5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Persepsi
Persepsi merupakan realitas, keyakinan, penglihatan, pandangan atau pengertian. Apa yang dipersepsikan seseorang sering kali berbuah kenyataan.
Pandangan ini menegaskan bahwa persepsi merupakan suatu faktor prediksi perilaku. Persepsi dipandang sebagai proses seseorang mengambil makna.
Diawali dengan stimulus yang diterima langsung melalui indera seseorang yang kemudian diartikan melalui kenyataan berupa sikap dan perilaku yang
muncul. Lindgren 1981: 292 menegaskan Perceptions is viewed as the mediating processes that are initiated by sensations. These are attentions,
awareness, comparison, and contrast, together with other cognitive operations that enable us to interpret the meaning of sensations. Persepsi
dipandang sebagai proses tak langsung yang diawali oleh penginderaan, yaitu perhatian, kesadaran, perbandingan, dan kontras yang bekerja sama dengan
otak yang memungkinkan untuk menafsirkan arti sensasi tersebut. Secara singkat, perilaku manusia dipandu oleh tiga macam
pertimbangan yaitu keyakinan tentang kemungkinan konsekuensi atau atribut lain dari perilaku atau disebut pula keyakinan perilaku, keyakinan tentang
harapan normatif dari orang lain atau disebut pula keyakinan normatif, dan keyakinan tentang keberadaan faktor yang dapat memajukan atau
menghambat kinerja perilaku atau disebut pula kontrol keyakinan. Kombinasi ketiganya mengarah kepada terbentuknya suatu niat perilaku, yaitu niat
perilaku merupakan kontrol dari terbentuknya perilaku. Teori perilaku yang direncanakan berasal dari teori tindakan beralasan Fishbein Ajzen, 1975
yang diasumsikan bahwa perilaku sosial manusia yang paling berada dibawah kontrol kehendak dan karenanya, dapat diprediksi dari niat saja Ajzen 2002.
Masing-masing keyakinan dapat menghasilkan sikap yang menguntungkan ataupun merugikan dalam berperilaku.
Faktor-faktor penentu perilaku tertentu dipandu sebagian besar dengan pendekatan tindakan beralasan mengasumsikan bahwa perilaku
masyarakat diikuti kelayakan dari keyakinan masyarakat, sikap, dan tujuan
Ajzen, In Press. Pada siswa keyakinan diperoleh tentang guru dari pengalaman belajar di kelas menjadi dasar terbentuknya sikap dan perilaku
yang akan. Perilaku tersebut akan menjadi tolak ukur tercapai atau tidaknya tujuan belajar. Kasus berupa siswa kurang menyukai guru juga tidak
menyukai pelajaran yang diampu guru bersangkutan sangat perlu untuk dikaji guna mengetahui bagaimana persepsi siswa terhadap guru. Nanti akan
diketahui bagaimana siswa memperoleh suatu keyakinan yang mendasari terbentuknya sikap dalam mencapai tujuan, serta perilaku yang timbul dari
keyakinan yang dimiliki oleh siswa. Walgito 1992 menyatakan faktor-faktor yang berperan dalam
persepsi adalah objek yang dipersepsi; alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf, dan perhatian.
a. Objek yang dipersepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi,
tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan. Namun sebagian besar stimulus datang dari luar individu.
b. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf
Alat indera reseptor merupakan alat penerima stimulus. Ada juga syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima
reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan syaraf motoris.
c. Perhatian
Perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan
konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sekumpulan objek.
Menurut Mulyana 2005 ada dua persepsi manusia yaitu persepsi terhadap objek atau lingkungan fisik dan persepsi terhadap manusia. Kedua
persepsi tersebut memiliki beberapa perbedaan antara lain :
1. Persepsi terhadap objek melalui lambang-lambang fisik, sedangkan
persepsi terhadap orang melalui lambang-lambang verbal. Orang lebih aktif dari pada kebanyakan objek dan lebih sulit diramalkan.
2. Persepsi terhadap objek menanggapi sifat-sifat luar, sedangkan persepsi
terhadap orang menanggapi sifat-sifat luar dan dalam perasaan, motif, harapan dan sebagainya.
3. Objek tidak bereaksi, sedangkan manusia bereaksi. Dapat dikatakan objek
bersifat statis, sedangkan manusia bersifat dinamis. Oleh karena itu persepsi terhadap manusia dapat berubah dari waktu ke waktu, lebih cepat
dari pada persepsi terhadap objek. Persepsi mengarah pada pembentukan sikap, sedangkan sikap
merupakan alat evaluasi alami untuk disposisi internal Ajzen, 2012. Sikap juga dapat dikatakan sebagai definisi dari sifat terpendam atau kecenderungan
untuk merespon suatu tingkat baik atau buruk pada suatu objek psikologi Ajzen, 2005 sikap yang mendasari terbentuknya niat yang kemudian
menghasilkan perilaku dari pemilik persepsi. Diawali pengalaman yang diperoleh indera dilanjutkan respon terhadap objek yang dipersepsi secara
subjektif dan dinamis.
B. Kompetensi Guru Biologi