Ruang Lingkup Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah

27 Semua itu tanpa disadari bahwa apa yang dilakukan bangsa Indonesia merupakan bagian dari ajaran Islam.

2. Ruang Lingkup

Permenag No 2 Tahun 2008 r uang lingkup Sejarah Kebudayan Islam di Madrasah Ibtidaiyah meliputi: a. Sejarah masyarakat Arab pra-Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan Nabi Muhammad SAW. b. Dakwah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya, yang meliputi kegigihan dan ketabahannya dalam berdakwah, kepribadian Nabi Muhammad SAW, hijrah Nabi Muhammad SAW ke Thaif, peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW. c. Peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW ke Yatsrib, keperwiraan Nabi Muhammad SAW, peristiwa Fathu Makkah, dan peristiwa akhir hayat Rasulullah SAW. d. Peristiwa-peristiwa pada masa khulafaurrasyidin. e. Sejarah perjuangan tokoh agama Islam di daerah masing-masing. 33

3. Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah

Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang menelaah tentang asal-usul, perkembangan, peranan kebudayaanperadaban Islam dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam pada masa lampau, mulai dari sejarah masyarakat Arab pra- Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan Nabi Muhammad SAW, sampai dengan masa Khulafaurrasyidin. Secara substansial, mata pelajaran Sejarah Kebudayan Islam memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah kebudayaan Islam, yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan kepribadian peserta didik. Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut: a. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya mempelajari landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam yang telah dibangun 33 Permenag No 2 Tahun 2008 28 oleh Rasulullah SAW dalam rangka mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam. b. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan c. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah. d. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di masa lampau. e. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah Islam, meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam. 34 Pembelajaran sejarah kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah sebagai bagian yang integral dari Pendidikan Agama. Memang bukan satu- satunya faktor yang menentukan watak dan kepribadian anak. Tetapi secara substansial mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada anak untuk mempraktekkan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kurikulum madrasah ibtidaiyah MI bahwa mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam SKI merupakan salah satu dari mata pelajaran pendidikan agama Islam yang diarahkan untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya way of life melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, keteladan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan. Sebagai dasar pandangan hidup, mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam SKI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: a. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan. 34 Permenag No 2 Tahun 2008 29 b. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metodologi keilmuan. c. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti kebudayaan atau peradaban Islam di masa lampau. d. Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap proses terbentuknya sejarah Islam melalui sejarah yang panjang dan masih berproses hingga masa kini dan masa yang akan datang e. Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari umat Islam yang memiliki rasa bangga yang dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik nasional maupun internasional. 35 Adapun tujuan dari pembelajaran sejarah kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah sebagai berikut : a. Pemberian pengetahuan tentang sejarah Islam dan kebudayaan kepada peserta didik. b. Mengambil ibrah, nilai dan makna yang terdapat dalam sejarah. c. Menanamkan penghayatan dan kemauan yang kuat untuk beraklaq mulia berdasarkan cermatan atas fakta sejarah yang ada. d. Membekali peserta didik untuk membentuk kepribadiannya berdasarkan tokoh-tokoh keteladanan sehingga terbentuk kepribadian yang luhur. Dalam Al-Qur’an dijelaskan tentang kepribadian yang luhur. Sosok pribadi yang luhur melekat pada diri Rasulullah. Sosok pribadi Rasulullah dapat menjadi teladan peserta didik. Dalam Al-Quran diterangkan kepribadian luhur, diantaranya diterangkan dalam Surat Shaad Ayat 46 yang berbunyi: 35 Ibid 30 راﱠﺪﻟا ىَ ﺮْﻛِذ ٍﺔ َﺼِﻟﺎَ ِ ﲞ ْ ﻢُﻫﺎَﻨ ْﺼَﻠ ْﺧَأ ﺎﱠﻧِإ :ص ةرﻮﺳ 46 ﴾ Artinya: Sesungguhnya Kami telah menyucikan merekadengan suatu kesucian yang mengingatkan manusia kepada negeri akhirat QS, As- Shaad: 46 36 36 .A. Nazri Adlany dkk, Al-Quran Terjemah Indonesia, Jakarta: Sari Agung, 2001, cet 15, h. 906 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Al-Fatimiyah, Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari - April 2012.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Metode kuantitatif adalah metodologi berdasarkan data dari hasil pengukuran, berdasarkan variabel penelitian yang ada. Penelitian dirancang untuk mengetahui objek tertentu atau benar-benar fokus pada satu permasalahan yang ada. Melalui metode tersebut, penulis melakukan pengumpulan data selengkap mungkin tentang minat membaca siswa Madrasah Ibtidaiyah Al-Fatimiyah pada bidang studi sejarah kebudayaan Islam. Selanjutnya data tersebut diolah, dianalisis, dan diinterpretasikan kemudian disimpulkan sebagai hasil penelitian.

C. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan sekumpulan orang atau objek yang memiliki kesamaan dalam beberapa hal dan yang menguasai masalah pokok dalam suatu riset khusus. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Madrasah Ibtidaiyah Al-Fatimiyah, Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur yang berjumlah 140 siswa sebagai populasi target. Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV sebanyak 40 siswa. Karena populasi di bawah 100 maka penulis mengambil seluruh populasi sebagai subjek penelitian. Dengan demikian penelitian ini adalah penelitian populasi. 31