Pandangan Hakim Tentang Penolakan Itsbat Nikah

45 Pada Nomor Perkara 094Pdt.P2013PA.JS ini, saksi tidak memenuhi syarat materil sebagaimana ketentuan pasal 171 ayat 1 HIR, pasal 1907 ayat 1 KUH Perdata. Pasal 171 ayat 1 HIR : Dalam tiap-tiap penyaksian harus disebut segala sebab pengetahuan saksi. Pasal 1907 ayat 1 KUH Perdata : Tiap kesaksian harus disertai keterangan tentang bagaimana saksi mengetahui kesaksiannya itu. Dalam perkara 094Pdt.P2013PA.JS para pemohon mendalilkan bahwa dia sudah melaksanakan ijab qabul dengan wali hakim, dua orang saksi bernama P. Buang Hartanto dan Haji Muadi. Dalil permohonan harus dikuatkan dengan alat bukti, alat bukti yang memungkinkan menurut Hakim yaitu saksi yang melihat langsung proses pernikahan, kalau pemohon tidak bisa menyaksikan saksi yang melihat dan mendengar langsung, bagaimana majelis Hakim ingin mengabulkan dalil permohonan itsbat nikah para pemohon sudah pastilah di tolak. karna saksi tidak meyakinkan majelis Hakim karena itulah perkaranya di tolak. 2 Kemudian menurut hakim bagi masyarakat yang itsbat nikahnya ditolak oleh hakim, maka sisi mudarat dan manfaat itu harus dinilai dari tujuan di syariatkannya agama Islam, hukum itu tegak agar sesuai dengan ajaran agama Islam. Pernikahan adalah sesuatu yang sakral karna nilai sakral itulah maka syahnya suatu pernikahan harus terpenuhi syarat dan rukunnya. 2 Wawancara pribadi dengan hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan bernama DRS. Sunardi M., S.H., M.H.I pada tanggal 18 Mei 2015. 46 Kasus tersebut yang diketahui adalah para pemohon tidak melaksanakan pernikahan sesuai dengan hukum Islam. 3

B. Analisis Penulis

Setelah membaca duduk perkara permohonan itsbat nikah nomor perkara 094Pdt.P2013PA.JS tersebut diatas dan mempelajari berkas perkaranya, serta mencermati argumentasi-argumentasi yang diajukan oleh para pemohon I dan pemohon II. Dan pertimbangan Hakim dalam menetapkan perkara tersebut di Pengadilan Agama Jakarta Selatan. Bahwasanya memang benar dalam pasal 14 Kompilasi Hukum Islam mengatur tentang pernikahan hanya sah menurut hukum apabila dilangsungkan dengan memenuhi syarat dan rukun nikah. Yang berbunyi: 1. Calon suami 2. Calon isteri 3. Wali Nikah 4. Dua orang saksi dan 5. Ijab dan Kabul. Para pemohon mengajukan itsbat nikah karena memang mereka ingin pernikahanya di catatkan di depan Pegawai Pencatat Nikah di Kantor Urusan Agama KUA. Pemohon I bernama Wardana bin Warsa Karsidi, umur 53 tahun, Agama Islam, pendidikan SLTA, Perkerjaan Purnawirawan TNI AD, tempat Tinggal jalan melati No.5 RT. 007 RW. 03 Kelurahan Bintaro Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan. Dan pemohon II bernama Retno Widyastuti binti Bambang Wiradi, umur 46 tahun, Agama Islam, Pendidikan SLTA, Pekerjaan Purnawirawan TNI AD, Tempat tinggi jalan Melati No.5 3 Wawancara pribadi dengan hakim Pengadilan Agama Semarang lewat telepon bernama Dra. Hj. Lelita Dewi, SH, M. Hum pada tanggal 20 Agustus 2015. 47 RT.007 RW.03 Kelurahan Bintaro Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan. Mereka telah dikaruniai 4 empat orang anak yang masing-masing bernama : 1 Jefta Rangga Prasetya 2 Anggi Chandra Priandini 3 Abigail Ivana Kalinda 4 Daniel Nathan Axel Bahwa pemohon I dan pemohon II mengajukan itsbat nikah sebagai bukti pernikahan mereka dan untuk mengurus tunjangan anak dan keluarga dalam pemenuhan persyaratan pensiun. Adapun yang menjadi titik tolak yang menyebabkan tidak diterimanya itsbat nikah para pemohon menurut majelis Hakim yakni karena persaksian di persidangan dianggap tidak memenuhi syarat materil dalam hukum perdata. Majelis hakim menetapkan itsbat nikah tidak dapat diterima dengan alasan saksi di persidangan yang menjadi alat bukti tidak memenuhi syarat materil sebagaimana ketentuan pasal 171 ayat 1 HIR, pasal 1907 ayat 1 KUH Perdata yang berbunyi diketahui sebab-sebab ia mengetahui peristiwanya, dan tiap kesaksian harus disertai keterangan tentang bagaimana saksi mengetahui kesaksiannya itu. Oleh karenanya menurut Hakim keterangan tidak dapat mendukung bukti lainnya untuk mendukung kebenaran dalil permohonan para pemohon. 48 Membuktikan sesuatu dengan alat bukti yang sah, dan tidak boleh dengan setiap alat. Menurut pasal 164 HIR dan Pasal 1866 B.W. ada lima macam alat bukti berupa: 4 1. Bukti dengan tulisansurat; 2. Bukti dengan saksi; 3. Bukti persangkaan; 4. Bukti Pengakuan; 5. Bukti sumpah; Bahwa alat bukti surat memiliki kedudukan yang paling tinggi di bandingkan dengan alat bukti saksi dalam hal pembuktian di persidangan. Bukti dengan surat dianggap paling utama dalam perkara perdata, karena peranan surat atau tulisan amat penting, surat-surat sengaja dibuat dengan maksud untuk membuktikan peristiwa apabila dikemudian hari terjadi. 5 Hakimpun seharusnya lebih analisis dan cermat dalam mempertimbangkan dalil-dalil untuk memutuskan suatu perkara, dalam perkara ini hakim bisa melihat dan mengutamakan alat bukti surat terlebih dahulu dari pada alat bukti saksi. Dan setelah mengkaji putusan tersebut penulis melihat alat bukti surat yang diajukan di persidangan yang diberi tanda P.1 sampai P.7 sebagai berikut : 1. Fotokopi KTP Pemohon I dan Pemohon II P.1 ; 4 Bambang Sugeng dan Sujayadi, Hukum Acara Perdata dan Dokumen Litigasi Perkara Perdata Jakarta : Kencana, 2011, Cet. Pertama, h. 65. 5 Gatot Supramono, Hukum Pembuktian di Peradilan Agama Bandung : Penerbit alumni, 1993, Ed. Pertama, cet. Pertama, h. 22.