ditingkat lokal, nasional dan global. Sedangkan ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut : 1 manusia, tempat, dan lingkungan; 2
waktu, keberlanjutan, dan perubahan; 3 sistem sosial dan budaya; 4 perilaku ekonomi dan kesejahteraan.
b. Strategi Penyampaian Pengajaran IPS
Strategi penyampaian pengajaran IPS, sebagaian besar adalah didasarkan pada suatu tradisi, yaitu materi disusun dalam urutan: anak diri sendiri, keluarga,
masyarakattetangga, kota, region, negara, dan dunia. Berdasarkan uraian di atas pembelajaran IPS di SD memuat materi
geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Dalam pembelajarannya seorang guru harus memperhatikan karakteristik peserta didik dan juga karakteristik mata
pelajaran IPS yaitu berupa kajian materi dan strategi penyampaiannya. Pembelajaran IPS pada penelitian ini, akan menggunakan kelas III sebagai
subjek penelitian. Standar Kompetensi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 2. Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang. Kompetensi dasar 2.3
memahami kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan sekolah. Dan kompetensi dasar 2.4 mengenal sejarah uang.
2.1.7 Pembelajaran Tematik
2.1.7.1 Latar Belakang Pembelajaran Tematik
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan
berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya Bab V pasal 12 ayat 1 b.
Menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah bagian pengembangan kurikulum yang
menyatakan bahwa kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.
Berdasarkan aturan di atas peserta didik berhak mendapatkan layanan pendidikan yang sesuai dengan potensi, perkembangan, bakat minat dan
kemampuan. M enurut Piaget dalam Rifa’i dan Anni, 2009:26-30 perkembangan
kognitif anak usia sekolah dasar termasuk pada tahap operasional konkrit. Pada anak usia sekolah dasar kelas rendah masih berpikir secara holistik dan terpadu
maka dari itu dalam proses pembelajaran hendaknya menyesuaikan perkembangan peserta didik salah satunya menggunakan pembelajaran tematik.
2.1.7.2 Pengertian Pembelajaran Tematik
Menurut Sukayati dan Wulandari 2009: 13 pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan yang mengaitkan atau memadukan beberapa
kompetensi dasar KD dan indikator dari kurikulumstandar isi dari beberapa
mata pelajaran menjadi satu kesatuan dikemas dalam satu tema yang bertujuan agar peserta didik memperoleh pengetahuan dan ketrampilan yang bermakna.
Dan menurut Trianto 2011: 78 pembelajaran tematik adalah merupakan pembelajaran dengan model terpadu yang dirancang berdasarkan tema-tema yang
ditinjau dari berbagai mata pelajaran. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik
merupakan model pembelajaran terpadu yang memadukan kompetensi dasar dan indikator dari beberapa mata pelajaran menjadi satu tema.
2.1.7.3 Landasan Pembelajaran Tematik
Menurut Trianto 2011: 101-106, pembelajaran tematik mempunyai 3 landasan yaitu landasan filosofis, landasan psikologis dan landasan yuridis.
a. Landasan filosofis
Pembelajaran tematik
berlandaskan pada
filsafat pendidikan
progresivisme, sedangkan progresivisme bersandarkan pada filsafat naturalisme, realisme dan pragmatisme. Selain itu, pembelajaran tematik juga bersandar pada
filsafat pendidikan konstruktivisme dan humanisme. b.
Landasan psikologis Menuru
t Piaget dalam Rifa’i dan Anni, 2009:26-30 perkembangan kognitif anak mencakup tahap sensori motorik, pra operasional, operasional
konkrit dan operasional formal. Anak usia sekolah dasar termasuk pada tahap operasional konkrit. Pada anak usia sekolah dasar kelas rendah masih berpikir
secara holistik dan terpadu maka dari itu dalam proses pembelajaran hendaknya
menyesuaikan perkembangan peserta didik salah satunya menggunakan pembelajaran tematik.
Secara teoritik maupun praktik, pembelajaran tematik berlandaskan pada psikologi perkembangan dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan
diperlukan terutama untuk menentukan isimateri pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalamanya sesuai dengan
tahap perkembangan peserta didik. Sedangkan psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isimateri pembelajaran tematik tersebut
disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa mempelajarinya. c.
Landasan yuridis Landasan yuridis merupakan perlindungan hukum terhadap penerapan
pembelajaran tematik. Landasan yuridis tersebut adalah UUD 1945, UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak, UU Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, dan Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah
2.1.7.4 Prinsip Pembelajaran Tematik
Secara umum, prinsip-prinsip pembelajaran tematik dapat diklasifikasikan menjadi beberapa prinsip yakni prinsip penggalian tema, prinsip pengelolaan
pembelajaran, prinsip evaluasi dan prinsip reaksi yang secara rinci akan diuraikan seperti berikut :
a. Prinsip Penggalian Tema
Prinsip penggalian tema artinya tema-temanya harus saling tumpang tindih dan saling keterkaitan yang merupakan target utama dalam pembelajaran. Dalam
penggalian tema tersebut harus memperhatikan beberapa syarat berikut 1.
Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan untuk memadukan banyak mata pelajaran.
2. Tema harus bermakna dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan
psikologis dan mewadahi sebagian besar minat anak. 3.
Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa autentik yang terjadi dalam rentang waktu belajar, ketersediaan sumber belajar dan
kurikulum yang berlaku serta harapan masyarakat asas relevansi. b.
Prinsip Pengelolaan Pembelajaran Pengelolaan pembelajaran dapat maksimal apabila seorang guru dapat
menempatkan dirinya dalam keseluruhan proses pembelajaran. Seorang guru harus mampu menempatkan diri sebagai fasilitator dan mediator. Dalam
pengelolaan pembelajaran hendaknya guru harus memperhatikan hal-hal berikut :
1. Guru hendaknya jangan menjadi single actor yang mendominasi pembicaraan
dalam pembelajaran. 2.
Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerja sama kelompok.
c. Prinsip Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi pada pembelajaran tematik harus memperhatikan hal-hal berikut :
1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri self
evaluation disamping bentuk evaluasi lainnya. 2.
Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan yang akan
dicapai. d.
Prinsip Reaksi Guru harus mampu bereaksi terhadap aksi siswa dalam setiap peristiwa
dan tidak mengarahkan aspek yang sempit, tetapi ke sebuah kesatuan yang utuh dan bermakna Trianto, 2011: 85-86.
2.1.8 Model Pembelajaran Think Pair Share