Uji Asumsi Klasik ANALISIS DAN PEMBAHASAN

e = Standard error Interpretasi model sebagai berikut: a. Konstanta a = 1,013 menunjukkan harga konstan, dimana jika nilai variabel X = 0, maka kinerja Y = 1,013 b. Koefisien regresi sebesar 0,290 menyatakan bahwa setiap ada penurunan karena tanda - 1 layanan komunikasi akan menurun sebesar 0,290. namun sebaliknya, jika layanan komunikasi mengalami kenaikan sebesar 1 maka layanan komunikasi juga akan diprediksi mengalami kenaikan sebesar 0,290 c. Koefisien regresi sebesar 0,443 menyatakan bahwa setiap ada penurunan karena tanda - 1 proses pemecahan masalah akan menurun sebesar 0,443. namun sebaliknya, jika proses pemecahan masalah mengalami kenaikan sebesar 1, maka komitmen kerja juga akan diprediksi mengalami kenaikan sebesar 0,443. d. Koefisien regresi sebesar 0,081menyatakan bahwa setiap ada penurunan karena tanda - 1 teknik komunikasi akan menurun sebesar 0,081. namun sebaliknya, jika teknik komunikasi mengalami kenaikan sebesar 1, maka komitmen kerja juga akan diprediksi mengalami kenaikan sebesar 0,081.

D. Uji Asumsi Klasik

Universitas Sumatera Utara a. Uji Normalitas Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonseng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal Situmorang, 2009: 55. Dasar pengambilan keputusannya, bila grafik histgoram menunjukkan pola ditribusi normal dan grafik normal plot menyebar teratur mengikuti garis diagonal, maka data terdistribusi normal. Sedangkan pada Uji Kolmogorov- Smirnov, bila nilai signifikansi lebih besar dari derajat kepercayaan 0,05 maka data terdistribusi normal. Gambar 4.1 Histogram Sumber : Pengolahan Data SPSS 16.0 2010 Gambar 4.2 Universitas Sumatera Utara Normal P-Plot Sumber : Pengolahan Data Spss 16.0 2010 Gambar 4.2 P-Plot menunjukka kn bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diaginal dan mengikuti garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh berdistribusi normal. Uji Normalitas juga dapat dilakukan dengan Kolmogorov Smirnov untuk mengetahui apakah Layanan Komunikasi, Proses Pemecahan Masalah, dan Teknik Komunikasi berdistribusi normal atau tidak. Derikut ini adalah Tabel hasil Uji Kolmogorov Smirnov. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.15 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardi zed Residual N 100 Normal Parameters a,,b Mean .0000000 Std. Deviation 1.22526289 Most Extreme Differences Absolute .107 Positive .067 Negative -.107 Kolmogorov-Smirnov Z 1.067 Asymp. Sig. 2-tailed .205 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Pengolahan Data SPSS 16.0 2010 Menurut Situmorang 2009:62 bahwa, apabila pada hasil Uji Kolmogorov Smirnov, nilai Asymp. Sig 2- tailed lebih besar dari 0,05 α = 5, tingkat signifikan maka data berdistribusi normal. Probabilitas hasil Uji Kolmogorov Smirnov pada Tabel 4.15 yaitu 0,205 lebih besar dari 0,05 0,205 0,05 sehingga model regresi yang didapat adalah berdistribusi normal. 2. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas dilakukan untukmenguji apakah pada model regresi ditemeukan adanya korelasi antarvariabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen atau tidak terjadi multikolinearitas. Gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Variance Inflation Factor VIF. Universitas Sumatera Utara Pengujian multikolinearitas dapat dilihat pada tabel 4.16 sebagai berikut. Tabel 4.16 Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 1.013 1.295 .782 .436 Layanan Komunikasi .290 .079 .317 3.691 .000 .715 1.398 Proses Pemecahan Masalah .443 .105 .440 4.201 .000 .482 2.074 Teknik Komunikasi .081 .139 .057 .583 .561 .549 1.823 a. Dependent Variable: Pemanfaatan Pelayanan Jasa Sumber : Pengolahan Data SPSS 16.0 2010 Data Tabel 4.16 diatas menunjukkan semua variabel independen memiliki angka VIF tidak lebih besar dari 5 dari nilai Tolerance lebih besar dari 0,1. sehingga dapat disimpulkan model regresi tersebut tidak terkena multikolinearitas. Pada Tabel 4.16 dapat dilihat dari nilai Tolerance 0,1 dan VIF 5 sebagai berikut: 1. NIlai VIF Layanan Komunikasi sebesar 1,398 atau lebih kecil dari 5 1,398 5 dan nilai Tolerance sebesar 0,715 atau lebih besar dari 0,1 0,715 0,1, berarti tidak terkena multikol. Maka memenuhi syarat uji regresi linear berganda. Universitas Sumatera Utara 2. Nilai VIF Proses Pemecahan Masalah sebesar 2,074 atau lebih kecil dari 5 2,074 5 dan nilai Tolerance sebesar 0,482 atau lebih besar dari 0,1 0,412 0,1, berarti tidak terkena multikol. Maka memenuhi syarat uji regresi linear berganda. 3. Nilai VIF Teknik Komunikasi sebesar 1,823 atau lebih kecil dari 5 1,823 5dan nilai Tolerance sebesar 0.549 atau lebih besar dari 0,1 0,549 0,1, berartitidak terkena multikol. Maka memenuhi syarat uji regresi linear berganda. 3. Uji Heteroskedastisitas Hasil Pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat pada Gambar 4.3. dari Gambar 4.3, terlihat titik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. hal in berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3 Uji Heteroskedastisitas Sumber : Pengolahan Data SPSS 16.0 2010 Gambar 4.3 dilihat dari grafik Scatterplot yang disajikan, terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai Universitas Sumatera Utara

E. Uji Hipotesis