Analisa KPI Sub Direktorat Property and Facilities Management

karyawan dengan tidak membuat karyawan menjadi manja, yaitu dengan memperhatikan dan mendengarkan semua keluhan dan pendapat para karyawan, sehingga setiap karyawan akan merasa dihargai. Tolok ukur strategik dari CSF peningkatan keahlian dan pengalaman ada tiga, yaitu jumlah pelatihan, tingkat partisipasi karyawan terhadap pelatihan yang diadakan dan peningkatan kinerja karyawan. Tolok ukur strategik peningkatan kinerja karyawan memiliki bobot paling besar 49,60. Hal ini berarti bahwa peningkatan kinerja karyawan memiliki peranan yang paling penting dalam peningkatan keahlian dan pengalaman karyawan. Tolok ukur strategik dari CSF kepuasan karyawan ada empat, yaitu tingkat kepuasan karyawan, tingkat pengembangan karir, pembinaan karyawan dan jaminan kesejahteraan. Dari keempat tolok ukur strategik tersebut, jaminan kesejahteraan memiliki bobot paling besar 43,79. Artinya bahwa jaminan kesejahteraan merupakan tolok ukur yang paling dapat mencerminkan kepuasan karyawan. Jaminan akan kesejahteraan karyawan yang diberikan oleh pihak sub direktorat, secara tidak langsung dapat membuat karyawan merasa nyaman dalam bekerja dan hal tersebut akan berdampak positif pada kinerja sub direktorat secara keseluruhan.

4.8. Analisa KPI Sub Direktorat Property and Facilities Management

PT. Indosat, Tbk. mulai menerapkan pengukuran kinerja dengan metode BSC sejak tahun 2000. Setelah menerapkan metode BSC dalam pegukuran kinerjanya, ada beberapa dampak positif yang didapat oleh PT. Indosat, Tbk., antara lain peningkatan jumlah pelanggan hingga mencapai 14 juta pelanggan pada akhir tahun 2005 Hermawan, dkk., 2006 serta peningkatan pendapatan perusahaan secara keseluruhan PT. Indosat, 2004. Perbedaan mencolok setelah diterapkannya metode BSC pada PT. Indosat Tbk. adalah dibentuknya Divisi Training, yang sesuai dengan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dalam BSC. Pembentukan Divisi Training tersebut diikuti dengan pembangunan Indosat Training and Conference Centre ITCC di Jatiluhur. Rancangan BSC berbeda-beda antar tiap direktorat dan sub direktorat. Perbedaan tersebut didasarkan pada perbedaan dari fungsi dan tugas direktoratsub direktorat masing-masing, apakah merupakan profit center atau non-profit center. Sub Direktorat Property and Facilities Management merupakan sub direktorat yang berorientasi non- profit center . Dasar pemikiran dari pembentukan Strategic-Mapping dalam perancangan BSC untuk profit center dan non-profit center dapat dilihat pada Gambar 10. Financial Customer Internal Business Process Learn Growth Profit Center Financial Customer Internal Business Process Learn Growth Non-profit Center Elaborasi Elaborasi dari dari Strategic Mapping Strategic Mapping Gambar 10. Elaborasi dari Strategic Mapping PT. Indosat, 2005 Sebagai sub direktorat yang non-profit center, Sub Direktorat Property and Facilities Management mengacu kepada Strategic-Mapping non-profit center , dimana perspektif pelanggan memiliki bobot tertinggi diantara tiga perspektif lainnya. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan memiliki bobot yang paling rendah. Untuk perspektif keuangan dan proses bisnis internal, dapat memiliki bobot diantara perspektif pelanggan dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Bobot perspektif keuangan dapat memiliki bobot yang lebih tinggi dan atau lebih rendah daripada perspektif proses bisnis internal.

4.8.1. Perbandingan Pembobotan Tiap Perspektif KPI Sub Direktorat dengan Hasil Penelitian

Hasil pembobotan yang telah didapatkan melalui penelitian yang telah dilakukan, dibandingkan dengan KPI Sub Direktorat Property and Facilities Management periode triwulan 1 tahun 2006 Lampiran 6. Perbandingan pembobotan KPI Sub Direktorat Property and Facilities Management dengan hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Perbandingan pembobotan KPI Sub Direktorat dengan hasil penelitian No. Perspektif Bobot KPI Sub Direktorat Bobot Hasil Penelitian 1. Pelanggan 20 50,18 2. Keuangan 60 26,92 3. Proses Bisnis Internal 16 14,94 4. Pembelajaran dan Pertumbuhan 4 7,95

4.8.1.1. Analisa Perbandingan Perspektif Pelanggan

Perspektif pelanggan pada KPI Sub Direktorat Property and Facilities Management memiliki bobot kedua terbesar, sedangkan perspektif pelanggan pada hasil penelitian memiliki bobot paling besar. Jika dilihat dari elaborasi Strategic-Mapping, yang seharusnya memiliki bobot paling besar adalah perspektif pelanggan, karena Sub Direktorat Property and Facilities Management merupakan non-profit center . Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil penelitian telah sesuai dengan elaborasi Strategic-Mapping yang seharusnya.

4.8.1.2. Analisa Perbandingan Perspektif Proses Bisnis Internal

Perspektif proses bisnis internal pada KPI Sub Direktorat Property and Facilities Management dan pada hasil penelitian sama-sama memiliki bobot ketiga terbesar. Kedua hasil pembobotan tersebut telah memenuhi elaborasi Strategic-Mapping , karena bobot perspektif proses bisnis internal dapat menduduki posisi kedua terbesar atau ketiga terbesar.

4.8.1.3. Analisa Perbandingan Perspektif Keuangan

Perspektif keuangan pada KPI Sub Direktorat Property and Facilities Management memiliki bobot yang paling besar, sedangkan perspektif keuangan pada hasil penelitian memiliki bobot kedua terbesar. Jika dilihat dari elaborasi Strategic-Mapping, yang seharusnya memiliki bobot paling besar adalah perspektif pelanggan, bukan perspektif keuangan, karena Sub Direktorat Property and Facilities Management merupakan non-profit center. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil penelitian telah sesuai dengan elaborasi Strategic-Mapping yang seharusnya.

4.8.1.4. Analisa Perbandingan Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan pada KPI Sub Direktorat Property and Facilities Management dan hasil penelitian sama-sama memiliki bobot yang paling kecil. Hal tersebut telah sesuai dengan elaborasi Strategic- Mapping yang seharusnya.

4.9. Perancangan Alat Pengukur Kinerja Sub Direktorat Property and