nominal simpanan wadiah. Dana tersebut dapat digunakan untuk kegiatan komersial dan bank berhak atas pendapatan yang diperoleh dari
pemanfaatan dana wadiah tersebut dalam kegiatan komersil. Pemilik simpanan dapat menarik kembali simpanannya sewaktu-waktu, baik
sebagian atau seluruhnya.
57
Bank tidak boleh menyatakan atau menjanjikan imbalan atau keuntungan apapun kepada pemegang rekening wadiah, dan sebaliknya
pemegang rekening juga tidak boleh mengharapkan atau meminta imbalan atau keuntungan atas rekening wadiah. Setiap imbalan atau
keuntungan yang dijanjikan dapat dianggap riba. Namun demikian, bank atas kehendaknya sendiri, dapat memberikan imbalan berupa bonus
hibah kepada pemegang rekening wadiah.
58
Selain akad wadiah, giro dapat pula menggunakan akad mudharabah
berdasarkan fatwa DSN di atas. Nasabah bertindak sebagai shahibul mal
sedangkan bank bertindak sebagai mudharib yang bertugas mengelola dana untuk usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah. Keuntungan yang diperoleh dari usaha yang dijalankan bank dibagi berdasarkan kesepakatan nisbah yang disepakati di awal transaksi.
2. Tabungan
57
Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah Edisi Revisi, h. 50.
58
Ibid. , h. 51.
a. Pengertian Dalam UU No 10 tahun 1998 disebutkan bahwa tabungan adalah
”Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, atau alat
yang dipersamakan dengan itu”.
59
Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat
ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat pembayaran lainnya yang dipersamakan dengan itu. Nasabah jika hendak mengambil simpanannya
dapat langsung ke bank dengan membawa buku tabungan, slip penarikan atau melalui fasilitas ATM.
60
b. Landasan Hukum Landasan hukum yang mengatur pemberlakuan simpanan
tabungan di bank syariah adalah fatwa Dewan Syariah Nasional. Berdasarkan fatwa DSN No.2DSN-MUIIV2000, tabungan yang
dibenarkan adalah tabungan yang menggunakan prinsip Mudharabah dan Wadiah.
61
Sedangkan tabungan yang diharamkan adalah tabungan yang memakai sistem bunga.
59
UU No 10 tahun 1998, pasal 1 ayat 9
60
Abdul Ghafur Anshari, Perbankan Syariah di Indonesia Jogjakarta, UGM Press. 2007, h.87.
61
Dewan Syari’ah Nasional MUI, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, h. 13.
c. Aplikasi di Bank Syariah Hampir sama dengan giro, pilihan terhadap produk ini tergantung
dengan motif dari nasabah. Jika motifnya hanya menyimpan saja maka bisa dipakai produk tabungan wadiah sedangkan untuk memenuhi
nasabah yang bermotif investasi atau mencari keuntungan maka tabungan mudharabah yang sesuai
62
. Pada BNI Syariah, produk tabungan ini diberi nama Tabungan Syariah Plus. Sebagaimana tabungan
pada bank lain, produk ini memiliki kemudahan dalam penarikan dana secara tunai melalui ATM BNI di seluruh Indonesia.
Akad wadiah pada tabungan disertai dengan kesepakatan bahwa bank syariah dapat mengelola dan menggunakan dana tersebut dan
menjamin pembayaran kembali nominal simpanannya. Bank syariah tidak pernah berbagi hasil dengan pemegang dana berakad wadiah. Bank
dapat mempergunakan dana tersebut untuk tujuan komersial dan tidak boleh menjanjikan imbalan dengan jumlah tertentu di awal akad. Hanya
saja, bank boleh memberikan bonus kepada nasabah dengan jumlah yang ditentukan pihak bank, sehingga pada prakteknya besaran bonus yang
diberikan tidak sama antara satu bank syariah dengan bank syariah lainnya.
63
62
Anshari, Perbankan Syariah di Indonesia, h. 88.
63
Wiroso, Penghimpunan Dana Dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah, Jakarta: PT. Grasindo, 2005, h. 21.
Pada tabungan dengan akad mudharabah, bank bertindak sebagai mudharib
pengelola dan nasabah sebagai shahibul mal penyandang dana. Dana tabungan akan diputar oleh bank dan berpotensi
memperoleh keuntungan. Bank dan nasabah melakukan kesepakatan pembagian keuntungan di awal akad, yaitu pada saat nasabah membuka
tabungan, yang disebut nisbah bagi hasil. Kerugian yang terjadi merupakan tanggungan shahibul mal nasabah, sepanjang kerugian
tersebut bukan disebabkan kelalaian pengelola mudharib. Dalam aplikasinya bank syariah melayani tabungan mudharabah dalam bentuk
targeted saving seperti tabungan qurban, tabungan haji dan tabungan lain
yang dimaksudkan untuk mencapai target dan waktu tertentu.
64
Agar lebih jelas, perhatikan tabel di bawah ini
Tabel 3.2 Perbedaan Tabungan Mudharabah dengan Tabungan Wadiah
65
No. Tabungan Mudharabah
Tabungan Wadiah 1
Sifat Dana Investasi
Titipan 2
Penarikan Hanya dapat dilakukan pada
periodewaktu tertentu Dapat dilakukan setiap saat
3 Insentif
Bagi hasil Bonus
4 Pengembalian
Modal Tidak dijamin dikembalikan
100 Dijamin
dikembalikan 100
64
Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah Edisi Revisi, h. 50.
65
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007, h.118.
3. Deposito