Metode Penelitian Subyek Penelitian Validitas Data

commit to user

B. Metode Penelitian

Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas Classrom Action Research. PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau disekolah tempat mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam pembelajaran. Selain itu definisi lain dari PTK yaitu dikemukakan oleh Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama bahwa Penelitian tindakan kelas PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri dengan cara: 1 merencanakan, 2 melaksanakan,dan 3 merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Dengan demikian PTK merupakan penelitian secara kolaboratif yang melibatkan peneliti, guru, siswa maupun karyawan sekolah lain yang bertujuan untuk memperbaiki sistem serta kinerja guru dalam rangka memperbaiki atau meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran dan meningkatkan kemampuan membaca. Dalam kegiatan penelitian ini menggunakan strategi tindakan kelas. Menurut Suharsimi Arikunto, dkk 2007 : 16 model penelitian tindakan divisualisasikan pada gambar berikut: commit to user Skema 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas

C. Subyek Penelitian

Subyek pada kegiatan penelitian ini yaitu siswa kelas II di SLB A YKAB, Jebres, Surakarta yang berjumlah empat anak. Terdiri dari tiga siswa laki- laki dan satu siswa perempuan. perencanaan refleksi refleksi pengamatan ? pengamatan Siklus II pelaksanaan pelaksanaan perencanaan Siklus I commit to user

D. Data dan Sumber Data

1. Jenis

Data Data- data yang dikumpulkan berupa: a. Daftar nilai siswa kelas II mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam membaca sebelum diadakan tindakan. b. Masukan, saran dari observer yang dilakukan sebelum, selama dan sesudah tindakan penelitian. c. Dokumen berupa kurikulum, rencana pelaksanaan pembelajaran, hasil prestasi siswa, dan foto proses pembelajan

2. Sumber Data

Data yang diambil berdasarkan dua sumber yaitu: a. Siswa kelas II SLB A YKAB, Jebres, Surakarta. Berupa hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran selama dua siklus. b. Guru kelas II SLB A YKAB, Jebres, Surakarta. Berupa hasil wawancara dengan guru kelas II SLB A YKAB, Jebres, Surakarta.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan pengambilan data untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah tercapai sasaran. Sedangkan menurut Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama 2009 : 66 “Pengamatan atau observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian dimana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian”. Metode observasi ada beberapa macam. Menurut Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama 2009 : 70-71 metode observasi dibagi menjadi empat macam, yaitu : a. Observasi terbuka Observasi terbuka secara harfiah dimulai dengan suatu halam kosong, sehingga pengamat harus berimprovisasi dalam merekam “tonggak-tonggak commit to user penting” dalam penggelaran proses pembelajaran dalam rangka penerapan tondakan. b. Observasi terfokus Observasi terfokus adalah observasi yang secara cukup speisifik diarahkan kepada sesuatu aspek tindakan guru atau siswa dalam proses pembelajaran. c. Observasi terstruktur Observasi terstruktur ditandai dengan perekaman data yang relative sederhana, berhubung dengan telah tersedikannya format yang telah rinci. d. Observasi sitematik Dalam observasi siasematik pengkategorian kemungkinan bentuk dan jenis amanat disrukturkan secara lebih rinci lagi.

2. Tes

a. Pengertian Tes

Menurut Arikunto 1984 yang dikutip oleh Iskandarwassid dan Dadang Suhendar 2008 : 179 “Tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data atau keterangan- keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat”. Sedangkan menurut Anas Sudijono 2008 : 67 tes adalah “ cara yang dapat dipergunakan atau prosedur yang perlu ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab, atau perintah-perintah yang harus dikerjakan oleh testee, sehingga atas dasar data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi testee; nilai mana yang dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang dicapai oleh testee lainnya, atau dibandingkan dengan nilai standar tertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tes dalah suatu alat untuk memperoleh keterangan- keterangan yang berupa pertanyaan yang harus dijawab oleh seseorang sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi orang tersebut. commit to user Anas Sudijono 2008 : 67 berpendapat bahwa fungsi tes secara umum dibagi menjadi dua, yaitu sebagai alat pengukur terhadap peserta didik dan sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran. Tujuan tes adalah untuk mengukur kemampuan, keterampilan, kecerdasan dan bakat yang dimiliki anak atau seseorang.

