Gambaran Hasil Uji Laboratorium Kadar Kadmium Uji Normalitas

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Lama Konsumsi Beras di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2014 Variabel n Persentase 5-10 Tahun 8 17,4 15-20 Tahun 8 17,4 20-25 Tahun 6 13,0 30 tahun 24 52,2 Total 46 100 Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa responden lebih banyak yang mengkonsumsi beras 30 tahun yaitu sebanyak 24 orang 52,2, sedangkan yang lebih sedikit adalah responden yang mengkonsumsi beras 20-25 tahun yaitu sebanyak 6 orang 13,0. Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Lama Tinggal di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2014 Variabel n Persentase 5-10 Tahun 2 4,3 15-20 Tahun 8 17,4 20-25 Tahun 4 8,7 30 tahun 32 69,6 Total 46 100 Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui bahwa responden lebih banyak yang tinggal menetap di daerah irigasi selama 30 tahun yaitu sebanyak 32 orang 69,9, sedangkan yang lebih sedikit adalah responden yang tinggal menetap di daerah irigasi selama 5-10 tahun yaitu sebanyak 2 orang 4,3.

4.2.2 Gambaran Hasil Uji Laboratorium Kadar Kadmium

Dari hasil uji laboratorium diketahui bahwa kadar kadmium dalam air irigasi tertinggi adalah 0,34 mll di Desa Mataram. Kadar kadmium dalam beras tertinggi Universitas Sumatera Utara adalah 0,019 mgkg terdapat di Desa Purwodadi, Desa Kali Bening, Desa Sumber Sari dan Desa Karyadadi. Sedangkan kadar kadmium tertinggi pada urine adalah 0,088 mll terdapat di desa Mataram. Secara Rinci dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini. Tabel 4.4 Hasil Uji Laboratorium Kadar Kadmium dalam Air Irigasi, Beras dan Urine Responden di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2014 Desa Air Irigasi Beras Urine Titik Sampel Air Kadar Kadmium mll Responden Kadar Kadmium mgkg Responden Kadar Kadmium mgkg Desa Purwodadi 1 0,018 1 0,018 1 0,054 2 0,040 2 0,017 2 0,019 3 0,056 4 0,042 5 0,052 3 0,014 3 0,018 6 0,021 Desa Mataram 1 0,034 1 0,016 1 0,088 2 0,054 3 0,060 2 0,033 2 0,013 4 0,054 5 0,067 3 0,034 3 0,015 6 0,041 Desa F. Trikoyo 1 0,018 1 0,018 1 0,036 2 0,036 3 0,035 2 0,017 2 0,016 4 0,036 Desa Kali Bening 1 0,018 1 0,018 1 0,054 2 0,040 3 0,056 2 0,017 2 0,019 4 0,042 5 0,052 3 0,014 3 0,018 6 0,041 Desa Widodo 1 0,016 1 0,016 1 0,063 2 0,054 2 0,016 2 0,013 3 0,059 4 0,054 5 0,067 3 0,015 3 0,015 6 0,054 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 Lanjutan Desa Air Irigasi Beras Urine Titik Sampel Air Kadar Kadmium mll Responden Kadar Kadmium mgkg Responden Kadar Kadmium mgkg Desa Ketuan 1 0,017 1 0,016 1 0,023 2 0,024 2 0,013 2 0,013 3 0,019 4 0,023 5 0,021 3 0,014 3 0,015 6 0,021 Desa Sumber Sari 1 0,018 1 0,018 1 0,054 2 0,040 2 0,017 2 0,019 3 0,056 4 0,042 5 0,052 3 0,014 3 0,018 6 0,021 Desa Karyadadi 1 0,018 1 0,018 1 0,054 2 0,040 3 0,056 2 0,017 2 0,019 4 0,042 5 0,052 3 0,014 3 0,018 6 0,041 Total 23 23 46 4.3 Analisis Bivariat Analisis hubungan Karakteristik penduduk dan kadar kadmium dalam beras terhadap kadar kadmium urine penduduk di Kabupaten Musi Rawas tahun 2014 menggunakan uji pearson dan uji t.

