3. Uji Aktivitas Bakteriosin
Bakteri indikator diremajakan pada cawan agar lalu diinkubasi pada 37ºC selama 24 jam. Setelah inokulum berumur 24 jam, koloni di
pindahkan dalam 5 ml garam fisiologis lalu dibandingkan kekeruhannya dengan Mcfarland No. 3 dengan OD 0,755 atau setara dengan kekeruhan
10
9
inokulum bakteri. Setelah didapatkan suspensi bakteri indikator, dilakukan pengenceran hingga 10
6
. Suspensi bakteri indikator yang diperoleh diinokulasi sebanyak 1 ml kedalam cawan agar berisi media
muller hinton agar setelah media cairan inokulum berdifusi dibuat sumur dengan diameter 6 mm dengan mengunakan alat sumuran.
Sampel yang akan diuji, diambil sebanyak 50 μl dan dimasukkan
kedalam sumur pada media uji dan dibiarkan selama bebeapa menit pada suhu kamar, kemudian di inkubasi 37ºC selama 24 jam dan diamati
aktivitasnya. Aktivitas hambatan supernatan terhadap bakteri indikator akan terlihat dengan munculnya zona bening disekitar sumur. Unit
aktivitas bakteriosin di definisikan sebagai AU Activity Unit, 1 AU merupakan luas daerah hambatan per satuan volum contoh bakteriosin
yang diuji mm
2
mL. Aktivitas bakteriosin dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan berikut : Aktivitas bakteriosin mm
2
mL =
Lz - Ls V
Lz : Luas zona bening mm
2
. Ls : Luas sumur mm
2
. V : Volume contoh ml.
4. Rancangan perlakuan
Pada penelitian tahap dua terdiri dari empat faktor yaitu faktor persentase inokulum yang terdiri dari dua taraf yaitu 5 dan 10; faktor
pH media terdiri dari dua faktor yaitu pH 4 dan pH 6; faktor suhu yaitu 27ºC dan 40ºC; faktor waktu inkubasi terdiri dari tiga taraf yaitu 4 jam, 10
jam dan 14 jam. Rancangan produksi antibaktgeri dalam penelitian ini secara lengkap disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Tabel rancangan produksi antibakteri Kode
Run Inokulum
pH Suhu ºC
Waktu Jam 1
5 4 27 4
2 5 6
27 4 3
5 4 40 4
4 5 6
40 4 5
5 4 27 10
6 5 6
27 10 7
5 4 40 10
8 5 6
40 10 9
5 4 27 14
10 5 6
27 14 11
5 4 40 14
12 5 6
40 14 13
10 4 27 4
14 10 6
27 4 15
10 4 40 4
16 10 6
40 4 17
10 4 27 10
18 10 6
27 10 19
10 4 40 10
20 10 6
40 10 21
10 4 27 14
22 10 6
27 14 23
10 4 40 14
24 10 6
40 14
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. FASE PERTUMBUHAN BAKTERI ASAM LAKTAT SCG 1223
Fase pertumbuhan bakteri asam laktat SCG 1223 digunakan untuk menentukan waktu inkubasi selama produksi senyawa antibakteri. Grafik
pertumbuhan bakteri asam laktat SCG 1223 dapat dilihat pada Gambar 5.
0.000 0.500
1.000 1.500
2.000 2.500
3.000
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Jam OD
1.00E+00 1.00E+01
1.00E+02 1.00E+03
1.00E+04 1.00E+05
1.00E+06 1.00E+07
1.00E+08 1.00E+09
1.00E+10 1.00E+11
1.00E+12 1.00E+13
TP C
OD TPC
I : Fase lag II : Fase eksponensial
III : Fase Stasioner IV : Fase kemastian
Gambar 5. Grafik pertumbuhan Bakteri asam laktat galur SCG 1223
Fase pertumbuhan bakteri asam laktat BAL galur SCG 1223 terdiri dari fase lag, fase eksponensial, fase stasioner dan fase kematian. Pada fase lag
bakteri melakukan proses aklimatisasi terhadap kondisi lingkungannya seperti pH, suhu, nutrisi dan lain sebagainya, pada fase ini peningkatan jumlah sel
bakteri berlangsung lambat. Pada fase lag pada bakteri asam laktat SCG 1223 terjadi selama jam ke-0 sampai jam ke-3. Fase kedua adalah fase eksponensial
yang merupakan fase dimana pertumbuhan bakteri berlangsung sangat cepat. Pada pertumbuhan bakteri BAL galur SCG 1223 fase eksponensial terjadi
pada jam ke-4 sampai jam ke-10. Fase berikutnya adalah fase stasioner, pada II III
IV I