Differentiation is Codification Implementasi Strategi Taktik Pemasaran Perbankan Syariah

64 Jadi clarifying adalah upaya yang lebih tajam dan berkelanjutan. Hal ini perlu dilakukan karena persepsi atau positioning tentang brand terbentuk dari berbagai pihak yaitu: Perbankan Syariah, pelanggan, media massa, dan bahkan dari pesaing. Dengan melakukan clarifying, Perbankan Syariah memperjelas makna karakternya kepada suatu komunitas. Setelah itu, klarifikasi ini akan berjalan di antara para anggota komunitas itu dengan sendirinya tanpa perlu melibatkan Perbankan Syariah lagi karena produk sudah memiliki identitas.

C. Implementasi Strategi Taktik Pemasaran Perbankan Syariah

Dalam membangun taktik di era new wave marketing Perbankan Syariah melakukan tak hanya diferensiasi, marketing mix, dan selling namun juga coding, crowd-combo co-creation, currency, communal activation, dan conversation, commercialization. 7

1. Differentiation is Codification

Hal ini perlu dilakukan karena pesaing di landskap new wave semakin tidak terbatas. Perbankan Syariah semakin sulit membangun positioning dan diferensiasi yang unggul dan sulit ditiru oleh pesaing dan sekaligus selalu diingat pelanggan. Langkah pertama membangun taktik ini yaitu coding dengan memasukan diferensiasi ke dalam “DNA” mereknya maupun pelanggannya. Perbankan Syariah harus benar-benar dapat mengidentifikasi 7 Hermawan Kartajaya, ConnectSurfing New Wave Marketing, h. 121 65 perbedaan yang ada sampai ke “tingkat DNA” bukan hanya di permukaan saja. Perbankan Syariah pun dituntut untuk lebih terkoneksi dengan pelanggan sehingga mampu membuat produk yang benar-benar sangat personal bagi pelanggan sehingga tidak ada satu pun produk lainnya yang menyerupai produk tersebut. Artinya bahwa produk ini harus sangat horizontal dengan membuat produk yang sesuai dengan identitas setiap orang. Coding perlu dirancang baik dengan memperhatikan otentisitas dari produk atau layanan Perbankan Syariah. Inilah yang sebenarnya dicari pelanggan. Jika pelanggan mempunyai persepsi offering Perbankan Syariah sebagai tiruan atau palsu, Perbankan Syariah akan kehilangan kredibilitas, pelanggan, dan pada akhirnya penjualan. 2. Product is Co-Creation Di era new wave, produk disebut sebagai co-creation 8 karena bersifat statis, satu arah, dan berasal dari satu sumber. Sementara, co-creation kreasi pelangganpelanggan terlibat langsung dalam proses pembuatan maknanya cenderung lebih dinamis, interaktif, dan berasal dari multisumber. Pelanggan bisa memodifikasi sendiri. Jadi, produk yang ada di tangan pelanggan bisa tidak sama persis dengan produk yang dihasilkan produsen. Ini menunjukkan kedinamisan. Bahkan pelanggan bisa memberikan masukan ke 8 Hermawan Kartajaya, New Wave Marketing; The World is stil round the market is already flat, h. 213 66 produsen, produk seperti apa yang mereka inginkan. Ini menunjukkan adanya interaksi. Terjadinya proses horizontalisasi merupakan ciri-ciri new wave marketing. Perbankan Syariah lebih berperan sebagai fasilitator. Kreativitas pembuatan produk diserahkan kepada pelanggan, terserah apa pun yang mereka inginkan, ikatan emosional yang terjadi sangat kuat. Pelanggan memiliki sense of belonging dan sense of ownership terhadap hasil kreasinya itu karena merupakan “bayinya” sendiri. Selain itu, komponen dan fitur produk juga bisa berasal bukan dari satu produsen. Desainnya bisa berasal dari sebuah negara di Eropa, namun komponen-komponennya dari Tiongkok, dan software-nya buatan Indonesia. Inilah yang dimaksud berasal dari multisumber. Konsep ini sebenarnya sesuai dengan salah satu pilar dari Arsitektur Perbankan Indonesia API, yaitu “Mewujudkan pemberdayaan dan perlindungan konsumen jasa perbankan”.

3. Price is Currency