4.3.1 Uji Normalitas

Sebelum dilakukan analisis bivariat maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas pada variabel lama konsumsi beras beras, lama tinggal di daerah irigasi dan kadar kadmium dalam beras sebagai variabel independen serta uji normalitas Universitas Sumatera Utara variabel kadar kadmium pada urine sebagai variabel dependen. Hasil uji statistik menyatakan bahwa seluruh variabel berdistribusi normal. Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Variabel Dependen dan Variabel Independen Variabel p value Keterangan Lama konsumsi beras 0,157 Normal Lama Tinggal di Daerah Irigasi 0,165 Normal Kadar Kadar kadmium dalam beras 0,475 Normal Kadar Kadmium pada Urine 0,235 Normal 4.3.2 Analisis Korelasi Antara Lama Konsumsi Beras dengan Kadar Kadmium dalam Urine Penduduk di Kabupaten Musi Rawas tahun 2014 Berdasarkan hasil analisis statistik Hubungan Lama Konsumsi Beras dengan Kadar Kadmium dalam Urine dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini: Tabel 4.6 Hasil Uji Statistik Korelasi Lama konsumsi Beras, Lama Tinggal, dan Kadar Kadmium dalam Beras dengan Kadar Kadmium Urine Responden di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2014 Variabel p value R Lama Konsumsi Beras 0,001 0,626 Lama Tinggal 0,001 0,426 Kadar Kadmium dalam Beras 0,021 0,339 Tabel 4.6 menunjukkan bahwa pada hasil uji statistik korelasi pearson terbukti secara signifikan memiliki korelasi p value = 0,001 0,05 dengan kadar kadmium dalam urine penduduk di Kabupaten Musi Rawas tahun 2014. Dengan nilai r = 0,626, dapat disimpulkan bahwa variabel lama konsumsi beras dan kadar kadmium pada urine menunjukkan hubungan yang positif yang artinya apabila semakin lama responden mengonsumsi beras maka semakin tinggi pula kadar kadmium dalam urine dan demikian juga sebaliknya apabila semakin rendah waktu Universitas Sumatera Utara responden mengonsumsi beras maka semakin rendah juga kadar kadmium dalam urinenya. Nilai r berada diantara 0,51–0,75 artinya mempunyai kekuatan hubungan yang kuat antara lama konsumsi dengan kadar kadmium dalam urine. 4.3.3 Analisis Korelasi Antara Lama Tinggal dengan Kadar Kadmium dalam Urine Penduduk di Kabupaten Musi Rawas tahun 2014 Berdasarkan hasil analisis statistik Hubungan Lama Tinggal dengan Kadar Kadmium dalam Urine pada tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa pada hasil uji statistik korelasi pearson terbukti secara signifikan memiliki korelasi p value = 0,001 0,05 dengan kadar kadmium dalam urine penduduk di Kabupaten Musi Rawas tahun 2014. Dengan nilai r = 0,426, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel lama tinggal di daerah irigasi dan kadar kadmium pada urine menunjukkan hubungan yang positif yang artinya apabila semakin lama responden tinggal di daerah aliran irigasi maka semakin tinggi pula kadar kadmium dalam urine dan demikian juga sebaliknya apabila semakin rendah waktu responden tinggal di daerah aliran irigasi maka semakin rendah juga kadar kadmium dalam urinenya. Nilai r berada diantara 0,25–0,50 artinya mempunyai kekuatan hubungan yang sedang antara lama tinggal dengan kadar kadmium dalam urine. 4.3.4 Analisis Hubungan Antara Jenis Kelamin dengan Kadar Kadmium dalam Urine Penduduk di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2014 Berdasarkan hasil analisis statistik Hubungan Jenis Kelamin dengan Kadar Kadmium dalam Urine dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik Perbedaan Rerata Kadar Kadmium Urine Responden berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2014 Jenis Kelamin n Mean SD P Value Laki-laki 23 1,78 0,422 0,53 Perempuan 23 1,48 0,511 0,53 Total 46 Tabel 4.7 menunjukkan bahwa pada hasil uji statistik menggunakan uji t independen sample test diperoleh bahwa nilai rerata Mean kadar kadmium dalam urine sebesar 1,78 dan 1,48 berdasarkan jenis kelamin dan nilai p value sebesar 0,053 sehingga secara signifikan tidak ada perbedaan kadar kadmium dalam urine penduduk berdasarkan jenis kelamin. 4.3.5 Analisis Korelasi Antara Kadar Kadmium dalam Beras dengan Kadar Kadmium dalam Urine Penduduk di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2014 Berdasarkan hasil analisis statistik Hubungan Kadar kadmium dalam Beras dengan Kadar Kadmium dalam Urine pada tabel 4.7 diatas menunjukkan bahwa pada hasil uji statistik korelasi pearson terbukti secara signifikan memiliki korelasi p value = 0,021 0,05 dengan kadar kadmium dalam urine penduduk di Kabupaten Musi Rawas tahun 2014. Dengan nilai r = 0,339, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kadar kadmium dalam beras dan kadar kadmium pada urine menunjukkan hubungan yang positif yang artinya semakin tinggi kadar kadmium dalam beras maka semakin tinggi juga kadar kadmium dalam urine dan demikian juga sebaliknya jika semakin rendah kadar kadmium dalam beras maka semakin rendah juga kadar kadmium dalam urine. Nilai r berada diantara 0,26–0,50 artinya mempunyai kekuatan Universitas Sumatera Utara hubungan yang sedang antara kadar kadmium dalam beras dengan kadar kadmium dalam urine. 