b. Jenis- Jenis

Tes Sebagai alat pengukur, tes dapat dibedakan menjadi beberapa jenis atau golongan. Menurut Anas Sudijono 2008 : 68 jenis- jenis tes antara lain yaitu: 1 Penggolongan tes berdasarkan fungsinya Berdasarkan fungsinya tes dibagi menjadi: a tes seleksi b tes awal c tes akhir d tes diagnostic e tes formatif f tes sumatif 2 Penggolongan tes berdasarkan aspek psikis yang diungkap Berdasarkan aspek psikis, tes dibagi menjadi: a Tes intelegensi intelegensi test, yakni tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkap atau mengetahui tingkat keceradasan seseorang. b Tes kemampuan aptitude test, yakni tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkap kemampuan dasar atau bakat khusus yang dimiliki oleh testee. c Tes sikap attitude test, yakni tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkapkan predisposisi atau kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu respon tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik berupa individu-individu maupun obyek-obyek tertentu. d Tes kepribadian personality test, yakni tes yang dilaksanakan dengan tujuan mengungkap ciri-ciri khas dari seseorang yang banyak sedikitnya bersifat lahiriah, seperti gaya bicara, cara berpakaian, nada suara, hobi atau kesenangan, dan lain-lain. e Tes hasil belajar achievement test, yakni tes yang biasa digunakan untuk mengungkapkan tingkat pencapaian atau prestasi belajar. 3 Penggolongan lain a Ditilik dari segi banyaknya orang yang mengikuti tes digolongkan menjadi: 1 Tes individual individual test, yakni tes dimana tester hanya berhadapan dengan satu orang testee saja. commit to user 2 Tes kelompok group test, yakni tes dimana tester berhadapan dengan lebih dari satu orang testee. b Ditilik dari segi waktu yang disediakan tes digolongkan menjadi dua yaitu: 1 Power test, yakni tes dimana waktu yang disediakan buat testee untuk menyelesaikan tes tersebut tidak dibatasi. 2 Speed test, yaitu tes dimana waktu yang disediakan buat testee untuk menyelesaikan tes tersebut dibatasi. c Ditilik dari segi bentuk responsnya, tes digoonkan menjadi: 1 Verbal test, yakni suatu tes yang menghendaki respon jawaban yang tertuang dalam bentuk ungkapan kata-kata atau kalimat, baik secara lisan maupun tertulis. 2 Nonverbal test, yakni tes yang menghendaki respon jawaban dari testee bukan berupa ungkapan kata-kata atau kalimat, melainkan berupa tindakan atau tingkah laku; jadi respon yang dikehendaki muncul dari testee adalah berupa perbuatan atau gerakan-gerakan tertentu. d Ditinjau dari segi cara mengajukan pertanyaan dan cara memberikan jawabannya, tes digolongkan menjadi: 1 Tes tertulis pencil and paper test, yakni jenis tes dimana tester dalam mengajukan butir-butir pertanyaan atau soalnya dilakukan secara tertulis dan testee memberikan jawabannya juga secara tertulis. 2 Tes lisan nonpencil and paper test, yakni tes dimana tester di dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau soalnya dilakukan secara lisan, dan testee memberikan jawabannya secara lisan pula. Jenis tes yang dipakai yaitu tes kemampuan. Tes tersebut digunakan untuk mengukur kemampuan membaca siswa. Tes dilakukan berdasarkan aspek-aspek untuk menilai kemampuan membaca yaitu lafal, intonasi, kelancaran, dan kejelasan. Tes diberikan kepada siswa C II SLB A YKAB, Jebres, Surakarta. Adapun tes yang digunakan dapat dilihat pada lampiran.

3. Wawancara

Anas Sudijono 2008 : 82 berpendapat wawancara adalah “ cara menghimpun bahan- bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan”. Menurut Anas Sudijono 2008 : 82 wawancara dibagi menjadi dua jenis yaitu wawancara terpimpin dan wawancara tidak terpimpin. Dalam kegiatan penelitian ini menggunakan wawancara yang tidak terpimpin. commit to user Wawancara dilakukan sebelum peneliti mengadakan tindakan. Hasil wawancara digunakan untuk mencari keterangan yang jelas mengenai prestasi membaca anak.

4. Dokumen

Dokumen menurut Guba dan Lincoln dalam Lexy J. Moleong 2007:217 ialah setiap bahan tertulis ataupun film. Dokumen dibagi menjadi dokumen pribadi dan dokumen resmi. Dokumen digunakan untuk menjaring data awal yang berupa daftar nilai kemampuan membaca siswa kelas II dalam membaca kalimat. Serta nilai- nilai ulangan harian yang diperoleh dari guru kelas. Untuk mengetahui perkembangan siswa dokumen yang digunakan berupa foto proses pembelajaran yang dapat dilihat pada lampiran.

F. Validitas Data

Validitas data merupakan hal yang pokok dalam setiap penelitian. Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama 2009 : 85 berpendapat bahwa “Validitas adalah derajat yang menunjukan sejauh mana hasil tersebut berguna relevan sebagai petunjuk untuk guru tertentu, serta kekuatanya untuk memberi informasi dan argument tentang meningkatkan praktik pendidikan di masyarakat profesional yang lebih luas”. Menurut Zamzam Muhajir 2007 dalam Zamzam Muhajir. Blogspot.com20071 diakses tanggal 18 februari Validitas data dibagi menjadi empat macam, yaitu: 1. Face Validity Secara garis besar face validity dapat diartikan dengan kesahihan atau kebenaran yang tampak, namun yang dimaksud disini face validity adalah pertimbangan subyektif mengenai validitas berdasarkan yang terlihat atau tampak. Face validity digunakan untuk mengetahui seberapa jauh hasil pembelajaran dapat menggambarkan konsep yang ingin diukur. commit to user 2. Validitas Konstruk Construct Validity Validitas konstruk berhubungan dengan pertanyaan: seberapa jauh instrument yang kita susun mampu menghasilkan butir- butir pertanyaan yang telah dilandasi oleh rasional dan konseptual yang didukung oleh teori yang sudah mapan. Validitas konstruk menggambarkan seberapa jauh hasil satu pengukuran sesuai dengan hasil pengukuran lain yang secara teoritis menggambarkan konsep yang diukur. 3. Validitas Isi Validitas isi berhubungan dengan kemampuan instrument untuk menggambarkan atau melukiskan secara tepat mengenai domain perilaku yang akan diukur. Misalnya instrument yang dibuat untuk mengukur aktivitas siswa dalam belajar, maka instrument tersebut harus dapat melukiskan secara benar mengenai aktivitas siswa sebagaimana diuraikan dalam deskripsi kegiatan siswa dalam belajar. 4. Validitas Kriterion criterion related validity Validitas kriterion yaitu validitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu pengukuran sebagai indicator dari suatu tingkah laku atau sifat yang spesifik. Hal yang penting adalah keakuratan indicator. Criterion validity dinilai dengan membandingkan hasil satu pengukuran dengan pengukuran menurut gold standard. Sebagai contoh yaitu intensi nyontek. Dalam kegiatan penelitian ini cara yang digunakan untuk mengukur validitas data yaitu menggunakan triangulasi. Triangulasi menurut Lexy J. Moleong 2007 : 303 “merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain”. Sedangkan menurut Basrowi dan Suwandi 2008 : 123 “triangulasi merupakan proses memastikan sesuatu dari berbagai sudut pandang”. Triangulasi yang digunakan yaitu: commit to user a. Triangulasi Data Triangulasi data disebut juga triangualsi sumber. Menurut Lexy J. Moleong 2007 : 330 berarti “membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Triangulasi data digunakan dengan cara membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. b. Triangulasi Metode Menurut H. B. Sutopo 2006 : 95 triangulasi metode dilakukan dengan mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda. Misalnya wawancara dan observasi. Penggunaan metode pengumpulan data yang berbeda ini diusahakan mengarah pada sumber data sama untuk menguji kemantapan informasinya.

G. Teknik Analisis Data

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS V SLB A YKAB SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 3 16

Pengaruh Metode Jarimagic Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Siswa Tunanetra Kelas V A di SLB-A YKAB Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017.

0 0 17

PENGARUH METODE EDUTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA ANAK TUNANETRA KELAS VIII DI SLB A YKAB SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017.

0 1 5

PENGARUH PENGGUNAAN METODE TOTAL PHYSICAL RESPONSE TERHADAP PRESTASI BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA TUNANETRA KELAS VIII DI SLB/A YKAB SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017.

0 0 17

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA TALKING BOOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK PADA ANAK TUNANETRA KELAS III SD DI SLB/A-YKAB SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 1 18

PENGARUH PENGGUNAAN METODE INDEX CARD MATCH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA TUNANETRA KELAS V SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 0 18

EFEKTIFITAS METODE FERNALD UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KATA SISWA TUNAGANDA KELAS VII DI SLB/A-YKAB SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 0 17

PENERAPAN METODE PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MATERI KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT PADA SISWA TUNANETRA KELAS VII DI SLB A YKAB SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/ 2012.

0 0 19

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE COURSE REVIEW HORAY TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS ANAK TUNANETRA KELAS 5 SLB A YKAB SURAKARTA TAHUN AJARAN 2017/2018 - UNS Institutional Repository

0 1 6

PENGARUH MEDIA NUMICON TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA ANAK TUNANETRA KELAS III DI SLB A YKAB SURAKARTA TAHUN AJARAN 20162017

0 0 18