D. Koordinasi Bappeda Provinsi Sumatera Utara
Dalam Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2009 tentang koordinasi kegiatan instansi vertikal di daerah yang dimaksud dengan koordinasi adalah : upaya yang
dilaksanakan oleh Kepala wilayah guna mencapai keselrasan, keserasian, dan keterpaduan baik pembangunan maupun pelaksanaan tugas serta kegiatan semua
instansi vertikal. Dan antara lain instansi vertikal dengan dinas daerah agar tercapai hasil guna dan daya guna yang sebesar-besarnya.
65
Sedangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja perangkat daerah Propinsi Sumatera Utara
khususnya dalam pasal 2 ayat 2 yang berbunyi “Pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan daerah, penelitian, pengembangan dan statistik” adalah
salah satu fungsi dari BAPPEDA dalam wewenang nya mengatur koordinasi perencanaan antara instansi vertikal di daerah Propinsi Sumatera Utara.
Dalam Koordinasi, Pemerintah Daerah dapat mengadopsi sistem yantg disarankan oleh pemerintah sesuai dengan kebutuhan dan kondisinya, dengan tetap
memperhatikan standard dan pedoman yang ditetapkan. Berdasarkan hal tersebut, jelas tampak adanya suatu kerjasama antara
BAPPEDA Provinsi Sumatera Utara dengan instansi vertikal lainnya sehingga tanpa hubungan kerjasama tersebut tidak mungkin pembangunan dapat dilaksanakan.
65
Peraturan Daerah No. 8 Tahun 2009 Tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah
Universitas Sumatera Utara
Oleh karena itu, Adapun sistem koordinasi yang dilakukan oleh Bappeda Propinsi Sumatera Utara dalam melaksanakanmenyelenggarakan rencana
pembangunan terbagi atas 2 dua sistem yaitu :
66
1. Koordinasi kedalam intern
2. Koordinasi keluar ekstern
Ad.1 Koordinasi Kedalam intern
Yang dimaksud dengan koordinasi kedalam intern adalah, koordinasi yang dilakukan Bappeda Propinsi Sumatera Utara semua Kepala Dinas dan seksi-seksi
yang berada dalam lingkungan Bappeda. Salah satu sistemcara yang ditempuh adalah mengatur pembagian tugas pekerjaan job description.
Namun demikian, dalam Pembagian tugaspekerjaan setiap dinas yang diatur dalam peraturan daerah itu masing-masing pada hakekatnya merupakan
penyelenggaraan koordinasi, karena dengan adanya pembagian tugas tersebut tidak terjadi tumpang tindih Overlapping dalam prakteknya, sehingga berjalan dengan
baik. Disamping itu, juga dilakukan sistem rapat kerja yang dilakukan setiap tahun
beberapa kali tergantung kebutuhan. Rapat Kerja ini biasanya melibatkan semua unsur-unsur yang ada dalam lingkungan Bappeda Propinsi Sumatera Utara. Termasuk
bahagian dari peranan koordinasi dalam melaksanakan Pemerintahan Daerah, yaitu agar tercapainya kesatuan tindakan antara unit-unit dari organisasi yang satu dengan
yang lainnya tercapai.
66
Wawancara Penulis dengan Kepala Bappeda Pemerintahan Daerah Propinsi Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Ad.2. Koordinasi Keluar ekstern
Koordinasi keluar ekstern ini adalah koordinasi yang dilakukan oleh Bappeda Propinsi Sumatera Utara dengan instansi-instansi vertikal.dinas-dinas daerah
yang ada di wilayah Propinsi Sumatera Utara. Yang dikoordinasikan disini terutama rencana pembangunan daerah Propinsi Sumatera Utara, rencana mengentaskan
kemiskinan. Oleh karena itu, Adapun carasistem yang ditempuh selama ini dalam
melakukan koordinasi keluar ini hal ini mengingat dengan mengadakan rapat koordinasi pembangunan Rakoorbang yang dilakukan sekali setahun dan rapat
insidentil. Rapat insidentil ini dilakukan apabila ada suatu proyek pembangunan yang melibatkan beberapa instansi ataupun dinas. Tujuannya untuk mencegah timbulnya
tumpang-tindih. Berkenaan dengan hal tersebut, Adapun cara ataupun sistem yang
dilaksanakan BAPPEDA Provinsi Sumatera Utara dalam merencanakan suatu pembangunan dengan mengadakan koordinasi yang ada di lingkungan daerah
Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut: Pertama BAPPEDA Provinsi Sumatera Utara merencanakan suatu pembangunan kemudian
mengkoordinasikannya dengan instansi yang bersangkutan untuk itu, kemudian merumuskan langkah-langkah kebijaksanaan dan sekaligus cara pemecahannya
setelah hal-hal tersebut diatas ditempuh, maka BAPPEDA Provinsi Sumatera Utara melakukan pengkoordinasian penyusunan program tahunan.
Akan tetapi berdasarkan penelitian penulis ada beberapa Usaha koordinasi yang dilakukan Bappeda Propinsi Sumatera Utara antara lain adalah usaha
Universitas Sumatera Utara
menterpadukan berbagai rencana pembangunan yang telah disusun Bappeda dengan instansi-instansi vertikal. Rencana yang dimaksud meliputi rencana kerja
pembangunan daerah RKPD, Rencana Umum Tata Ruang Daerah, Dan Rencana mengentaskan kemiskinan.