4.4 Analisis Multivariat 4.4.1 Analisis Pengaruh Lama Konsumsi Beras, Lama Tinggal, Jenis Kelamin, dan Kadar Kadmium dalam Beras terhadap Kadar Kadmium dalam Urine Penduduk di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2014 Analisis pengaruh lama konsumsi beras, lama tinggal, jenis kelamin, dan kadar kadmium dalam beras dengan kadar kadmium urine penduduk di Kabupaten Musi Rawas tahun 2014 menggunakan analisis regresi linier berganda dengan metode enter. Namun sebelum dilakukan analisis regresi linier berganda maka terlebih dahulu dilakukan analisis pengujian asumsi sebagai syarat sebelum dilakukannya analisis regresi linier berganda, adapun pengujian asumsi yang dilakukan adalah 1. Asumsi Linearity Hasil analisis asumsi linearity diketahui bahwa nilai p-Anova = 0,0001 maka asumsi linearity dari variabel lama konsumsi beras, lama tinggal, jenis kelamin dan kadar kadmium dalam beras terpenuhi. Hasil dapat dilihat secara rinci pada lampiran. 2. Asumsi Eksistensi Hasil analisis asumsi eksistensi diketahui bahwa nilai mean residual adalah 0,0000001 dengan demikian asumsi eksistensi dari variabel lama konsumsi beras, lama tinggal, jenis kelamin, dan kadar kadmium dalam beras terpenuhi. Hasil dapat dilihat secara rinci pada lampiran. Universitas Sumatera Utara 3. Asumsi Hemocedasticity Hasil asumsi Hemocedasticity terlihat bahwa scatter plot tidak membentuk suatu pola tertentu sehingga asumsi hemocedasticity dari variabel lama konsumsi beras, lama tinggal, jenis kelamin, dan kadar kadmium dalam beras terpenuhi. Hasil dapat dilihat secara rinci pada lampiran. 4. Asumsi Independency Hasil analisis asumsi independency terlihat bahwa nilai hasil uji Durbin- Watson adalah 1,419. Hal ini berarti bahwa asumsi independency dari variabel lama konsumsi beras, lama tinggal, jenis kelamin, dan kadar kadmium dalam beras terpenuhi. Hasil dapat dilihat secara rinci pada lampiran. 5. Asumsi Multivariat Normalitas Hasil analisis multivariat normalitas pada diagram histogram terlihat bahwa diagram membentuk pola. Hal ini berarti bahwa asumsi multivariat normalitas dari variabel lama konsumsi beras, lama tinggal, jenis kelamin, dan kadar kadmium dalam beras terpenuhi. Hasil dapat dilihat secara rinci pada lampiran. 6. Asumsi Collinearity Hasil analisis collinearity terlihat bahwa nilai VIF berada dibawah 10. Hal ini berarti bahwa asumsi collinearity dari variabel lama konsumsi beras, lama tinggal, jenis kelamin, dan kadar kadmium dalam beras terpenuhi. Hasil dapat dilihat secara rinci pada lampiran. Setelah dilakukan analisis pengujian asumsi linearity, eksistensi, homocedasticity, independency, multivariat normalitas dan collinearity dimana Universitas Sumatera Utara seluruh hasil uji nya terpenuhi. Hal ini menunjukkan bahwa variabel lama konsumsi beras, jenis kelamin, lama tinggal, dan kadar kadmium dalam beras memenuhi syarat untuk dilakukannya analisis regresi linier berganda yang hasilnya sebagai berikut : Tabel 4.8 Hasil Akhir Uji Regresi Linier Berganda Variabel B p value Lama Konsumsi Beras 0,241 0,008 Lama Tinggal 0,044 0,016 Jenis Kelamin 0,008 0,010 Kadar Kadmium dalam Beras 0,013 0,011 Constant -0,221 Tabel 4.8 menunjukkan bahwa dari keempat variabel independen yaitu lama konsumsi beras, lama tinggal, jenis kelamin, dan kadar kadmium dalam beras memiliki korelasi dengan variabel dependen yaitu kadar kadmium dalam urine, setelah dianalisis dengan regresi multivariat maka diperoleh semua variabel independen memiliki pengaruh terhadap kadar kadmium dalam urine. Variabel yang paling dominan mempengaruhi adalah lama konsumsi beras b=0,0241. Persamaan akhir garis regresi linier yang diperoleh dinyatakan sebagai berikut : P z = -0,221+0,0241X1+0,044X2+0,008X3+0,013 X4 Keterangan : Pz : Prediksi kadar kadmium dalam urine X1 : Lama konsumsi beras X2 : Lama tinggal X3 : Jenis kelamin X4 : Kadar kadmium dalam beras Universitas Sumatera Utara Nilai R-square 0,646 yang artinya lama konsumsi beras, lama tinggal,jenis kelamin, dan kadar kadmium dalam beras mempengaruhi kadar kadmium dalam urine sebesar 64,6 sedangkan 35,4 dipengaruhi oleh faktor lainnya yang tidak diteliti. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 PEMBAHASAN