai menyenangi Indonesia
Universitas Sumatera Utara
sebagai negara Wisata yang menjadi satu tujuan wisata tertentu dengan hasil alam yang sangat luar biasa.
Adapun produk yang dapat menarik pelanggan dalam pemilihan penerbangan ini adanya kartu member yang dapat dipakai setiap terbang dengan
menggunakan pesawat Garuda Indonesia yang disebut dengan Kartu Garuda Frequent Flyer, berguna untuk pengumpulan poin-poin yang nantinya poin yang
sudah mencapai target dapat digunakan untuk penukaran tiket Garuda Indonesia secara gratis, dapat juga poin yanng telah dikumpulakan ditukar dengan Souvenir
Garuda. Untuk mendukung penerbangan dengan rute – rute baru yang telah di
publish oleh Garuda Indonesia, maka Garuda akan menampilkan Armada-armada baru adalah sebagai berikut :
Armada Garuda Indonesia per Oktober 2009 terdiri dari:
4 unit Templat:Airbus A330-200
6 unit Airbus
A330-30 12 unit
Boeing 737-300
19 unit Boeing
737-400 5 unit
Boeing 737-500
25 unit Boeing
737-800 3 unit
Boeing 747-400
Universitas Sumatera Utara
Garuda juga akan menambahkan armadanya dengan:
8 unit 2009
- Boeing 737-800 NG
4 unit 2009
- Airbus 330-200
10 unit 2010
- Boeing 737-800 NG
10 unit 2010
- Boeing 777-300ER
5 unit 2011
- Boeing 737-800
2 unit 2012
- Boeing 737-800
10 unit 2011
- 2013
- Boeing787-8 Dreamliner
B. Visi dan Misi PT. Garuda Indonesia Visi
‘Perusahaan Penerbangan Pilihan Utama di Indonesia dan Berdaya Saing di Internasional.
Misi
1. Melaksanakan usaha jasa angkutan udara yang memberikan kepuasan kepada pengguna jasa yang terpadu dengan industri lainnya melalui pengelolaan secara
profesional dan didukung oleh sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi tinggi.
2. Menghasilkan keuntungan dengan jaringan domestik yang kuat untuk terus meningkatkan pangsa pasar domestik dan internasional bagi usahawan, perorangan,
wisahawan dan cargo termasuk penerbangan borongan. 3. Memiliki bisnis unit yang mendukung produk inti untuk meningkatkan keuntungan
serta menghasilkan pendapatan tambahan dari usaha unit pendukung tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Tujuan utama Garuda Indonesia adalah kepuasan pelanggan customer satisfaction. Dalam jangka waktu dua tahun, Garuda telah menghidupkan kembali
kebudayaan perusahaan, yaitu higher Seat Load Factor, improve On Time Performance, menambah penghasilan dan profitabilitas dan mengembangkan kepuasan pelanggan.
Hal ini terbukti dari lampiran yang dicantumkan pada makalah ini.Anak perusahaan Garuda juga menerapkan tujuan yang sejalan dengan perusahaan induknya, yaitu
kepuasan pelanggan. Berdasarkan pengertian visi strategik yang di paparkan, visi PT.Garuda sudah
menjadi pilihan utama masyarakat indonesia dan penerbangan yang sangat bersaing dipasar.Bahkan sudah menjadi pemegang pasar dan pilihan utama bagimasyarakat. Ini di
buktikan dengan, tingkat kepuasan konsumen menggunakan jasa penerbangan ini. Dalam hal ini, pernyataan visi PT.Garuda sudah mampu menjawab bagaimana
mencapai visi, ini ditandai dengan menggunakan sumber daya manusia yang berkompeten tinggi untuk mencapai pilihan utama. Dan banyak pendapatan tambahan
dari unit usaha pendukung untuk dapat bersaing di masyarakat international.
Strategi dibagi menjadi dua, yaitu : 1.
Strategi untuk keseluruhan organisasi corporate level 2.
Strategi untuk business units dalam organisasi business unit level.
Corporate Level Strategy
Universitas Sumatera Utara
Berbicara mengenai di dalam bisnis apa perusahaan akan berpartisipasi dan pembagian sumber daya ke masing-masing bisnis unit. Berdasarkan corporate level
strateginya, maka Garuda Indonesia diklasifikasikan ke dalam perusahaan related diversified firm yaitu perusahaan yang beroperasi di bidang industri yang mirip dan
mereka berhubungan satu sama lain melalui operating synergies. Operating synergies ini dapat berupa :
- kemampuan untuk membagi sumber daya
- kemampuan untuk membagi core competency sesuatu yang membuat suatu
perusahaan sukses dan memberikan nilai tambah yang signifikan bagi customer.
Ini dapat dilihat dari Garuda Indonesia dan bisnis unitnya, yaitu: -
Citilink, perusahaan penerbangan dengan harga terjangkau dan melayani penerbangan domestik. Sebagai anak perusahaan Garuda, Citilink berbagi
sumber daya dengan Garuda misalnya divisi marketing, maintenance, dan procurementnya sama dengan Garuda.
- PT. Garuda Maintenance Facilities Aero Asia, perusahaan ini bergerak di bidang
pemeliharaan pesawat terbang. Tidak hanya melayani Garuda saja tapi juga maskapi penerbangan lain baik nasional maupun internasional.
- PT. Aerowisata International, menyediakan jasa travel, hotel, transportasi, dan
jasa katering penerbangan. -
PT. Abacus Distribution System, merupakan perusahaan yang melayani jasa pemesanan tiket melalui komputer.
- PT. Gapura Angkasa, ground handling.
Universitas Sumatera Utara
- PT. Garuda Medical Centre GMC, merupakan jasa pelayanan di bidang
kesehatan. Sebelum menjadi bisnis unit tersendiri, GMC adalah divisi kesehatan Garuda Indonesia dan hanya melayani awak dan karyawan.
- Garuda Aviation and Training Education GATE, merupakan lembaga pendidikan
dan pelatihan penerbangan. Selain sebagian besar pilot Garuda mendapatkan lisensi kelayakan terbangnya dari lembaga ini, beberapa maskapai penerbangan
nasional maupun internasional juga mengirimkan sumber daya menusianya untuk menjalani pelatihan disini.
- CARGO bergerak di bidang jasa angkutanbarang.
Karakteristik lain dari related diversified firm adalah mereka mempunyai core competencies yang menguntungkan business unitnya. Core competencies yang
dimiliki Garuda Group adalah dibdang aviasi. Karena mereka tumbuh berkembang melalui R D, Garuda terus melakukan inovasi untuk meningkatkan atau
memperbaiki kualitas pelayanannya.
Bussiness Unit Level Strategy
Fokus dari strategi yang diterapkan pada level bisnis unit ini adalah bagaimana menciptakan dan menjaga keunggulan kompetitif di setiap industri
yang dimasukinya. Ciri bisnis unit adalah dapat mengambil keputusan dan memiliki strateginya sendiri-sendiri tapi tujuan utamanya tetap sama dengan
perusahaan induknya. Usaha utama Garuda adalah jasa penerbangan, dan business unitnya pun
sejalan dengan kegiatan utama perusahaan. Jadi bisa dibilang Garuda menggunakan pola Aviation Business Model untuk mengembangkan usahanya.
Universitas Sumatera Utara
Berikut ini adalah Bussiness Unit Level Strategy yang diterapkan oleh BU maupun anak perusahaan Garuda :
Citilink
Pada tahun 2001, Garuda mendirikan Citilink yang hanya melayani penerbangan domestik. Strategi untuk business unit bergantung pada misi dan keunggulan
kompetitifnya. Berdasarkan Boston Consulting Group’s two-by-two-growth-share matrix Citilink, berada di dalam tahap “Question mark” jadi misi yang paling
sesuai adalah ‘built’. Built artinya tujuan dari misi ini adalah meningkatkan market share. Untuk menentukan strategi yang sesuai, dapat menggunakan
analisis industri Porter’s Five Force Model. Berikut analisisnya : 1.
