1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekarang ini banyak orang yang berpenghasilan tinggi akantetapi bingung untuk menginvestasikan sebagian penghasilannya. Ada banyak alternatif pilihan
untuk melakukan investasi, antara lain: menabung atau mendepositokan uang di bank-bank syariah terpercaya, selain itu ada sebagian orang membelikan uang
tersebut kedalam bentuk emas baik dalam bentuk perhiasan maupun emas batanganlantakan. Dari kedua pilihan tersebut mana yang lebih baik dan
menguntungkan. Kalau dilihat dari sisi fungsi mungkin lebih menguntungkan emas
daripada tabungan atau deposito. Secara fungsi uang sebagai penyimpan nilai, sedangkan emas adalah sebagai pelindung nilai. Kenapa demikian, karena nilai
uang sangat terpengaruh dengan tingkat inflasi. Sedangkan emas tidak terpengaruh oleh tingkat inflasi. Emas tidak terpengaruh oleh inflasi ataupun
kebijakan moneter pemerintah. Bahkan ketika terjadi krisis ekonomi harga emas cenderung melambung naik. Dan ketika keadaan ekonomi mulai membaik harga
emas juga cenderung stabil. Bahkan harga emas dari tahun ke tahun selalu mengalami kenaikan dan rata-rata kenaikan adalah 10 persen sampai dengan 18
persen pertahun. Bisa dibayangkan jika menyimpan atau mengivestasikan uang kedalam bentuk emas dalam jangka waktu panjang. Karena emas adalah investasi
dalam bentuk jangka menengah ataupun jangka panjang. Sifat emas yang liquid adalah keuntungan. Selain itu, karena emas bisa diuangkan kapan saja dan dimana
saja. Berbeda dengan deposito hanya bisa diambil dengan batas waktu tertentu dan tempat tertentu. Ketika akan menjual atau menggadaikan emas tidak akan
terkena potongan pajak. Adapun alasan kenapa harga emas selalu mengalami kenaikan harga, itu dikarenakan persediaan emas di perut bumi sangat terbatas.
Emas adalah barang tambang yang jumlahnya semakin lama akan semakin berkurang, sedangkan permintaan emas semakin bertambah. Itulah yang
menyebabkan harga emas dari tahun ketahun mengalami peningkatan. Membeli emas secara cicil sekarang dapat dilakukan oleh para nasabah
melalui bank syariah.
1
Saat ini, bank syariah mulai berkembang pesat di Indonesia dan cukup diminati oleh masyarakat luas. Beberapa bank syariah telah
menyediakan produk yang memungkinkan para nasabahnya untuk memperoleh pembiayaan dalam kepemilikan emas. Oleh karena itu, hal ini memiliki dampak
positif bagi produk cicil emas pada bank syariah yang menjadi pilihan terbaik yang dipilih oleh masyarakat umum.
Emas merupakan salah satu investasi yang relatif aman. Emas banyak digunakan sebagai standar keuangan di berbagai negara di dunia dan emas juga
1
Joko Salim, 10 Investasi Paling Gampang Paling Aman, Jakarta : Transmedia Pustaka ,2010, Cet. ke-1, hlm.40.
dapat digunakan sebagai perhiasan serta cadangan devisa.
2
Emas merupakan barang dengan tingkat permintaan yang tinggi baik untuk proteksi aset dari
gerusan inflasi, kepentingan berjaga, kebutuhan tabungan haji, maupun investasi. Harga emas di dunia dalam jangka waktu panjang cenderung naik. Hampir setiap
lima tahun, harga emas naik minimal 100 persen. Investasi emas dapat dilakukan dengan berbagai bentuk. Namun demikian, Investasi emas berbentuk produk cicil
emas di bank syariah menarik minat para nasabah, walaupun banyak risiko yang harus dihadapi sehingga perlu ada strategi penanganannya.
