e Minat siswa.
41
1. Tingkat Kecerdasan
Kecerdasan atau intelegensi, merupakan suatu kemampuan dari jiwa makhluk hidup yang hanya dimiliki oleh manusia. Intelegensi sebenarnya bukan
persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya akan tetapi, memang harus diakaui bahwa peran otak dalam hubungannya dengan
intelegensi lebih menonjol dari pada peran tubuh lainya lantaran otak merupakan ”menara pengontrol” hampir seluruh aktifitas manusia.
2. Sikap Siswa
Sikap adalah gejala internal yang berdemensi efektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara relatif tetap terhadap
objek masing-masing orang, barang dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif.
3 Bakat
Bakat juga merupakan salah satu faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar seseorang. Banyak orang berkata, bahwa orang yang
belajar sesuai bakat kemungkinan besar akan memperoleh keberhasilan belajar. Namun, banyak faktor yang menghambat seseorang untuk mengoptimalkan
bakatnya dalam belajar diantaranya faktor biaya. Suatu lapangan studi yang sesuai dengan bakat seseorang mungkin terlalu mahal bagi orang tersebut.
42
4 Motivasi
Motivasi berasal dari kata “mutivasion”
yang berarti dorongan, pengalaman dan motivasi. Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu. Ada tiga fungsi motivasi yang dapat diuraikan sebagai berikut:
2. Mendorong manusia untuk berbuat. 3. Menentukan arah perbuatan.
41
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1996, Cet, II, h 60
42
Noehi Nasation, et. Al., Psikologi Pendidikan, Jakarta: Ditjen Lembaga Islam, Depag, 2002 Cet, 2. h.9
4. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan secara serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan
perbuatanperbuatan yang tidak bermamfaat bagi tujuan tersebut.
43
Motivasi ada dua macam, yaitu 1. Motivasi Instrinsik
Motivasi instrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang atau motivasi yang erat hubungannya dengan tujuan belajar, seperti ingin
memperoleh kemampuan. Misalnya : siswa belajar karena ingin mengetahui seluk beluk suatu masalah dengan lengkap, atau ingin menjadi seorang yang ahli dalam
bidang studi tertentu keinginan memahami suatu konsep atau keinginan memperoleh suatu pengetahuan, dan sebagainya.
2. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datang dari luar individu.
Motivasi ini tidak ada kaitanya dengan tujuan, belajar Karena takut kepada guru atau karena ingin memperoleh nilai tinggi.
44
Kekurangan atau ketiadaan motivasi, baik yang bersifat internal maupun eksternal, akan menyebabkan kurang bersemangatnya siswa dalam melakukan
proses pembelajaran. Kekurangan atau ketiadaan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik dalam diri siswa akan menyebabkan kurang bersemangatnya siswa
dalam melakukan proses belajar mengajar baik di sekolah maupun di rumah. Pada siswa yang tingkat motivasinya rendah, justru motivasi instrinsik ini
sangat diperlukan. Motivasi instrinsik yang di berikan secara tetap, maka secara perlahan dapat dijadikan sebagai motivasi instrinsik untuk belajar, manakala yang
diberikan motivasi ekstrinsik tersebut telah menjadi kebiasaan. Suatu kenyataan bahwa setiap siswa itu tidak sama motivasi belajarnya, oleh karena ketidaksamaan
dalam motivasi instrinsik dapat dikurangi dengan memberikan motivasi ekstrinsik.
5 Minat Siswa
43
Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri Dan Lingkungan Jakarta: Kizi Brother’s, 2008 Cet, 2 h .43.
44
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1996, Cet, 2, h 85
Menurut Crow Crow dalam bukunya psikologi pendidikan dikatakan bahwa: “minat bisa berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita untuk
cenderung dan merasa tertarik pada orang, benda atau kegiatan ataupun bisa berupa pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.
Dengan kata lain minat dapat menjadi penyebab kegiatan dan penyebab partisifasi dalam kegiatan”.
45
Minat sangat besar peranannya dalam belajar disekolah. “minat akan berperan sebagai ‘motivating force’ yaitu sebagai kekuatan yang mendorong siswa
untuk belajar. Siswa yang berminat sikapnya senang kepada pelajaran akan tampak terdorong terus untuk tekun belajar”,
46
sehingga dengan minat tersebut siswa kemungkinan akan berhasil dalam belajar disekolah.
Jadi, minat dalam belajar sangat penting, apabila seseorang menaruh minat terhadap sesuatu, berarti terdapat motif atau motivasi yang menyebabkannya
untuk selalu berhubungan secara aktif dengan hal yang menarik perhatiannya itu, sehingga minat terhadap pelajaran adalah keinginan, kecenderungan atau
perhatian terhadap sesuatu. Suatu pelajaran dapat dipelajari dengan baik apabila yang belajar dapat memusatkan perhatiannya kepada pelajaran dan perhatiannya
kepada pelajaran ini lebih dimungkinkan oleh adanya keinginan atau minat terhadap pelajaran tersebut.
Pada semua usia minat berperan penting dalam kehidupan seseorang dan mempunyai dampak yang besar atas perilaku dan sikap. Hal ini terutama selama
masa kanak-kanak, jenis kepribadian anak sebagian besar ditentukan oleh minat yang berkembang selama masa kanak-kanak sepanjang masa kanak-kanak minat
menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar anak yang berminat terhadap sebuah kegiatan baik permainan ataupun pekerjaan akan berusaha lebih keras
untuk belajar dibandingkan dengan anak yang kurang berminat atau merasa bosan, jika kita mengharapkan bahwa pengalaman merupakan merupakan kemampuan
anak sepenuhnya, rangsangan harus diatur supaya bertepatan dengan minat anak
45
L. Crow Crow, Psikologi pendidikan, Yogyakarta: Nur Cahya, 1989, Terjemah dari Education psyologi, Cet, 1, h. 302-303
46
Drs. M. Alisuf` Sabri, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996, Cet. I hal. 85
yaitu saat anak-anak siap belajar karena mereka berminat terhadap keuntungan dan kepuasan pribadi yang tepat diperoleh lewat pengalaman belajar.
47
Jadi minat sangat penting dalam belajar yaitu sebagai sumber motivasi, mempengaruhi intensitas aspirasi anak serta sebagai penumbuh dan penambah
kegairahan dalam belajar sehingga menjadi senang untuk melakukannya.
B. Faktor Eksternal Siswa