The intensity of rivalry among existing competitors. Faktor yang mempengaruhi persaingan adalah :
- Pertumbuhan industri : saat ini pertumbuhan industri jasa maskapai
penerbangan di Indonesia sangat tinggi -
Jumlah kompetitor : karena pertumbuhan industrinya sangat cepat, maka jumlah pesaing sangat banyak
2. The bargaining power of customers.
Contoh yang mempengaruhi kekuatan pembeli adalah jumlah pembeli; masyarakat Indonesia saat ini membutuhkan alat transportasi yang cepat
untuk jadi pasarnya sangat luas 3.
The bargaining power of supplier.
Universitas Sumatera Utara
Salah satu keunggulan yang dimiliki Citilink adalah suplier karena hampir semua kebutuhan Citilink disuplai oleh perusahaan induknya, Garuda.
4. Threat from substitutes.
Dengan banyaknya penerbangan sejenis di Indonesia ancaman beralihnya pelanggan sangat tinggi.
5. Threat of new entry.
Dengan banyaknya perusahaan penerbangan yang menjual pesawat lamanya dengan harga murah, diperkirakan akan banyak perusahaan
baruyang bergerak di bidang ini.
Dari analisa diatas sebaiknya competitive advantage yang dipilih adalah low cost. Citilink telah mempraktekan strategi tersebut. Harga tiket yang cukup murah
dibandingkan perusahaan penerbangan domestik lainnya yaitu sekitar 30 lebih murah dibanding Garuda Indonesia, sasarannya jelas adalah penumpang kelas
menengah yang membutuhkan transportasi yang cepat dan nyaman dengan pelayanan yang memuaskan tentunya.
PT. Aerowisata International
PT. Aerowisata merupakan hospitality industry. Visinya adalah “Customer Comes First” dengan fokus utama memuaskan pelanggannya. Saat ini berada di dalam
tahapan ‘star’ karena perkembangannya yang sangat pesat. Jadi misinya adalah terus mempertahankan keunggulannya. Sebelumnya, Aerowisata merupakan
Universitas Sumatera Utara
bagian kecil dari Garuda hingga akhirnya berkembang, mandiri dan bahkan kini memiliki business unit sendiri, yaitu :
- PT. Mirtasari Hotel, PT. Bina Inti Dinamika, Sanur Beach Hotel dll. yang
bergerak di bidang perhotelan -
PT. Citra Sarana Service, jasa boga -
PT. Satriavi, bergerak dalam bidang biro perjalanan -
PT. Aero Jasa Perkasa, keagenan transportasi udara -
PT. Mandira Era Jasa Wahana, transportasi darat -
Garuda Orient Holidays Pty Limited, wisata
Dilihat dari bussiness unitnya, corporate level strategy yang diterapkan Aerowisata sama dengan Garuda yaitu related diversified firm. Sedangkan
business unit level strategy yang diterapkan adalah diferentiation. Gunakan Porter’s Five Force Model untuk menentukan business level strategy.
1. The intensity of rivalry among existing competitors. Faktor yang
mempengaruhi persaingan adalah : -
Pertumbuhan industri : saat ini pertumbuhan industri pariwisata di Indonesia sedang mengalami kelesuan
- Jumlah kompetitor : belum terlalu banyak
2. The bargaining power of customers. Contoh yang mempengaruhi kekuatan
pembeli adalah jumlah pembeli; cukup banyak turis yang membutuhkan jasa pelayanan wisata yang lengkap dan Aerowisata mampu menyediakan
semuanya karena didukung oleh BU dan perusahaan induknya.
