Pengertian Kearsipan Tinjauan Tentang Kearsipan

sindrom merupakan suatu gejala yang muncul sebagai indikator adanya keabnormalan psikis yang menimbulkan kesulitan belajar. Sindrom ini misalnya ketidakmampuan belajar membaca, menulis, dan sindrom ketidakmampuan berhitung.

2.3 Tinjauan Tentang Kearsipan

3.2.1 Pengertian Kearsipan

Arsip record yang dalam istilah bahasa indonesia biasa disebut dengan warkat, dapat diartikan sebagai catatan tertulis baik dalam bentuk gambar ataupun bagan yang memuat keterangan-keterangan mengenai suatu subyek ataupun peristiwa yang dibuat orang untuk membantu mengingat kembali peristiwa yang lalu. Arsip secara sederhana seperti surat-surat, kwitansi, ijazah, faktur, kartu nama, struk harga, foto-foto, dan gambar serta lain sebagainya. Arsip dapat diartikan sebagai suatu bahan agency yang melakukan segala kegiatan pencatatan, penanganan, penyimpanan, dan pemeliharaan surat-suratwarkat-warkat yang mempunyai arti penting baik ke dalam maupun ke luar negeri, baik yang menyangkut soal-soal pemerintahan maupun non-pemerintahan, dengan menerapkan kebijakan dan sistem tertentu yang dapat dipertanggung jawabkan Barthos, 2009:2. Menurut Deserno dan Kynaston 2005 arsip didefinisikan sebagai dokumen dalam semua media yang mempunyai nilai historis atau hukum sehingga disimpan secara permanen Sukoco, 2007:82. Adapun Charman 1998 mendefinisikan arsip sebagai proses yang menitikberatkan pada efisiensi administrasi perkantoran, pengelolaan, dan pemusnahan dokumen apabila tidak lagi diperlukan. Arsip adalah suatu kumpulan warkat yang disimpan secara sistematis karena mempunyai suatu kegunaan agar setiap kali diperlukan dapat secara cepat ditemukan kembali Gie, 2000:118. Kearsipan merupakan serangkaian pekerjaan yang berhubungan dengan kegiatan penciptaan, pengurusan, penyimpanan, penemuan, penyusutan, dan pemusnahan arsip Yatimah, 2009: 184. Kearsipan merupakan satu jenis pekerjaan ketatausahaan yang berhubungan dengan pengembangan sistem informasi. Peran kearsipan sangatlah penting dalam sebuah organisasi demi kelancaran kegiatan organisasi dan demi kemajuan organisasi itu sendiri. Kearsipan dapat berperan sebagai pusat ingatan, sumber informasi, dan sebagai alat pengawasan yanga sangat diperlukan setiap organisasi dalam rangka kegiatan perencanaan, penganalisaan, pengembangan, perumusan kebijaksanaan, pengambilan keputusan, pembuatan laporan, pertanggungjawaban, penilaian, dan pengendalian setepat-tepatnya Barthos, 2009:2. Adanya kearsipan akan lebih mempermudah dalam mengelola dan menyajikan semua jenis kebutuhan informasi yang dibutuhkan mulai dari masa lalu hingga informasi yang terbaru. Anggota organisasi sendiri ataupun orangorganisasi luar bisa memberikan informasi untuk disimpan dan dikelola oleh petugasbadan kearsipan dan juga bisa memperoleh informasi melalui badanpetugas pengelola kearsipan, asalkan informasi bukan yang bersifat rahasia. Semua kegiatan tersebut berkaitan dengan arsip, selain itu arsip juga dapat memberikan data atau informasi yang diperlukan pimpinan sebagai bahan dalam melaksanakan fungsi kepemimpinanya, yaitu dalam hal perencanaan, pengorganisasian, pergerakan, dan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan serta pengawasan. Pentingnya penanganan kearsipan ini semakin terasa ketika kebutuhan akan penydiaan informasi yang tepat waktu, lengkap, cepat, dan akurat untuk kepentingan organisasi atau perusahaan semakin meningkat. Pengelolaan kearsipan yang tepat pada sebuah organisasi akan mempermudah dalam melangsungkan aktitas pelayanan informasi yang berlangsung dalam suatu organisasi. Kegiatan kearsipan memiliki beberapa tujuan, diantaranya sebagai berikut. a. Memberikan pelayanan dalam penyimpanan data. b. Menemukan kembali arsip secara tepat, lengkap, akurat, relevan, dan tepat waktu, serta efisien. c. Menunjang penyusunan arsip yang berdaya dan berhasil guna. Sedangkan pada pasal 3 Undang-Undang No. 7 Tahun 1971, tentang tujuan dari kearsipan adalah untuk menjamin bahan keselamatan pertanggungjawaban nasional tentang perencanaan, pelaksanaan, dan penyelenggaraan kehidupan kebangsaan serta untuk menyediakan bahan pertanggung jawaban tersebut bagi kegiatan pemerintah. Mengingat sangat pentingnya tugas penanganan kearsipan dalam suatu organisasi, peranan seorang sekertaris sebagai pelaksana tugas kearsipan sangatlah penting. Seorang sekertaris yang bertugas sebagai pengelola tata warkat, harus memiliki kemampuan sifat dasar dalam melaksanakan tugas filling dengan efektif dan efisien. Kemampuan yang wajib dimiliki oleh seorang sekertaris antara lain ketelitian, kerapian, dan pengetahuan dalam sistem penataan arsip agar dapat memberikan pelayanan dalam penyimpanan arsip dan mampu menyediakan informasi secara tepat waktu, lengkap, cepat, dan akurat kepada yang membutuhkan. Seorang petugas tata kelola kearsipan yang tidak memiliki kemampuan melaksanakan tugas filling, maka kegiatan pengelolaan kearsipan ini tidak akan efektif. Kurang efektifnya kegiatan pengelolaan kearsipan ini antara lain Yatimah, 2009:186: a. Sulitnya mencari arsip kembali saat diperlukan. b. Hilangnya arsip yang penting. c. Banjir arsip, yaitu arsip yang sebenarnya sudah tidak berguna, tetapi masih disimpan. d. Ruang kantor tersita untuk penyimpanan arsip. Sistem pengelolaan arsip yang baik, akan memperhatikan bagaimana arsip itu akan disimpan dan dengan menggunakan metode apa yang tepat untuk menyimpan arsip. Menurut Moekijat 1997:118 dalam buku Yatimah mengatakan, kata sistem dalam hubunganya dengan sistem kearsipan biasanya menunjukkan metode penyusunan atau metode klasifikasi penggolongan. Ada lima metode pokok dalam kearsipan yang menjadi dasar penataan arsip, yaitu abjad alphabetical filling system, nomor numerical filling system, wilayah geografical filling system, perihal subject filling system, dan urutan waktu choronological filling system.

