Larutan baku kalsium 1000 µgmL dipipet sebanyak 5 mL, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 mL dan dicukupkan hingga garis tanda dengan
akuademineralisata konsentrasi 50 µgmL. Larutan untuk kurva kalibrasi kalsium dibuat dengan memipet 2; 4; 6; 8;
dan 10 mL larutan baku 50 µgmL, masing-masing dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 mL dan dicukupkan hingga garis tanda dengan akuademineralisata
larutan ini mengandung 2,0; 4,0; 6,0; 8,0; dan 10,0 µgmL dan diukur pada panjang gelombang 422,7 nm.
3.5.6.3 Pembuatan Kurva Kalibrasi Natrium
Larutan baku natrium 1000 µgmL dipipet sebanyak 1 mL, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 mL dan dicukupkan hingga garis tanda dengan
akuademineralisata konsentrasi 10 µgmL. Larutan untuk kurva kalibrasi natrium dibuat dengan memipet 1,0; 2,0;
3,0; 4,0; dan 5,0 mL larutan baku 10 µgmL, masing-masing dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 mL dan dicukupkan hingga garis tanda dengan
akuademineralisata larutan ini mengandung 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; dan 1,0 µgmL dan diukur absorbansinya pada panjang gelombang 589,0 nm.
3.5.7 Penetapan Kadar Mineral Dalam Sampel 3.5.7.1 Penetapan Kadar Kalium
Larutan sampel daun kucai segar dan direbus hasil dekstruksi sebanyak 0,1 mL dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 mL dan dicukupkan dengan
akuademineralisata hingga garis tanda. Diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer serapan
atom pada panjang gelombang 766,5 nm dengan nyala udara-asetilen. Nilai
absorbansi yang diperoleh harus berada dalam rentang kurva kalibrasi larutan baku kalium. Konsentrasi kalium dalam sampel ditentukan berdasarkan
persamaan garis regresi dari kurva kalibrasi.
3.5.7.2 Penetapan Kadar Kalsium
Larutan sampel daun kucai segar dan direbus hasil dekstruksi sebanyak 1 mL dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 mL dan dicukupkan dengan
akuademineralisata hingga garis tanda. Diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer serapan
atom pada panjang gelombang 422,7 nm dengan nyala udara-asetilen. Nilai absorbansi yang diperoleh harus berada dalam rentang kurva kalibrasi larutan
baku kalsium. Konsentrasi kalsium dalam sampel ditentukan berdasarkan persamaan garis regresi dari kurva kalibrasi.
3.5.7.3 Penetapan Kadar Natrium
Larutan sampel daun kucai segar dan direbus hasil dekstruksi sebanyak 1 mL dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 mL dan dicukupkan dengan
akuademineralisata hingga garis tanda. Diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer serapan
atom pada panjang gelombang 589,0 nm dengan nyala udara-asetilen. Nilai absorbansi yang diperoleh harus berada dalam rentang kurva kalibrasi larutan
baku natrium. Konsentrasi natrium dalam sampel ditentukan berdasarkan persamaan garis regresi dari kurva kalibrasi.
3.5.8 Perhitungan Kadar Kalium, Kalsium dan Natrium dalam Sampel
Menurut Ganjar dan Rohman 2007 kadar kalium, kalsium dan natrium dalam sampel dapat dihitung dengan cara berikut:
Kadar µgmL =
Keterangan: C = Konsentrasi logam dalam larutan sampel µgmL
V = Volume larutan sampel mL Fp = Faktor pengenceran
W =
Berat sampel gram
3.5.9 Analisa Data Secara Statistik 3.5.9.1 Penolakan Hasil Pengamatan