Sebagaimana kita pahami, bahwa dengan wewenang yang dimiliki Bappeda Propinsi Sumatera Utara sebagai perpanjang tanganan Gubernur, dalam menentukan
kebijakan dibidang perencanaan pembangunan, mempunyai mekanisme dalam rangka mengkoordinasi rencana-rencana pembangunan tersebut.konstruksi ini memberikan
koordinasi dalam usaha menyatukan kegiatan-kegiatan dari suatu rencana kerja sehingga rencana pembangunan tersebut diharapkan dapat menjamin adanya
kerjasama dengan instansi vertikal lainnya yang serasi antara keduanya guna mencapai tertib Pemerintahan Daerah.
Maka bila dihubungkan, dibawah koordinasi Bappeda, usul rencanaprogram proyek hasil temu karya pembangunan tingkat kecamatan serta usulan rencana dari
dinas-dinas, satuan organisasi pada sekretariatan daerah, dan instansi-instansi vertikal secara intern dibahas dan dilaksanakan terlebih dahulu oleh Bappeda bersama-sama
dengan bagian pembangunan dan bagian keuangan kantor Gubernur serta pembangunan Propinsi Sumatera Utara kemudian dengan petunjuk, bimbingan dan
pengarahan Gubernur Sumatera Utara mengenai strategi maupun prioritas pembangunan dengan berpedoman kepada Unang-undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang sistem perencanaan organisasi dan tata kerja perangkat daerah Propinsi Sumatera Utara maka dibawah koordinasi Kepala Bappeda, usul rencana
programproyyek pembangunan tersebut dibahas lagi dalam suatu forum rapat
Universitas Sumatera Utara
koordinasi pembangunan Rakoorbang Propinsi, yang diikuti para Camat, Kepala Dinas Daerah, instansi-instansi vertikal, dan satuan organisasi dalam lingkungan
sekretariat daerah Propinsi Sumatera Utara dengan tujuan untuk memperoleh keterpaduan dan keserasian programproyek pembangunan daerah Propinsi Sumatera
Utara. Memperhatikan hal tersebut diatas, maka Bappeda Propinsi Sumatera Utara
sebagaimana penulis kemukakan sebelumnya harus aktif untuk melakukan koordinasi perencanaan pembangunan di daerah, dimana koordinasi tersebut dilakukan melalui
suatu rapat koordinasi pembangunan Rakoorbang daerah Propinsi Sumatera Utara. Rapat koordinasi yang dilakukan selain menyusun Daftar Usulan Proyek DUP, juga
merupakan sarana koordinasi perencanaan daerah Propinsi Sumatera Utara. Tujuan Koordinasi tersebut adalah untuk mencapai pembangunan daerah yang
terpadu dan terarah, koordinasi rencana-rencana pembangunan perlu ditingkatkan. Bappeda Propinsi Sumatera Utara harus aktif dalam mengatur perencanaan
pembangunan yang akan dilaksanakan. Koordinasi perencanaan melalui Rakoorbang yang hanya dilaksanakan sekali setahun, belum cukup untuk mendapatkan hasil yang
diharapkan yakni terciptanya pembangunan daerah yang terpadu dan terarah. Oleh karena itu diperlukan rapat-rapat koordinasi baik secara lintas sektoral antara sesama
instansi lain yang melakukan proyek-proyek pembangunan yang mungkin berkaitan satu sama lain.
Berdasarkan pemikiran diatas, maka untuk mengatasi kendala yang bersifat prosedural, maka perlu menyempurnakan koordinasi dan rencana-rencana
pembangunan daerah dalam melaksanakan proyek-proyek pembangunan, baik yang
Universitas Sumatera Utara
didasarkan pada Peraturan Peneintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Sumatera Utara, agar tercapai
hasil guna dan daya guna yang diharapkan.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV KEDUDUKAN DAN PERANAN BAPPEDA SEBAGAI PERENCANAAN
PEMBANGUNAN DI PROVINSI SUMATERA UTARA A.
Kedudukan dan Peranan Bappeda dalam Perencanaan Pembangunan Provinsi Sumatera Utara
Kedudukan Bappeda Provinsi Sumatera Utara merupakan badan staf yang langsung berada di bawah dan bertanggung-jawab kepada kepala daerah. Hal ini
berarti bahwa Bappeda bukanlah merupakan Badan Perencanaan Pembangunan yang berdiri sendiri diluar daripada tanggung-jawab dari Kepala Daerah yang
bersangkutan, tetapi badan tersebut dibentuk adalah untuk bekerja dan membantu kepala daerah dalam melaksanakan pekerjaan sebagai kepala daerah dalam
melaksanakan pekerjaan sebagai Kepala Daerah yang bertugas untuk merencnakan pembangunan serta mengadakan penilaian atas pelaksanaannya.
Dari ketentuan diatas, maka dapat diketahui bahwa, Bappeda Tingkat I Provinsi adalah Badan Staf yang langsung berada di bawah dan bertanggung-jawab
kepada GubernurKepala Daerah Tingkat I. hal ini berarti bahwa Bappeda Tingkat I mempunyai tugas membantu GubernurKepala Daerah Tingkat I pemerintah
Provinsi Sumatera Utara dalam menentukan kebijakan di bidang Perencanaan Pembangunan Daerah Tingkat I serta penilaian atas pelaksanaannya.
67
Kemudian menurut ketentuan yang telah diatur dalam Keputusan Gubernur Sumatera Provinsi Sumatera Utara Nomor: 061.1-433.K Tahun2002 Tentang
67
Bappeda Provinsi Sumatera Utara.go.idWednesday10 Juni 2010, 20:00
Universitas Sumatera Utara