2.4 Kerangka Berfikir

Dokumen yang terkait

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESULITAN BELAJAR MATA PELAJARAN OTOMATISASI PERKANTORAN SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASIPERKANTORAN SMK NEGERI 2 SEMARANGTAHUN AJARAN2014 2015

1 8 132

ANALISIS FAKTOR YANG MENENTUKAN MOTIVASI BELAJAR MATA DIKLAT MENGELOLA DAN MENJAGA SISTEM KEARSIPAN SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 SLAWI

0 9 107

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA MINAT BELAJAR SISWA MATA DIKLAT MEMAHAMI PRINSIP PRINSIP PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI PERKANTORAN PADA KELAS X AP SMK ANTONIUS SEMARANG TAHUN 20122013

0 10 162

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Mata Diklat Teori Kejuruan Administrasi Perkantoran Pada Siswa Kelas X SMK Muhammadiyah 1 Weleri Kabupaten Kendal

0 14 160

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESULITAN BELAJAR MEMBUAT GARNISH PADA SISWA SMK NEGERI 1 KISARAN.

0 3 22

(ABSTRAK) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK NEGERI 1 BOYOLALI.

0 0 2

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK NEGERI 1 BOYOLALI.

0 8 112

PENGARUH KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN SISTEM KEARSIPAN PADA SISWA KELAS XI JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK NEGERI 2 PEKALONGAN.

1 4 113

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESULITAN BELAJAR STANDAR KOMPETENSI MENCATAT DIKTE UNTUK MEMPERSIAPKAN NASKAH PADA SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN SEKRETARIS DI SMK NEGERI 2 BLORA.

2 19 92

Penerapan Metode Kontekstual Pada Mata Diklat Kearsipan Untuk Siswa Kelas XI Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK PGRI 2 Salatiga.

0 2 125