Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Dewi Elyani Nurjannah, 2013 Pengaruh Penerapan Metode Experimenting And Discussion Ed Dalam Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Fisika Dan Sikap Ilmiah Siswa Smp universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Alam IPA merupakan ilmu yang dekat sekali dengan kehidupan manusia. Saat kita mempelajari IPA, berarti mempelajari bagaimana alam semesta ini berjalan dengan segala keteraturannya. Salah satu bagian dari IPA adalah Fisika. Fisika merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana fenomena-fenomena alam dapat terjadi. Hal ini menjadi suatu hal yang dapat membuat manusia tertarik untuk mempelajari fisika lebih dalam lagi, karena dengan mempelajari fisika manusia akan dapat mengetahui bagaimana suatu fenomena dapat terjadi, apa rahasia dibalik terjadinya hal tersebut. Mempelajari fisika sebagai bagian dari IPA sudah dimulai saat manusia masuk sekolah dasar. Disini siswa diperkenalkan IPA terlebih dahulu, yang mencakup fisika, biologi, dan kimia didalamnya. Selanjutnya pada tingkat SMP, disini fisika mulai diperkenalkan sebagai bagian dari IPA yang mulai dipelajari terpisah oleh siswa dan termasuk kedalam IPA Terpadu. Pada tingkat SMP siswa mulai mempelajari fisika lebih dalam dibandingkan saat di sekolah dasar. Pada tingkat SMP siswa mendapatkan konsep fisika yang harus benar-benar siswa kuasai sebagai bekal untuk mempelajari fisika pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi di tingkat SMA. Sehingga pemahaman dan penguasaan konsep fisika pada tingkat SMP sangat penting. Proses pemahaman dan penguasaan konsep fisika sebaiknya tidak dilakukan dengan menghafal rumus dan teori. Akan tetapi kebanyakan siswa cenderung belajar fisika dengan cara menghafal saja, tanpa mempelajari lebih lanjut untuk menguasai konsepnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Thomas F. Staton yang menyatakan bahwa : Kebanyakan di antara ahli-ahli psikologi dan guru-guru memandang belajar itu sebagai kelakuan yang berubah. Definisi yang praktis ini mengadakan pemisahan pengertian yang tegas antara pengertian proses belajar dan kegiatan yang semata-mata bersifat hafalan. Mempelajari, dalam arti memahami fakta- fakta sama sekali berlainan daripada menghafal fakta-fakta. Banyak pengajar Dewi Elyani Nurjannah, 2013 Pengaruh Penerapan Metode Experimenting And Discussion Ed Dalam Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Fisika Dan Sikap Ilmiah Siswa Smp universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu kurang sepenuhnya menyadari perbedaan tersebut. Suatu program pengajaran seharusnya memungkinkan terciptanya suatu lingkungan yang memberi peluang untuk berlangsungnya proses belajar yang efektif. Dari kutipan di atas, jelas terlihat bahwa saat ini metode belajar yang diterapkan di sekolah secara tidak langsung membuat siswa hanya menghafal apa yang guru sampaikan saja. Fisika sebagai bagian ilmu pengetahuan alam yang sudah diperkenalkan dari semenjak sekolah dasar dan berisi fakta-fakta tentang alam semesta, hanya dihafalkan saja oleh siswa. Hal tersebut menyebabkan siswa hanya melihat fisika sebagai ilmu hafalan rumus-rumus yang tidak berkaitan dengan alam semesta. Dengan hanya menghafal saja, hasil yang diharapkan dari pembelajaran fisika menjadi tidak maksimal Di SMP siswa sudah mulai diperkenalkan dengan materi IPA yang lebih kompleks dari SD. Pada tingkat SMP, IPA disini adalah IPA terpadu yang mana terdapat beberapa bagian ilmu, yaitu Fisika, Kimia, dan Biologi. Pembelajaran IPA di tingkat SMP sendiri memiliki tujuan diantaranya : 1. Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep, dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 2. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. Dari kedua tujuan pembelajaran IPA pada tingkat SMP diatas, secara singkatnya siswa diharapkan dapat memahami bagaimana IPA untuk dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga apabila hal ini dapat dicapai oleh siswa maka hasil belajar IPA dapat tercapai dengan baik, begitupun dengan fisika yang merupakan bagian dari IPA. Menurut Sumoharjo Soemantri ,2011 menyatakan bahwa : Hasil belajar merupakan suatu indikator dari perubahan yang terjadi pada diri siswa setelah mengalami proses belajar dimana untuk mengungkapnya biasanya menggunakan suatu alat penilaian yang ditetapkan sekolah oleh guru. Dalam dunia pendidikan khususnya sekolah hasil belajar merupakan nilai yang diperoleh siswa terhadap suatu mata pelajaran tertentu. Dewi Elyani Nurjannah, 2013 Pengaruh Penerapan Metode Experimenting And Discussion Ed Dalam Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Fisika Dan Sikap Ilmiah Siswa Smp universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Selain itu dari tujuan dari pembelajaran IPA diatas tidak hanya menekankan pada hasil belajar pada ranah kognitif yang harus tercapai dengan baik, tapi juga diharapkan terbentuk sikap-sikap yang baik dari pembelajaran tersebut. Fisika yang merupakan bagian dari IPA sangat berperan dalam mencapai tujuan pembelajaran IPA diatas. Dengan pembelajaran eksperimen dalam fisika layaknya seorang ilmuwan, diharapkan siswa dapat mengembangkan sikapnya menjadi lebih baik. IPA sangat erat kaitannya dengan seorang ilmuwan yang melakukan eksperimen dengan prinsip kerja ilmiah. Dalam bekerja ilmiah seorang ilmuwan harus memiliki sikap-sikap ilmiah. Sikap ilmiah adalah sikap-sikap yang diharapkan muncul dan terbentuk dari hasil proses pembelajaran IPA dan diikuti dengan metode ilmiah. Metode ilmiah dilakukan saat melakukan suatu eksperimen. Sikap ilmiah pun diharapkan dapat tumbuh pada sikap siswa dengan dilaksanakannya suatu pembelajaran eksperimen di dalam kelas. Sedangkan menurut Baharuddin 1982:34 mengemukakan bahwa :”Sikap ilmiah pada dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh para ilmuwan saat mereka melakukan kegiatan sebagai seorang ilmuwan. Dengan perkataan lain kecenderungan individu untuk bertindak atau berprilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui langkah-langkah ilmiah. ” Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.22 tahun 2006, yang menyatakan bahwa : Ilmu Pengetahuan Alam IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Dewi Elyani Nurjannah, 2013 Pengaruh Penerapan Metode Experimenting And Discussion Ed Dalam Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Fisika Dan Sikap Ilmiah Siswa Smp universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Berdasarkan penjelasan-penjelasan sebelumnya, maka pembelajaran IPA seharusnya merupakan proses penemuan fakta, konsep, dan prinsip, kemudian siswa memahami dan menguasainya, kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, untuk dapat menghasilkan hasil dari belajar fisika yang baik dan sesuai tujuan tersebut, selain itu dalam prosesnya diharapkan pula berkembang sikap-sikap ilmiah dalam diri siswa. Akan tetapi setelah dilakukan analisis terhadap hasil angket pada studi pendahuluan terhadap siswa SMP di Bandung untuk kelas VIII, diperoleh informasi bahwa : 1. Siswa SMP kelas VIII 82,86 kurang menyukai proses pembelajaran fisika yang cenderung ceramah saja, karena sekitar 68,57 lebih menyukai pembelajaran fisika dengan eksperimen. Akibatnya mereka cenderung menghafal dalam mempelajari fisika. 2. Nilai rata-rata UTS fisika pada semester satu untuk keseluruhan kelas VIII tergolong rendah, yaitu 5,2 masih sangat jauh di bawah KKM yaitu7,0. Hal ini menunjukan hasil belajar fisikanya masih rendah. 3. Sikap ilmiah yang dimiliki oleh siswa SMP kelas VIII diantaranya tanggung jawab, dan disiplin, sedangkan sikap ilmiah yang masih belum dimiliki siswa SMP kelas VIII adalah rasa ingin tahu, teliti, kerja sama, berpikir kritis, jujur, dan objektif. Dari hasil studi pendahuluan tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa siswa cenderung kurang menyukai proses pembelajaran fisika, karena dalam proses pembelajarannya hanya ceramah saja, sehingga mereka dalam mempelajarinya hanya menghafal saja, dan akibatnya sikap ilmiah yang diharapkan muncul pada siswapun tidak ada. Dari hasil observasi yang sama juga terdapat pemecahan masalah yang dapat digunakan, yaitu dari hasil bahwa siswa SMP lebih suka mempelajari fisika lewat eksperimen atau demonstrasi dengan persentase 68,57 dibandingkan hanya mendengarkan saja. Maka dari itu solusi dari masalah pada hasil belajar fisika yang rendah dan menumbuhkan sikap ilmiah adalah dengan melakukan metode eksperimen pada pembelajaran. Dewi Elyani Nurjannah, 2013 Pengaruh Penerapan Metode Experimenting And Discussion Ed Dalam Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Fisika Dan Sikap Ilmiah Siswa Smp universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dari kutipan Peraturan Pemerintah No.22 tahun 2006, yang menyatakan bahwa IPA merupakan proses penemuan sesuatu. Sehingga dalam proses pembelajaran langkah awalnya adalah bagaimana siswa dapat melakukan metode- metode ilmiah diikuti sikap ilmiah sebagai proses penemuan fakta, konsep, dan teori dalam IPA. Menurut Schoenherr 1996 yang dikutip oleh Palendeng 2003:81 menyatakan bahwa : Metode eksperimen adalah metode yang sesuai untuk pembelajaran sains, karena metode eksperimen mampu memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan kreativitas secara optimal. Siswa diberi kesempatan untuk menyusun sendiri konsep-konsep dalam struktur kognitifnya, selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kehidupannya. Berdasarkan kutipan di atas maka metode eksperimen pada proses pembelajaran fisika sangatlah tepat. Selain itu fisika merupakan ilmu alam yang harus disertai dengan suatu eksperimen dalam proses pembelajarannya. Melalui metode eksperimen ini siswa akan menemukan konsep-konsep fisika sendiri, sehingga diharapkan hasil belajar fisikanya akan lebih baik. Dengan metode eksperimen ini pun pembelajaran akan bermakna karena siswa terlibat langsung dalam proses penemuan konsepnya. Dengan melakukan suatu eksperimen berarti siswa melakukan langkah-langkah metode ilmiah pada prosesnya, dengan demikian diharapkan dapat muncul pula sikap ilmiah pada diri siswa tersebut, sehingga tujuan pembelajaran IPA dapat tercapai. Selain itu IPA yang merupakan proses dari penemuan pun diharapkan dapat dilakukan oleh siswa dengan metode eksperimen ini. Melalui penerapan metode ini pula diharapkan siswa menjadi lebih tertarik untuk mempelajari fisika. Siswa pun bukan hanya menghafal saja materi fisika, tetapi telah menemukan materi fisika lewat eksperimen yang ia lakukan sendiri. Dalam prosesnya nanti siswa dihadapkan pada suatu permasalahan eksperimen yang guru belum selesaikan, untuk kemudian siswa berhipotesis mengenai hasil eksperimen tersebut, dan membuktikannya. Sehingga metode eksperimen ini diikuti oleh metode diskusi, dimana “Metode diskusi adalah cara Dewi Elyani Nurjannah, 2013 Pengaruh Penerapan Metode Experimenting And Discussion Ed Dalam Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Fisika Dan Sikap Ilmiah Siswa Smp universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu penyajian pelajaran, dimana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pernyataan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama.” Syaiful Bahri, 2006:87 Kedua metode pembelajaran ini digabungkan menjadi metode Experimenting and Disscussion ED. Langkah-langkah Metode Experimenting and Discussion ED pada penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Guru mengawali pertemuan dengan melakukan percobaan di depan kelas. b. Siswa diminta untuk memprediksi hasil percobaan dan mencatatnya. c. Siswa memberikan penjelasan dari prediksi hasil percobaan dan siswa dikelompokkan berdasarkan prediksinya. d. Siswa melakukan percobaan untuk membuktikan prediksinya. e. Siswa mengamati percobaan yang dilakukan dan mencatat hasil percobaan. f. Siswa menyusun laporan percobaan. g. Siswa mempresentasikan laporan percobaan, kemudian berdiskusi antar kelompok. Metode Experimenting and Disscussion ED ini pernah diterapkan di suatu sekolah menengah atas di Kroasia selama satu semester penuh di siswa tingkat akhir. Dari hasil penerapan metode tersebut, terdapat perubahan pada sikap dan keyakinan siswa. Diharapkan metode ini juga dapat berpengaruh positif terhadap hasil belajar ranah kognitif dan pembentukan sikap ilmiah siswa SMP di Indonesia. Sehingga dari uraian latar belakang di atas penulis mengambil judul pada penelitian ini adalah “Pengaruh Penerapan Metode Experimenting and Discussion ED dalam Pembelajaran terhadap Hasil Belajar Fisika dan Sikap Ilmiah Siswa SMP ”.

B. Rumusan Masalah