Pengertian Kesulitan Belajar Tinjauan

commit to user 7

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan

Kesulitan Belajar

a. Pengertian Kesulitan Belajar

Kesulitan belajar merupakan terjemahan dari istilah bahasa inggris learning disability . Kesulitan belajar banyak ditemui pada peserta didik. Tidak hanya anak sekolah dasar kadang juga ditemui pada peserta didik yang jenjang pedidikannya sudah tinggi. Anak yang mengalami kesulitan belajar biasanya memiliki tingkat kecerdasan atau IQ yang normal atau juga rata-rata. Kesulitan belajar merupakan konsep multidisipliner yang digunakan di lapangan pendidikan, psikologi, maupun ilmu kedokteran. Definisi kesulitan belajar pertama kali ditemukan oleh the United states ofice of Education USOE pada tahun 1977 yang dikenal dengan public law pl, yang hampir indentik dengan definisi yang dikemukakan oleh The National Advisory Committe Of Handiccaped Children pada tahun 1967. Definisi tersebut dikutip oleh Hallahan, Kaufman, Dan Lloyd 1985 dalam Mulyono Abdurrahman 1999 : 6-7 seperti berikut: Kesulitan belajar khusus adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ujaran atau tulisan. Gangguan tersebut mungkin menampakan diri dalam bentuk kesulitan mendengarkan, berfikir, berbicara, membaca, menulis, atau berhitung. Batasan tersebut mencakup kondisi- kondisi seperti gangguan perseptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut tidak mencakup anak- anak yang memiliki problema belajar yang penyebab utamanya berasal dari adanya hambatan dalam penglihatan, pendengaran, atau motorik, hambatan karena tunagrahita, karena gangguan emosional, atau karena kemiskinan lingkungan, budaya, atau ekonomi. Sedangkan menurut NJCLD National Joint Committee of Learning Disabilities dalam Mulyono Abdurrahman 1999: 7-8 mengemukakan definisi sebagai berikut: commit to user Kesulitan belajar menunjuk pada sekelompok kesulitan yang dimanifestasikan dalam bentuk kesulitan yang nyata dalam kemahiran dan penggunaan kemampuan mendengarkan, bercakap-cakap, membaca, menulis, menalar, atau kemampuan dalam bidang studi matematika. Gangguan tersebut instrinsik dan diduga disebabkan oleh adanya disfungsi system syaraf pusat. Meskipun suatu kesulitan belajar mungkin terjadi bersamaan dengan adanya kondisi lain yang mengganggu misalnya gangguan sensoris, tunagrahita, hambatan social dan ekonomi atau berbagai pengaruh lingkungan misalnya perbedaan budaya, pembelajaran yang tidak tepat, faktor- faktor psikogenik, berbagai hambatan tersebut bukan penyebab atau pengaruh langsung. The Board Of The Association For Children And Adulth With Learning Disabilities ACALD dalam Mulyono Abdurrahman 1999: 8 mengemukakan definisi seperti dikutip oleh Lovitt 1989 sebagai berikut: Kesulitan belajar khusus adalah suatu kondisi kronis yang diduga bersumber neurologis yang secara selektif mengganggu perkembangan, intregrasi, danatau kemampuan verbal danatau kemampuan nonverbal. Kesulitan belajar khusus tampil sebagai suatu kondisi ketidakmampuan yang nyata pada orang- orang yang memiliki intelegensi rata- rata hingga superior, yang memiliki sistem sensoris yang cukup, dan kesempatan untuk belajar yang cukup pula. Berbagai kondisi tersebut bervariasi dalam perwujudan dan derajatnya. Kondisi tersebut dapat berpengaruh terhadap harga-diri , pendidikan, pekerjaan, sosialisasi, danatau aktivitas kehidupan sehari- hari sepanjang kehidupan. Munawir Yusuf, Sunardi, dan Mulyono Abdurrahman 2003 : 8 mengemukakan bahwa, anak berkesulitan belajar adalah anak yang secara nyata mengalami kesulitan dalam tugas- tugas akademik khusus maupun umum, baik disebabkan oleh adanya disfungsi neurologis, proses, psikologis dasar maupun sebab- sebab lainnya sehingga prestasi belajarnya rendah dan anak tersebut beresiko tinggi tinggal kelas. Menurut Smith 1978 dalam Schwartz, 1984 yang dikutip oleh SunardiSunaryo 2007: 160- 161 commit to user mengemukakan telah mengelaborasi tipe khusus anak learning disabilities atau anak kesulitan belajar sebagai berikut: 1 Tidak mampu melihat hubungan sebab akibat , khususnya penggunaan kata- kata “ karena”. Tidak mampu berfikir antisinpatif dan melakukan penilaian. 2 Berfikir kaku 3 Mengalami kesulitan melihat persamaan dan perbedaan serta pemahaman hubungan 4 Tidak dapat melihat pola- pola. Tak mampu mengelompokan pola- pola yang sama untuk membentuk suatu pola pikir baru. 5 Miskin ingatan, tidak mampu mengingat nama- nama atau tempat juga wajah 6 Tidak mampu mengorganisasikan fakta dan konsep yang sudah mereka miliki dan akibatnya tidak mampu menggunakannya untuk pemecahan masalah, untuk memprediksikan atau memperkirakan konsekuensinya 7 Tidak mampu melakukan kategorisasi dalam klasifikasi. Masing-masing pengalaman terpisah satu dengan yang lain, tidak mampu membuat generalisasi dari kongret ke abstrak 8 Tidak mampu melakukan transfer belajar dari pelajaran yang satu ke pelajaran yang lain. 9 Pemahaman konsep terlalu sempit dan luas. Semua binatang berkaki empat adalah anjing. Kucing hanyalah berwarna hitam dan putih seperti pernah dilihatnya sendiri sebagai kucing atau semua kucing dipanggilnya dengan siulan, seperti panggilan kucingnya sendiri. Sedangkan Abdul Salim Choiri 1994 : 1 berpendapat bahwa “Anak berkesulitan belajar adalah anak yang secara nyata mengalami kesulitan belajar dalam tugas-tugas selama proses pendidikan, sehingga prestasi belajar yang dicapai berada di bawah kemampuan anak yang sebenarnya”. Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar adalah kesulitan dalam bentuk nyata dalam aktivitas mendengarkan, bercakap- cakap, berbicara, membaca, menulis, menalar dan berhitung, dan juga mengalami kesulitan dalam belajar sehingga mempunyai prestasi di bawah rata-rata.. Selain itu anak kesulitan belajar dan berkesulitan belajar adalah sama yaitu mempunyai kesulitan dalam menerima pelajaran disekolah dalam bentuk apapun. Kesulitan belajar dapat disebabkan karena anak tunagrahita, gangguan emosional, hambatan sensoris, ketidaktetapatan commit to user pembelajaran, atau karena kemiskinan budaya. Anak kesulitan belajar biasanya tidak mengalami kesulitan atau hambatan pada semua mata pelajaran, tetapi hanya sebagian mata pelajaran saja, misalnya pada pelajaran Bahasa Indonesia, IPA, IPS, Matematika , dan lain sebagainya. Namun ada juga ada yang mengalami kesulitan belajar tidak hanya pada salah satu mata pelajaran saja, melainkan lebih dari satu mata pelajaran. Dan anak tersebut beresiko tinggi untuk tinggal kelas. In addition, research has shown that low self-esteem is often a predictor for the use of maladaptive strategies, such as self-handicapping and learned helplessness, at school. Adolescents with low self-esteem tend to show high use of maladaptive strategies whereas those with high self- esteem use more adaptive achievement strategies Aunola, Stattin Nurmi, 2000. Learners with LD are particularly deemed to be at risk for low self-esteem because they experience significant difficulty in school, both in terms of academic performance and peer acceptance Marcal, 1992; Martinez dalam Sibusiso Ntshangase,Andile Mdikana dan Candice Cronk International Journal Of Special Education Vol 23 No 2 2008. Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut,”Selain itu, penelitian telah menunjukkan bahwa harga diri yang rendah sering merupakan prediktor untuk penggunaan strategi maladaptif, seperti self- handicapping dan ketidakberdayaan yang dipelajari, di sekolah. Remaja dengan harga diri yang rendah cenderung untuk menunjukkan tingginya penggunaan strategi maladaptif sedangkan dengan strategi pencapaian harga diri yang tinggi menggunakan lebih adaptif Aunola, Stattin Nurmi, 2000. Peserta didik dengan LD terutama dianggap beresiko rendah diri karena mereka mengalami kesulitan yang signifikan di sekolah, baik dari segi prestasi akademis dan penerimaan peer Marcal, 1992; Martinez”. Menurut Sumarno Markam, H sudomo, Bambang Hartono yang dikutip oleh Anton Sukarno JRR, 2000 : 28 anak berkesulitan belajar mempunyai kemampuan rata- rata keatas, bahkan orang jenius ada yang yang berkesulitan belajar waktu kecil. Anak kesulitan belajar merupakan masalah yang baru dan perlu mendapat penanganan. Salah satu jenis penanganan adalah dengan model pelayanan kelas reguler, kelas khusus, dan kelas konvensional. commit to user Dari pernyataan tersebut dijelaskan bahwa anak kesulitan belajar ditangani secara khusus dan diberikan peralatan ataupun penanganan yang lebih dari anak normal pada umumnya agar mereka lebih berhasil. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan layanan pendidikan yang khusus ataupun bimbingan belajar yang lebih agar anak memamhami apa yang didiajarkan oleh tenaga pendidik atau seorang guru.

b. Karakteristik

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS V SLB A YKAB SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 3 16

Pengaruh Metode Jarimagic Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Siswa Tunanetra Kelas V A di SLB-A YKAB Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017.

0 0 17

PENGARUH METODE EDUTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA ANAK TUNANETRA KELAS VIII DI SLB A YKAB SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017.

0 1 5

PENGARUH PENGGUNAAN METODE TOTAL PHYSICAL RESPONSE TERHADAP PRESTASI BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA TUNANETRA KELAS VIII DI SLB/A YKAB SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017.

0 0 17

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA TALKING BOOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK PADA ANAK TUNANETRA KELAS III SD DI SLB/A-YKAB SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 1 18

PENGARUH PENGGUNAAN METODE INDEX CARD MATCH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA TUNANETRA KELAS V SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 0 18

EFEKTIFITAS METODE FERNALD UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KATA SISWA TUNAGANDA KELAS VII DI SLB/A-YKAB SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 0 17

PENERAPAN METODE PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MATERI KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT PADA SISWA TUNANETRA KELAS VII DI SLB A YKAB SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/ 2012.

0 0 19

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE COURSE REVIEW HORAY TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS ANAK TUNANETRA KELAS 5 SLB A YKAB SURAKARTA TAHUN AJARAN 2017/2018 - UNS Institutional Repository

0 1 6

PENGARUH MEDIA NUMICON TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA ANAK TUNANETRA KELAS III DI SLB A YKAB SURAKARTA TAHUN AJARAN 20162017

0 0 18