Model Keuangan KERANGKA MODEL SISTEM 1. Model Prakiraan Pasar

42 tingkat kepentingan parameter hasil perataan nilai berdasarkan kuisioner dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Kisaran penilaian tingkat kepentingan parameter Nilai Hasil Kuisioner Bobot 4.2 x ≤ 5.0 5 3.2 x ≤ 4.2 4 2.6 x ≤ 3.4 3 1.8 x ≤ 2.6 2 1.0 x ≤ 1.8 1

3. Model Keuangan

Sub model analisa keuangan berfungsi untuk menilai kelayakan suatu investasi industri dilihat dari aspek finansialnya. Kriteria yang umum digunakan untuk menilai tingkat kelayakan suatu industri antara lain: 1 BEP, 2 BCR, 3 NPV, 4 IRR, dan 5 PBP. Agar suatu proyek industri dapat dikatakan layak untuk dijalankan maka nilai dari masing-masing kriteria tersebut harus mencukupi batas minimal yang berarti proyek industri tersebut diperkirakan tidak akan mengalami kerugian di kemudian hari. Semakin jauh nilai kriteria dari nilai minimalnya maka proyek industri tersebut akan semakin menguntungkan. Perhitungan nilai-nilai kriteria tingkat kelayakan investasi didapatkan berdasarkan asumsi-asumsi yang telah dimasukkan sebelumnya. Asumsi- asumsi yang akan digunakan dalam SPK INVESTPRO ini adalah asumsi modal investasi, asumsi biaya, dan asumsi kondisi investasi. Jenis asumsi modal investasi dibagi menjadi dua macam yaitu modal yang berupa aset perusahaan dan modal yang bukan berupa aset perusahaan. Modal yang berupa aset perusahaan dapat dimiliki oleh perusahaan selama beberapa waktu dan memiliki umur pakai tertentu, sehingga modal aset jenis ini setiap tahunnya akan mengalami penyusutan dengan nilai tertentu serta membutuhkan biaya pemeliharaan. Penghitungan nilai penyusutan aset perusahaan menggunakan metode garis lurus atau Straight Line Depreciation SLN. Rumus yang dipergunakan untuk perhitungan biaya penyusutan menggunakan metode SLN adalah sebagai berikut: 43 n S I SLN i − = Keterangan : SLN i = Nilai penyusutan tahun ke-i Rp I = Nilai investasi mesin dan peralatan atau bangunan yang mengalami penyusutan Rp S = Nilai sisa mesin atau bangunan pada akhir umur ekonomis Rp n = Umur proyek Untuk modal yang bukan berupa aset perusahaan contohnya ialah biaya perizinan untuk mendirikan industri, modal jenis ini tidak memililki umur pakai dan tidak membutuhkan biaya perawatan karena bersifat langsung habis terpakai. Jenis asumsi biaya juga terbagi menjadi dua macam yaitu biaya yang nilainya selalu tetap walaupun kapasitas produksi bertambah atau berkurang disebut Biaya Tetap Fixed Cost dan biaya yang nilainya dipengaruhi oleh besarnya kapasitas produksi pada tahun berjalan yang disebut Biaya Variabel Variable Cost. Setelah seluruh parameter biaya dimasukkan maka dapat dihitung nilai kebutuhan modal kerja di awal periode industri. Kebutuhan modal kerja adalah dana yang dibutuhkan untuk melaksanakan produksi awal setelah pabrik siap berproduksi, besarnya dana yang dibutuhkan ini dihitung berdasarkan biaya tahun pertama dan berapa bulan kerja dalam tahun pertama yang akan dibiayai. Sehingga total modal industri adalah penjumlahan dari total modal investasi aset ditambah total modal investasi non aset dan ditambah total modal kerja, atau dapat digambarkan dengan rumus sebagai berikut: Mk Mn Ma Mtot + + = Keterangan : Mtot = Total kebutuhan modal Mk = Modal kerja Ma = Modal aset Mn = Modal non aset 44 Untuk memulai suatu industri, umumnya perusahaan mendapatkan sebagian modalnya dari pinjaman bank. Pinjaman ini merupakan kewajiban yang harus dibayar oleh perusahaan industri yaitu meliputi cicilan dari pinjaman pokoknya itu sendiri dan bunga yang harus dibayarkan. Perumusan besarnya pinjaman ini adalah sebagai berikut: D M H × = Keterangan : H = Besar pinjaman M = Total modal D = Persentase kebutuhan modal dari pinjaman Sedangkan persamaan untuk menghitung besarnya bunga pinjaman yang harus dibayar adalah sebagai berikut: BP P BB i i × = Keterangan : BB i = Total pengeluaran pembayaran bunga pinjaman pada tahun ke–i Rp P i = Sisa pinjaman pada tahun ke–i Rp BP = Suku bunga pinjaman . Model analisa finansial dilengkapi dengan sub model analisa sensitivitas, yang berguna untuk mengetahui berapa besar perubahan suatu variabel mampu mempengaruhi nilai kelayakan dari proyek pendirian industri tersebut. Analisis dilakukan dengan mengubah variabel-variabel yang dihitung dalam penentuan kelayakan investasi industri bahan bakar biodiesel. Perubahan dilakukan dengan memasukkan tingkat perubahan dalam bentuk persen pada suatu variabel tertentu. Nilai baru hasil perubahan ini kemudian dimasukkan kembali ke dalam persamaan-persamaan untuk memperhitungkan nilai kriteria kelayakan investasi NPV, IRR, BCR, PBP, BEP yang baru. 45

C. IMPLEMENTASI SISTEM