4
BAB 2
TINJAUN PUSTAKA
2.1 Pengertian Saliva
Whole Saliva atau saliva total adalah campuran kompleks cairan dari kelenjar saliva, lipatan gingiva, transudat mukosa oral, mukus, rongga hidung, faring, bakteri
yang tidak melekat, sisa makanan, deskuamasi sel epitel, sel darah dan produk kimia. Metode pengukuran volume saliva terbagi atas 2 bagian yaitu pengukuran langsung
dari kelenjar saliva dan pengukuran saliva dari rongga mulut atau whole saliva. Metode yang pertama lebih menyulitkan dari metode yang kedua dan mungkin
menyebabkan lesi di duktus Stensen dan Wharthoni. Pengumpulan saliva boleh dilakukan dengan stimulasi maupun tanpa stimulasi resting. Penentuan laju aliran
saliva terstimulasi boleh dilakukan dengan menggunakan parafin dan asam sitrat.
11,17
2.1.1 Kelenjar Saliva
Kelenjar parotis adalah kelenjar saliva terbesar, terletak agak ke bawah dan membuka melalui duktus parotid Stensen menuju satu elevasi kecil papila yang
terletak berhadapan dengan gigi molar kedua pada kedua sisi. Kelenjar submandibularis merupakan kelenjar saliva terbesar kedua setelah kelenjar parotis
dan terdiri dari campuran sekresi serus dan mukus tetapi yang lebih dominan adalah serus. Kelenjar submandibularis bermuara pada duktus Whartoni menuju ke dasar
mulut pada kedua sisi frenulum lingualis. Kelenjar sublingualis adalah kelenjar yang terkecil dari ketiga kelenjar saliva yang lain dan produksi sekresi mukus. Sel serus
menghasilkan saliva yang encer sehingga viskositasnya menjadi lebih rendah sedangkan sel mukus menghasilkan saliva yang kental sehingga viskositasnya lebih
tinggi. Kelenjar saliva minor didistribusikan secara luas pada permukaan mukosa bagian dalam bibir, pipi, langit-langit dan daerah glosofaring.
18,19
5
2.1.2 Komposisi Saliva
Saliva melarutkan makanan secara kimia untuk pengecapan rasa, melembabkan dan melumasi makanan sehingga mudah ditelan. Selain
meminimalisasi keasaman rongga mulut dan mencegah demineralisasi enamel gigi, saliva juga memberi kelembaban dan melindungi mukosa oral sehingga terhindar dari
kekeringan. Zat antibodi dan antibakteri dalam saliva berfungsi untuk membersihkan rongga mulut dan membantu memelihara kesehatan rongga mulut serta mencegah
kerusakan. Amilase pada saliva dapat mengurai zat tepung menjadi polisakarida dan maltose.
13
2.1.3 Laju Aliran Saliva
Laju aliran saliva dipengaruhi oleh beberapa faktor temasuk usia dan jenis kelamin, ukuran kelenjar, kontribusi berbagai kelenjar saliva, nutrisi, merokok, obat-
obatan, alkohol, puasa, muntah dan penyakit sistemik. Faktor yang sangat memengaruhi penurunan laju aliran saliva adalah obat-obatan terapeutik, terutama
obat-obatan yang digunakan pada penderita Sjogren Syndrome dan pengobatan radiasi untuk kanker kepala dan leher.
13
Laju aliran saliva tergantung pada lama dan intesitas stimulus. Stimulus tersebut terdiri atas stimulus mekanik dan stimulus
kimiawi. Stimulus mekanik tampak dalam bentuk pengunyahan, sedangkan stimulus kimiawi tampak dalam bentuk efek pengecapan. Kedua jenis stimulus tersebut
membangkitkan kegiatan refleks saliva. Stimulus asam, frekuensi pengunyahan yang tinggi dan gigitan yang kuat dapat meningkatkan sekresi saliva.
20
Nilai normal rerata aliran saliva yang distimulasi pada individu yang sehat berkisar dari 1,0-3,0 mlmenit sedangkan nilai normal flow rate yang tidak
distimulasi berkisar antara 0,3-0,5 mlmenit. Apabila nilainya dibawah 0,7 mlmenit maka keadaan tersebut merupakan hiposalivasi dan apabila diantara 0,1 - 0, 25
mlmenit maka nilainya adalah rendah.
8,16
2.1.4 Viskositas Saliva