Salah satu Bank Syariah yang menawarkan produk Cicil Emas adalah Bank Syariah Mandiri BSM. BSM Cicil Emas memberi kesempatan kepada
masyarakat umum untuk memiliki emas batangan dengan cara mencicil. Akad yang digunakan pada pembiayaan kepemilikan emas adalah murabahah dengan
jaminan diikat dengan rahn gadai. BSM membiayai jenis emas batangan dengan berat minimal sepuluh gram hingga 250 gram. Memanfaatkan cicil emas Bank
Syariah Mandiri BSM untuk merencanakan masa depan dan percepatan asset para nasabahnya serta membantu nasabah untuk membiayai pembelian atau
kepemilikan emas berupa emas batangan atau emas lantakan. Pembayaran produk BSM Cicil Emas dengan cara angsuran dalam jumlah yang sama setiap bulan.
Sedangkan nilai pembiayaan jenis emas batangan maksimal 80 persen dari harga jual dengan uang muka 20 persen. Jangka waktu BSM Cicil Emas adalah lima
2
Ihsan Palaloi, Muhammad dkk, Kemilau Investasi Emas, Jakarta : Science Research Foundation, 2006, cet.ke-1, hlm.21.
tahun, waktu pembiayaan paling singkat dua tahun dan itu jangka waktu yang paling lama. Nilai maksimal pembiayaan adalah Rp.150.000.000,-. Dan produk
BSM Cicil Emas ini bisa diakses di 590 outlet Kantor Cabang KC dan Kantor Cabang Pembantu KCP. Bank Syariah Mandiri menawarkan kemudahan dan
keamanan bagi para nasabah dalam transaksi cicilan emas. Manajemen BSM juga menjamin keaslian emas, hal ini dikarenakan BSM memiliki mesin deteksi emas
yang canggih.
3
Adapun Fatwa Majelis Ulama Indonesia MUI Nomor: 77DSN- MUIV2010 tentang jual beli emas secara tidak tunai menjelaskan bahwa pada
cicil emas itu diperbolehkan selama emas tidak menjadi alat tukar uang, baik melalui jual beli biasa atau jual beli murabahah. Dalam transaksi ini ada tiga
batasan dan ketentuan sebagai berikut: 1.
Harga jual tsaman tidak boleh bertambah selama jangka waktu perjanjian meskipun ada perjanjian waktu setelah jatuh tempo.
2. Emas yang dibeli dengan pembayaran tidak tunai boleh dijadikan jaminan
rahn. 3.
Emas yang dijadikan jaminan sebagaimana dimaksud dalam angka dua tidak boleh diperjualbelikan atau dijadikan obyek akad lain yang menyebabkan
perpindahan kepemilikan.
4
3
BSM Cicil Emas. www.syariahmandiri.co.id. dikutip pada tanggal 14 april 2014 .
4
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional No 77DSN-MUIIV2010, Jakarta : MUI, 2010.
Dalil al- Qur’an yang digunakan fatwa diatas merujuk pada dalil induk
pembolehan jual-beli yaitu Surat Al-Baqarah ayat 275. Bank Indonesia BI secara resmi juga mengeluarkan aturan mengenai
kepemilikan emas menggunakan akad murabahah. Dengan akad tersebut, nasabah bisa memiliki emas dengan cara mencicil. Aturan yang tertuang dalam
SE Nomor 1416DPbS perihal produk Pembiayaan Kepemilikan Emas PPKE tersebut berlaku bagi Bank Umum Syariah BUS, Unit Usaha Syariah UUS,
dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah BPRS. Objek PKE yang dimaksud ialah emas batangan atau perhiasan.
5
Menurut PBI No.11252009 tentang penerapan manajemen risiko bagi bank umum seperti Bank Umum Syariah, bahwa : Bank Umum Syariah wajib
menerapkan manajemen risiko paling kurang untuk empat 4 jenis risiko diantaranya: risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko
kepatuhan, risiko reputasi, risiko hukum, dan risiko strategik.
6
Perkembangan pasar perbankan syariah ini berkaitan erat dengan penanganan risiko yang ditangani oleh bank agar roda fungsi bank syariah sebagai
penghimpun dan penyalur dana berjalan dengan stabil. Oleh karena itu, dalam industri perbankan khususnya perbankan syariah perlu memiliki, menetapkan dan
5
Peraturan Bank Indonesia, Kepemilikan emas dengan akad Murabahah, SE Nomor 1416DPbS, Jakarta : PBI, 2012.
6
Peraturan Bank Indonesia, Penetapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum Syariah, PBI No. 1125 2009, Jakarta : PBI, 2009.
mengontrol risiko yang tidak diharapkan dan mengambil manfaat dari peluang bisnis tersebut.
Adapun berbagai risiko yang akan dihadapi oleh bank syariah, antara lain : Risiko modal merefleksikan tingkat leverage yang dipakai oleh bank. Salah satu
fungsi modal adalah melindungi para penyimpan dana terhadap kerugian yang terjadi pada bank. Risiko modal berkaitan dengan kualitas aset. Bank yang
menggunakan sebagian besar dananya untuk mendanai aset yang berisiko perlu memiliki modal penyangga yang besar untuk sandaran bila kinerja aset-aset itu
tidak baik.
7
Risiko Likuiditas, disebabkan bank tidak mampu memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo. Bank memiliki dua sumber utama bagi likuiditasnya,
yaitu aset dan liabilitas.
8
Risiko KreditPembiayaan, dimana setiap pemberian kredit oleh bank mengandung risiko sebagai akibat ketidakpastian dalam
pengembaliannya. Oleh karena itu, bank perlu mencegah atau memperhitungkan kemungkinan timbulnya risiko tersebut. Risiko-risiko yang mungkin timbul
adalah analisis kredit yang tidak sempurna, monitoring proyek-proyek yang dibiayai, penilaian dan peninjauan agunan, penyelesaian kredit masalah, penilaian
pembelian surat-surat berharga, dan penetapan limit untuk seluruh eksposur kepada setiap individu.
9
Risiko pasar adalah risiko kerugian yang dapat dialami bank melalui portofolio yang dimilikinya sebagai akibat pergerakan variabel pasar
7
Muhammad, Manajemen Bank Syariah,Unit Penerbit dan Percetakan UPP, Yogyakarta, 2005, hlm 358.
8
Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Pustaka Alvabet, Jakarta , 2005, hlm 60.
9
Malayu S.P.Hasibuan, Dasar-Dasar Perbankan, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2004, hlm 175.
yang tidak menguntungkan. Variabel pasar yang dimaksud adalah suku bunga dan nilai tukar. Meskipun bank syariah tidak berurusan dengan tingkat suku bunga,
namun bagi Indonesia yang menerapkan dual banking system risiko ini akan berpengaruh secara tidak langsung yaitu pada pricing, mengingat nasabah yang
dijangkau oleh bank syariah bukan saja nasabah-nasabah yang loyal secara penuh terhadap syariah, tetapi juga nasabah-nasabah yang akan menempatkan dananya
ke tempat-tempat yang akan memberikan keuntungan maksimal baginya tanpa memperhitungkan halal atau haramnya. Risiko operasional adalah risiko akibat
kurangnya sistem informasi atau sistem pengawasan internal yang akan menghasilkan kerugian yang tidak diharapkan. Risiko ini mencakup kesalahan
manusia, kegagalan sistem, dan ketidakcukupan prosedur dan kontrol yang akan berpengaruh pada opersional bank. Risiko Hukum adalah terkait dengan risiko
bank yang menanggung kerugian sebagai akibat adanya tuntutan hukum, kelemahan dalam aspek legal atau yuridis. Kelemahan ini diakibatkan antara lain
oleh ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung atau kelemahan perikatan seperti tidak terpenuhinya syarat-syarat sahnya kontrak dan pengikatan
agunan yang tidak sempurna.
10
Perbedaan akad atau kontrak keuangan memunculkan risiko proses dokumentasi dan pelaksanaan hukum. Belum adanya
standarisasi kontrak dan tidak adanya sistem peradilan untuk menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan pelaksanaan kontrak akan meningkatkan
10
Hendro Wibowo, Manajemen Risiko Bank Syariah,http:hndwibowo.blogspot.com200806 manajemen risiko bank syariah.html, di kutip pada 11062014.
risiko hukum.
11
Risiko Reputasi adalah risiko yang timbul akibat adanya publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha bank atau karena adanya persepsi
negatif terhadap bank. Hal-hal yang sangat berpengaruh pada reputasi bank antara lain adalah; manajemen, pelayanan, ketaatan pada aturan, kompetensi, fraud dan
sebagainya.
12
Risiko kepatuhan, timbul sebagai akibat tidak dipatuhinya atau tidak dilaksanakannya peraturan-peraturan atau ketentuan-ketentuan yang berlaku atau
yang telah ditetapkan baik ketentuan internal maupun eksternal. Risiko strategik, timbul karena adanya penetapan dan pelaksanaan strategi usaha bank yang tidak
tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau kurang responsifnya bank terhadap perubahan-perubahan eksternal. Risiko penarikan dana, besar kecil
imbal hasil menentukan apakah deposan menarik dananya atau tidak, IB member imbal hasil relatif berfluktuatif, jika imbal hasil rendah, deposan cenderung
menarik dananya. Risiko fudisia, rendahnya imbal hasil juga dapat dianggap deposan sebagai pelanggaran kontrak atau kesalahan manajemen, penarikan juga
bisa muncul ketika deposan menganggap IB tidak bertindak dengan penuh kepatuhan pada ketentuan syariah. Risiko yang melekat pada model pembiayaan:
Murabahah, Salam, Istishna, Mudharabah, dan Musyarakah
13
Sedangkan pihak pengelola bank menganggap bahwa manajemen risiko hanya kegiatan yang menambah beban dan bukan menghasilkan laba meski hal
11
http:www.blogspot.comManajemen resiko perbankan syariah, pptdikutip pada 11062014
12
Rahmani Timorita Yulianti, Manajemen Resiko Perbankan Syariah, http:master-islamic.ac.id, di kutip pada 11062014.
13
http:www.blogspot.comManajemen resiko perbankan syariah, pptdikutip pada 11062014
itu merupakan suatu pandangan yang keliru. Manajemen bank lebih mengutamakan bisnis yang dianggap langsung menghasilkan laba, dan telah
mengabaikan penerapan manajemen risiko tersebut. Padahal manajemen risiko yang efektif berpotensi menjadi basis penyusunan strategi dan bermanfaat untuk
bank tersebut, antara lain : mengelola perubahan, melibatkan semua pegawai pada semua tingkatan dalam organisasi untuk memenuhi tujuan usaha, memberikan
gambaran kepada pengelola bank mengenai kemungkinan kerugian bank di masa yang akan datang, meningkatkan metode dan proses pengambilan keputusan yang
sistematis yang didasarkan atas ketersediaan informasi, memiliki kemampuan menghimpun dana murah, meningkatkan credit rating, meningkatkan nilai saham
shareholder value dalam jangka panjang bagi bank yang telah go public, dan pada akhirnya untuk menurunkan biaya modal.
Penerapan manajemen risiko penting bagi perbankan syariah, dikarenakan : 1.
Bank Syariah merupakan perusahaan jasa yang pendapatannya diperoleh dari interaksi dengan nasabah sehingga berbagai risiko tidak mungkin tidak ada.
2. Dengan mengetahui risiko, maka kita dapat mengantisipasi dan mengambil
tindakan yang diperlukan dalam menghadapi nasabahpermasalahan. 3.
Dapat lebih menumbuhkan pemahaman pengawasan melekat, yang merupakan fungsi sangat penting dalam aktivitas operasional.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis dapat memberikan kesimpulan bahwa produk cicil emas rentan dengan berbagai risiko kerugian yang
berbahaya bagi bank syariah. Oleh karena itu, penulis akan melakukan penelitian
mengenai
“Strategi Penanganan Risiko Kerugian Cicil Emas Pada Bank Syariah Studi Bank Syariah Mandiri, Kantor Cabang Ciputat”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah