1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Pasal 1 Peraturan Pemerintah PP No. 73 tahun 2005 tentang Kelurahan “Kelurahan adalah wilayah kerja Lurah sebagai perangkat daerah
dalam wilayah kerja Kecamatan”. Sedangkan di dalam Pasal 1 Perda No.3 tahun 2008 tentang Kelurahan
“Lurah adalah Kepala Kelurahan”, sebagai Perangkat Daerah Kabupaten atau Kota.” Kelurahan dipimpin oleh seorang Lurah. Kelurahan adalah pembagian
wilayah administratif di Indonesia di bawah kecamatan. Kelurahan atau Lurah adalah ditetapkan dengan Surat Keputusan BupatiWalikota atas usulan Camat
dari Pegawai Negeri Sipil dan Lurah bertanggungjawab kepada BupatiWalikota melalui Camat. Kelurahan merupakan unit pemerintahan terkecil setingkat dengan
desa. Berbeda dengan desa, Kelurahan tidak memiliki hak mengatur wilayahnya lebih terbatas. Dalam perkembangannya, sebuah desa dapat ditingkatkan statusnya
menjadi Kelurahan. Kelurahan sebagai organisasi pemerintah terendah berfungsi sebagai basis
pemerintahan nasional maupun pembangunan nasional serta merupakan tumpuan segala unsur pemerintahan yang berada di atasnya. Karena kedudukan Kelurahan
dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan program
2
pembangunan maka perlu disusun perangkat pemerintah Kelurahan yang memiliki kemampuan cukup, berwibawa, dinamis dan disertai dengan tatanan
administrasi yang sempurna sesuai dengan tuntutan perkembangan jaman. Jumlah Kecamatan di Kota Semarang saat ini ada 16 Kecamatan dan 177
Kelurahan, antara lain Kelurahan Bulu Lor. Pemerintah Kelurahan Bulu Lor merupakan salah satu Kelurahan di Kecamatan Semarang Utara. Tentu saja tidak
dapat dilepaskan dari peranan Kepala Kelurahan dalam mengelola anggaran administrasi Kelurahan guna pelaksanaan tugas dan fungsinya. Kelurahan
dipimpin oleh Lurah yang kedudukannya berada di bawah dan bertanggungjawab kepada BupatiWalikota melalui Camat. Dalam pelaksanaan tugas pemerintahan,
Kepala Kelurahan dibantu oleh lembaga-lembaga kemasyarakatan yang terdapat di Kelurahan. Hal ini sesuai dengan Pasal 11 PP No. 73 Tahun 2005 Tentang
Kelurahan, yaitu “Lembaga Kemasyarakatan mempunyai tugas membantu Lurah dalam pelaksanaan urusan pemerintahan, pembangunan, sosial kemasyarakatan
dan pemberdayaan masyarakat”. PP No. 73 Tahun 2005 Tentang Kelurahan merupakan peraturan
pelaksanaan dari ketentuan Pasal 127 UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. “Susunan Organisasi Kelurahan terdiri dari Lurah dan
Perangkat Kelurahan. Sedangkan unsur-unsur Perangkat Kelurahan terdiri atas: Sekretaris Kelurahan, Seksi-seksi, yang terdiri dari: Seksi Pemerintahan dan
Penyuluhan Umum, Seksi Pembangunan, Seksi Ketentraman dan Ketertiban, dan Seksi Pemberdayaan Masyarakat, dan Staf Kelurahan”.
3
Sebagai realisasi dari PP No. 73 Tahun 2005 Tentang Kelurahan, maka dikeluarkanlah Permendagri No. 5 Tahun 2007 Tentang Pedoman Penataan
Lembaga Kemasyarakatan. Dalam Pasal 1 ayat 1 Permendagri No. 5 Tahun 2007 menyebutkan bahwa “Lembaga Kemasyarakatan atau yang disebut dengan
nama lain adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra Pemerintah Desa dan lurah dalam
memberdayakan masyarakat”. Contoh Lembaga Kemasyarakatan adalah Rukun Tetangga RT, Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga PKK, Lembaga
Adat, Karang Taruna, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat LPM, Forum Kemitraan Polisi Masyarakat FKPM, dan sebagainya.
Menurut pengamatan penulis setelah penelitian, masyarakat Kelurahan Bulu Lor ini kebanyakan sudah individualis yang sangat tinggi, kesenjangan
sosialnya sangat kurang, kurangnya gotong royong terhadap warga, karena lokasinya yang sangat strategis. Memudahkan orang kota dengan kecuekannya
ketidak peduliannya terhadap sesama. Selain itu juga ada kecenderungan ketidakadilan didalam pelayanan yang diberikan, dimana masyarakat yang
tergolong miskin akan sulit untuk mendapat pelayanan yang baik dan berkualitas dari pihak kelurahan. Sebaliknya masyarakat yang memiliki uang akan lebih
mudah dalam menyelesaikan urusannya. Untuk itu, apabila ketidakmerataan dan ketidakadilan ini terus terjadi, maka pelayanan yang berpihak ini akan
memunculkan potensi yang berbahaya dalam kehidupan berbangsa. Potensi ini antara lain terjadinya disintegrasi bangsa, perbedaan yang lebar antar yang kaya
dan miskin dalam konteks untuk memperoleh pelayanan, peningkatan ekonomi
4
yang lamban, dan pada tahapan tertentu dapat merugikan bangsa Indonesia secara keseluruhan.
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka penulis melakukan penelitian guna menyusun skripsi dengan judul ”Peran Kepala Kelurahan Dalam
Menjalankan Fungsi Administrasi Kemasyarakatan Di Wilayah Kelurahan Bulu Lor Kecamatan Semarang Utara”
1.2 Identifikasi Masalah Dan Batasan Masalah