Universitas Sumatera Utara
3. The bargaining power of supplier. Salah satu suplai Aerowisata adalah
SDM. Untuk pelatihan pegawai bisa memanfaatkan BU Garuda yaitu GATE.
4. Threat from substitutes. Karena belum banyak jasa seperti ini jadi
ancamannya belum terlau besar. 5.
Threat of new entry. Luasnya industri ini memungkinkan banyaknya perusahaan baru yang tertarik untuk masuk ke bidang wisata.
PT. Aerowisata berupaya terus mengembangkan kualitas jasa pelayanannya dengan selalu beradaptasi dengan teknologi baru, menambah kantor
perwakilan baik di dalam maupun di luar negeri, dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan pelatihan intensif dan rotasi pegawai dengan
maksud untuk meningkatkan dan memuaskan jumlah pelanggan.
PT. Garuda Sentra Medika
Bergerak di bidang pelayanan kesehatan. Visinya adalah adalah menjadi pusat penyedia jasa layanan kesehatan terkemuka di Indonesia, melalui pelayanan
profesional, berstandar internasional dengan mengutamakan kepuasan pelanggan. Sedangkan misinya :
• Membangun citra sebagai penyedia layanan kesehatan profesional, yang berstandar internasional
Universitas Sumatera Utara
• Mengelola Healthcare Services dan Managed Care dengan efektif dan efisien • Mengembangkan produk-produk layanan kesehatan penerbangan, jaringan klinik
satelit dan rumah sakit • Meningkatkan kompetensi, profesionalisme dan kesejahteraan sumber daya
manusia. • Meningkatkan pendapatan usaha dan memperoleh laba yang wajar.
Analisa industri dengan Porter’s Five Force Model: 1.
The intensity of rivalry among existing competitors. Faktor yang mempengaruhi persaingan GSM adalah jumlah kompetitor
yang cukup banyak terutama di Jakarta. 2.
The bargaining power of customers. GSM memiliki customer tetap yaitu seluruh karyawan PT Garuda
Indonesia beserta seluruh anak perusahaan dan bisnis unitnya. Walaupun begitu karena banyaknya usaha sejenis customer jadi mempunyai banyak
pilihan. 3.
The bargaining power of supplier. 4.
Threat from substitutes. Ancaman cukup tinggi
5. Threat of new entry.
Jasa pelayanan kesehatan selalu dibutuhkan, jadi ancaman dari pendatang baru selalu ada.
PT. GMF Aero Asia
Universitas Sumatera Utara
Selain berfungsi sebagai operation support Garuda, GMF juga melayani pemeliharaan pesawat terbang milik maskapai penerbangan lain. Misi GMF
adalah ‘menyediakan pemeliharaan pesawat yang dapat dipercaya dan terintegrasi untuk menciptakan langit yang lebih aman’.
Saat ini nama GMF dikenal sebagai salah satu penyedia jasa maintenance pesawat terbang yang cukup dikenal baik di Indonesia maupun dalam dunia
internasional. Ini terbukti dari jumlah klien yang mempercayakan maintenance pesawatnya pada GMF. Bisa dibilang saat ini GMF berada di tahap ‘star’
karena market sharenya yang cukup luas dan mendapat profit yang cukup besar.
Pada tahap ini misi perusahaan adalah mempertahankan keunggulannya. 1.
The intensity of rivalry among existing competitors. Jumlah penyedia jasa maintenance seperti GMF masih sedikit di
Indonesia, tetapi persaingan di luar negeri sangat ketat
2. The bargaining power of customers
Dengan banyaknya pilihan, customer mamegang peranan penting untuk memilih jasa perusahaan mana yang akan dipakai
3. The bargaining power of supplier. Lemah karena jumlah supllier cukup banyak.
4. Threat from substitutes. 5. Threat of new entry.
Universitas Sumatera Utara
Karena perusahaan maintenance lokal sangat sedikit, masuknya perusahaaan baru ke bidang ini sangat besar.
Dari analisis didapat bahwa persaingan dalam bidang ini cukup ketat, untuk mempertahankan keunggulannya GMF menerapkan strategi
low cost. Strategi ini telah diterapkan oleh GMF dan tampaknya cukup berhasil.
Penerapan Value Chain pada PT Garuda Indonesia dan Business Unitnya. Untuk lebih memahami aktivitas suatu perusahaan dan
mengembangkan competitive advantage, kita perlu memisahkan aktivatas- aktivitas yang ada dalam perusahaan ke dalam suatu value chain. Value
chain diterapkan untuk melihat apakah operasi perusahaan dari tahap desain sampai distribusi bisa ditingkatkan atau biayanya diturunkan. Vlue
chain di bagi ke dalam dua bagian yaitu proses-proses utama primary activities dan aktivitas penunjangnya supporting activities.
Primary activities terbagi menjadi : • Inbound logistics, proses penerimaan dan penyimpanan bahan baku.
Pada Garuda dan BU-nya, proses ini tidak ada karena merupakan perusahaan jasa.
• Production, proses mengubah bahan baku menjadi barang jadi Pada Garuda dan BU-nya, proses ini tidak ada karena merupakan
perusahaan jasa.
Universitas Sumatera Utara
• Outbound logistics, penyimpanan barang jadi Pada Garuda dan BU-nya, proses ini tidak ada karena merupakan
perusahaan jasa. • Sales and marketing, identifikasi kebutuhan customer dan melakukan
penjualan. Bagian Sales di Garuda bertgas untuk menjual jasa. Sedangkan bagian marketing berfungsi untuk mencari tahu kebutuhan pelanngannya.
Misalnya pelayanan macam apa yang diinginkan dan disukai pelanggan. • Maintenance service, misalnya pelayanan kepada customer setelah
penjualan.
Support Activity terbagi menjadi : • Procurement, pembelian barang seperti suplai, peralatan dan material.
Saat ini Garuda menggunakan sistem procurement on-line. Salah satu sistemnya adalah dengan cara e-auction pelelangan secara elektronik
• Technology Development, dukungan teknologi untuk memberikan nilai tambah pada produknya. Pengembangan teknologi untuk pesawat
dilakukan oleh bagian RD di GMF. • Human Resource Management, rekrutmen pegawai, pemberian kerja,
training development dan kompensasi. Pelatihan pilot, pegawai dilakukan oleh business unit Garuda, GATE.
• Firm Infrastructure, terdiri dari struktur organisasi, sistem pengontrolan, kebudayaan perusahaan.Bahasan tentang hal ini ada di chapter 1 dan 3.
Universitas Sumatera Utara
Profit margin yang didapat oleh perusahaan tergantung pada efektivitas dalam melakukan aktivitas-aktivitas diatas dengan efisien.Tidak semua aktivitas-
aktivitas dalam value chain harus dilakukan sendiri oleh perusahaan, melainkan dapat juga dilakukan oleh business unitnya dan sebaliknya operation synergy.
Tindakan seperti ini dapat mengurangi biaya operasional. Tapi yang terjadi sinergi antar business unit ini akan menambah biaya hubungan antar departemen.
Strategi yang diterapkan Garuda agar dapat bertahan untuk menghadapi kompetitornya adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan training
and development pegawai, menerapkan Good Corporate Governance , meningkatkan sinergi antar unit-unit usaha yang tercangkup dalam ‘Garuda Group’, dan menerapkan
aliansi strategis misalnya dengan join service passanger dengan perusahaan penerbangan lain.
Pada umumnya tujuan perusahaan dirumuskan oleh CEO dengan nasehat dari anggota senior manajemen lainnya dan selanjutnya disahkan oleh board of
direktur. Seperti yang tercantum dalam website resminya, tujuan utama Garuda Indonesia adalah kepuasan pelanggan customer satisfaction. Dalam jangka
waktu dua tahun, Garuda telah menghidupkan kembali kebudayaan perusahaan
C. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN