Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam dunia pendidikan, membaca mempunyai fungsi sosial untuk memperoleh kualifikasi tertentu sehingga seseorang dapat mencapai prestasi. Seorang siswa jika hendak memperoleh nilai kelulusan dengan baik dan memperoleh prestasi tinggi harus mempelajari atau membaca sejumlah bahan bacaan yang ditentukan oleh guru. Begitu pun sebaliknya, seorang guru jika hendak meraih kualifikasi tertentu dalam mengajar atau menulis ilmiah, juga harus melakukan kegiatan membaca. Siswa dan guru harus membaca berbagai bahan bacaan untuk memperbaharui pengetahuan secara kontinyu sesuai dengan perkembangan yang ada. Kegiatan membaca merupakan sesuatu yang penting dan fundamental yang harus dikembangkan sejak dini dalam rangka untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Betapa penting dan strategisnya kegiatan membaca dalam pengembangan kualitas hidup manusia. Karena itu, kegiatan membaca hendaknya diupayakan agar secara bertahap menjadi kebiasaan dan bahkan kebutuhan hidup sehari-hari. Bila membaca sudah menjadi kebutuhan hidup sehari-hari, seseorang akan mendapatkan capaian prestasi maksimal. Dewasa ini, berbagai media cetak dan elektronik menyajikan beragam informasi yang melimpah kepada masyarakat luas sehingga masyarakat dapat mengikuti perkembangan yang terjadi. Seseorang yang menguasai informasi akan menguasai berbagai aspek kehidupan. Kunci utama untuk menguasai informasi adalah membaca. Dengan banyak membaca, seseorang akan dapat mengakses berbagai informasi sehingga memiliki wawasan atau khasanah pengetahuan yang semakin luas dan sekaligus juga mengembangkan kemampuan kompetitif. Membaca merupakan keterampilan yang diperoleh setelah seseorang dilahirkan, bukan keterampilan bawaan yang dapat dikembangkan, dibina, dan dipupuk melalui kegiatan belajar mengajar. Lingkungan pendidikan merupakan basis yang sangat strategis untuk mengembangkan kebiasaan membaca, kegiatan 1 2 membaca sudah semestinya merupakan aktivitas rutin sehari-hari bagi warga sekolah atau pendidikan untuk memperoleh pengetahuan atau informasi. Manfaat lain dari membaca adalah melatih kemampuan seseorang untuk menuangkan suatu gagasan atau pesan terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan ke dalam sebuah bentuk tulisan. Dengan menyajikannya secara tertulis, pesan yang disampaikan dapat dibaca, diketahui, dan dipahami pembaca. Seseorang yang mengembangkan kebiasaan membaca akan berpengaruh pada cara bernalar dan pada kemampuan menulis. Betapa penting dan strategisnya kegiatan membaca. Tetapi yang dinilai lebih penting dikaji adalah bagaimana menjadikan kegiatan membaca sebagai kebutuhan hidup sehari-hari setiap individu, dalam hal ini siswa. Jika merujuk kepada beberapa penelitian, baik yang dilakukan oleh lembaga penelitian maupun media massa tentang minat baca siswa Indonesia, secara umum cenderung menunjukkan hasil yang rendah. “Saat ini, minat baca anak Indonesia sudah sangat memprihatinkan. Berdasarkan studi lima tahunan yang dikeluarkan oleh Progress in International Reading Literacy Study PIRLS pada tahun 2006, yang melibatkan siswa sekolah dasar SD, hanya menempatkan Indonesia pada posisi 36 dari 40 negara yang dijadikan sampel penelitian.” 1 Menurut Daryono rendahnya minat baca di Indonesia disebabkan beberapa faktor antara lain: 1. Kurikulum pendidikan dan sistem pembelajaran di Indonesia belum mendukung kepada peserta didik, semestinya kurikulum atau sistem pembelajaran yang ada mengharuskan membaca buku lebih banyak lebih baik atau mencari informasi lebih dari apa yang diajarkan. 2. Masih terlalu banyaknya jenis hiburan, permainan game dan tanyangan TV yang tidak mendidik, bahkan kebanyakan acara-acara yang ditanyangkan lebih banyak yang mengalihkan perhatian untuk membaca buku kepada hal- hal yang bersifat negatif. 3. Kebiasaan masyarakat terdahulu yang turun temurun dan sudah mendarah daging, masyarakat sudah terbiasa dengan cara mendongeng, berceritera yang sampai saat sekarang masih berkembang di masyarakat Indonesia. 4. Rendahnya produksi buku-buku yang berkualitas di Indonesia, dan masih adanya kesenjangan penyebaran buku di perkotaan dan pedesaan, yang 1 Republika, Minat Baca Anak Indonesia Rendah, Kamis 8 Juli 2010 h. 4 3 mengakibatkan terbatasnya sarana bahan bacaan dan kurang meratanya bahan bacaan ke pelosok tanah air 5. Rendahnya dukungan dari lingkungan keluarga, yang kesehariaanya hanya disibukkan oleh kegiatan-kegiatan keluarga yang tidak menyentuh aspek- aspek penumbuhan minat baca pada keluarga. 6. Minimnya sarana untuk memperoleh bahan bacaan, seperti perpustakaan, taman bacaan. Bahkan hal ini masih dianggap merupakan sesuatu yang aneh dan langka dalam masyarakat. 2 Ketersediaan waktu yang kurang, membuat anak kurang berminat untuk membaca. Kondisi sebagian anak yang kegiatan kesehariannya sudah sangat padat, tentu tidak memiliki waktu yang cukup untuk kegiatan membaca. Misalnya anak yang bersekolah dengan sistem full day school, tentu sebagian besar waktu dalam sehari sudah banyak dihabiskan di sekolah. Kesempatan memiliki waktu luang sangat terbatas. Apalagi jika masih ada kegiatan-kegiatan rutin yang dijalani setelah pulang sekolah. Kalaupun masih ada sisa waktu, peserta didik lebih memanfaatkan untuk bersantai dan melepas lelah. Dalam proses pembelajaran, diasumsikan guru jarang menugaskan siswa untuk membaca, terutama dalam mata pelajaran yang materinya banyak mengandung bahan bacaan misalnya mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam sehingga siswa kurang termotivasi untuk membaca. Di Madrasah Ibtidaiyah Al- Fatimiyah penulis mengamati kebiasaan membaca para siswa masih rendah, minat membaca siswa rendah. Hal itu terlihat dari kegiatan siswa berkunjung ke perpustakaan sekolah dan kurang antusiasnya siswa ketika diberikan tugas membaca. Berkenaan dengan hal di atas, penulis tertarik mengadakan penelitian mengenai strategi mengembangkan minat baca terhadap siswa Madrasah Ibtidaiyah Al-Fathimiyah yang penulis susun dalam bentuk skripsi dengan judul: MINAT BACA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYAH Al- FATIMIYAH PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM. 2 http:daryono.staff.uns.ac.id20111222peran-pustakawan-dalam-menumbuhkan minat- baca-masyarakat 4

B. Identifikasi Masalah