BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tahun 2008 tampaknya merupakan tahun yang berat bagi para pelaku perbankan  syariah.  Ini  disebabkan  waktu  pencapaian  target  pangsa  pasar
perbankan  syariah  sebesar  5    akan  berakhir  kurang  dari  satu  tahun  lagi. Melalui  cetak  biru  pengembangan  perbankan  syariah,  Bank  Indonesia  telah
merencanakan  dan  menetapkan  serangkaian  tahapan  dan  strategi  yang sistematis  dan  terencana  yang  akan  dilaksanakan  hingga  tahun  2015  nanti.
Mengenai  pangsa  pasar,  Bank  Indonesia  menetapkan  harus  berada  pada kisaran 5 di akhir tahun 2008
1
. Entah apa  yang  dijadikan pertimbangan BI kala menetapkan target tersebut, yang jelas berhasil atau tidaknya pencapaian
target tersebut bisa dijadikan tolok ukur nasib perbankan syariah di masa yang akan  datang.  Selain  itu,  ini  merupakan  pertaruhan  kredibilitas  pelaku
perbankan  syariah  dalam  mengawal  kemajuan  ekonomi  Islam  di  tanah  air. Sebagai  informasi  pangsa  pasar  bank  syariah  pada  2006,  ketika  layanan
syariah  baru saja diperbolehkan,  adalah 1,6. Sedangkan pada  Maret 2008,
1
Bank Indonesia, Laporan Perkembangan Perbankan Syariah 2006 Jakarta: Bank Indonesia, 2007, h. 63.
ketika  tulisan  ini  dibuat,  sebesar  1,93  dari  pangsa  pasar  perbankan nasional.
2
Di tahun 2008, pelaku perbankan syariah dipaksa bekerja ekstra keras dan berpikir ekstra cerdas jika betul-betul masih menginginkan target tersebut
tercapai  tepat  pada  waktunya.  Bekerja  ekstra  keras  dengan  meningkatkan profesionalisme  dan  fokus  pekerjaan  pada  bagaimana  meningkatkan  pangsa
pasar  mereka.  Bekerja  keras  membangun  citra  yang  baik  agar  masyarakat menaruh  kepercayaan  dan  menitipkan  uangnya  di  bank  syariah.  Berpikir
ekstra cerdas dengan merancang strategi baru dan mengevaluasi strategi lama. Proses pengambilan keputusan perlu dilakukan dengan cepat, tentunya tanpa
mengabaikan  kualitas  kebijakan  strategis  itu  sendiri.  Strategi    yang  kurang efektif  secepatnya  harus dibuang, sedangkan strategi  yang efektif  harus terus
disempurnakan lagi. Dalam  rangka  memenuhi  target  yang  telah  dibuat,  Bank  Indonesia
mengeluarkan beberapa strategi. Salah satunya adalah strategi layanan syariah yang  dipercaya  paling  efektif  dalam  mengatrol  aset  perbankan  syariah.
Penerapan  praktek  layanan  syariah  pada  perbankan  syariah  diharapkan memberikan  suntikan  tenaga  baru  untuk  membangun  optimisme  pelaku
ekonomi syariah dalam mengejar target pertumbuhan pangsa pasar perbankan
2
Bank Indonesia, Statistik Perbankan Syariah Maret 2008 Jakarta: Bank Indonesia, 2008,  h. 21.
syariah sebesar 5  di akhir 2008.
3
Layanan syariah dipercaya sebagai solusi cerdas  untuk  meningkatkan  pangsa  pasar  perbankan  syariah  karena  selain
menghemat dana, layanan syariah juga memanfaatkan jaringan bank induknya yang sudah cukup luas, sehingga ruang kerja perbankan syariah juga semakin
meluas. Menurut Ramzi  A.  Zuhdi, Direktur Direktorat Perbankan Syariah  BI,
selama  6  bulan  sejak  Mei  2006  telah  muncul  sebanyak  668  layanan  syariah yang  telah  berhasil  menghimpun  dana  pihak  ketiga  sebanyak  Rp  423  miliar.
Dengan adanya layanan syariah, pertumbuhan bank syariah tumbuh 84 pada 2007,  setelah  3  tahun  sebelumnya  DPK  perbankan  syariah  hanya  tumbuh
59,6 saja.
4
Permasalahannya,  waktu  yang  tersisa  dalam  pencapaian  target    5 pangsa pasar sudah sangat sempit. Hingga awal tahun 2008 saja, pangsa pasar
perbankan  syariah  baru  berkisar  1,76  dari  total  bank  di  Indonesia
5
.  Berarti ada  sekitar  3,24    lagi  yang  harus  digarap  dalam  waktu  kurang  dari  satu
tahun. Oleh karena  itu, perlu tindakan  yang super cepat dari para pelaku dan regulator untuk  menambah kecepatan akselerasi  perbankan  syariah  jika tetap
ingin  target  BI  tercapai.  BI  perlu  menelurkan  kebijakan  baru  yang  secara signifikan  mampu  menyulap  atmosfer  dunia  perbankan  syariah  menjadi
3
Bank  Indonesia,  Cetak  Biru  Pengembangan  Bank  Syariah  Indonesia,  Jakarta:  Bank Indonesia, 2002, h.17.
4
Wahyu Daniel, “Office channeling  Dorong Pertumbuhan Bank Syariah”. Diakses pada 10 Maret 2008 dari
www.detik.com
5
Bank Indonesia, Statistik Perbankan Syariah Desember 2007 Jakarta: Bank Indonesia, 2007, h. 21.
kondusif  bagi  pertumbuhan  perbankan  syariah  yang  cepat.    Selain  itu  bank- bank syariah perlu melakukan evaluasi terhadap kebijakan yang telah diambil
sebelumnya,  apakah  berhasil  atau tidak,  efektif  atau  tidak.  Hasil  evaluasi  ini dapat  dijadikan  bahan  pertimbangan  Bank  Indonesia  untuk  menetapkan
kebijakan akselerasi selanjutnya. BNI  merupakan  salah  satu  bank  terbesar  di  Indonesia.  BNI  memiliki
jaringan  yang  luas  di  seluruh  wilayah  Indonesia.  Selain  itu,  BNI  juga memiliki  unit  usaha  syariah.  Dengan  jaringan  yang  luas,  tentunya  peluang
pembukaan  kantor  layanan  syariah  bagi  unit  usaha  syariahnya  terbuka  lebar. Hingga  awal  2008,  BNI  telah  memiliki  24  kantor  cabang  syariah,  30  kantor
cabang  pembantu  syariah  dan  636  kantor  layanan  syariah.
6
Dengan  jumlah kantor  yang  cukup  besar,  kiranya  BNI  cukup  representatif  dan  layak  untuk
dijadikan objek penelitian. Layanan  syariah  telah  beberapa  tahun  dijalankan  dan  tengat  waktu
pencapaian  targetnya  makin  menyempit,  oleh  karenanya  strategi  ini  perlu dievaluasi sejauh mana kontribusinya dalam pencapaian target BI, khususnya
dalam  hal  seberapa  besar  jumlah  pengumpulan  dana  pihak  ketiga  yang berhasil  dikumpulkan.  Masalah  yang  penulis    ingin  jawab  adalah  seberapa
jauh pengaruh jumlah kantor layanan syariah ini terhadap pengumpulan dana pihak  ketiga  dalam  rangka  mensukseskan  target  Bank  Indonesia.  Apabila
6
“Perbankan Syariah, Antara Harapan, Hambatan dan Realita”, diakses pada tanggal 16 April 2008 dari www.okezone.com
permasalahan  ini  terjawab,  maka  dapat  disimpulkan  apakah  layanan  syariah berhasil  ataukah  tidak.  Dari  hasil  tersebut,  pihak  regulator  dapat
mempertimbangkan  penerapan  strategi  ini,  apakah  layak  diteruskan  ataukah harus  segera  dicarikan  solusi  strategi  lain.  Karena  itulah  penulis  membuat
penelitian  yang  berjudul  “PENGARUH  JUMLAH  KANTOR  LAYANAN SYARIAH  TERHADAP  PENGHIMPUNAN  DANA  PIHAK  KETIGA
PADA BNI SYARIAH”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah