1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kesadaran akan pentingnya demokrasi bagi warga negara saat ini sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat dari peran serta rakyat Indonesia dalam melaksanakan
Pemilihan Umum baik yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Ada fenomena baru dalam suasana demokrasi di Indonesia yang
dimulai tahun 2004. Dalam Pemilihan Umum 2004 untuk pertama kalinya rakyat Indonesia diberi kebebasan untuk memilih presiden dan wakil presiden secara
langsung. Setelah sukses dengan pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung tahun 2004 maka pada tahun 2005 bangsa Indonesia memulai era baru
dalam pesta demokrasi yakni dengan diadakannya pemilihan kepala daerah Pilkada secara langsung.
Lahirnya UU Pemerintah Daerah No. 22 Tahun 1999 yang kemudian diubah dengan UU No. 32 Tahun 2004 telah memberikan harapan baru bagi bangsa
Indonesia untuk perubahan sistem politik yang otoriter menjadi sistem politik yang demokratis. Sebelum dikeluarkannya UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah serta Peraturan Pemerintah No.62005 tentang pemilihan Kepala Daerah secara langsung, maka pemilihan kepala daerah Gubernur, Walikota maupun
Bupati mekanismenya diserahkan kepada DPRD di daerah masing-masing. Walaupun telah menggunakan Undang-Undang No.22 Tahun 2007 tentang
Penyelenggaran Pemilu sebagai pedoman penyelenggaraan, akan tetapi Pilkada kali ini tidak jauh berbeda dengan Pilkada yang berdasarkan Undang-Undang No.32
tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dimana calon independen belum diakui
Universitas Sumatera Utara
2
keberadaannya oleh KPUD dalam hal ini KPUD SUMUT. Sehingga yang berhak mencalonkan diri menjadi calon Gubernur Sumatera Utara adalah sesuai dengan PP
No 6 tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, maka yang menjadi peserta Pilkada adalah
sesuai dengan pasal 36 yaitu : 1.
Peserta pemilihan adalah pasangan calon yang diusulkan oleh Partai Politik atau Gabungan Partai Politik secara berpasangan.
2. Partai Politik atau Gabungan partai politik sebagaimana dimaksud pada ayat
1, dapat mendaftrakan pasangan calon apabila memenuhi persyaratan perolehan sekurang-kurangnya 15 lima belas persen dari jumlah kursi
DPRD atau 15 lima belas persen dari akumulasi perolehan suara sah dalam pemilihan anggota DPRD di daerah yang bersangkutan.
3. Dalam hal Partai Politik atau Gabungan partai politik dalam mengusulkan
pasangan calon menggunakan ketentuan memperoleh sekurang-kurangnya 15 lima belas persen dari jumlah kursi DPRD sebagaimana dimaksud
pada ayat 2, apabila hasil bagi jumlah kursi DPRD menghasilkan angka pecahan, maka angka perolehan 15 dari jumlah kursi dihitung dengan
pembulatan keatas. Oleh karena itu Pemilihan Kepala Daerah Pilkada ini diharapkan bisa
membawa rakyat Sumatera Utara kearah yang lebih demokratis, karena kita telah diberikan otonomi, dalam kampanye Pilgubsu 2013 dimana kita telah diberikan
kebebasan untuk memilih calon Gubernur dan Wakil Gubernur. Pilkada langsung terkait dengan kedaulatan rakyat mencukup hal-hal sebagai berikut:
1
1
Joko J Prihatmoko. 2005. Pemilihan Kepala Daerah Langsung. Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar. hal 128-130.
Universitas Sumatera Utara
3
1. Rakyat secara langsung dapat menggunakan hak-hak pilihnya secara utuh.
Menjadi kewajiban Negara memberikan perlindungan terhadap hak pilih rakyat. Salah satu hak politik rakyat tersebut adalah hak memilih calon
pemimpin. 2.
Wujud nyata asas pertanggungjawaban dan akuntabilitas. Pertanggungjawaban responsibility dan akuntabilitas accountability
publik seorang pemimpin merupakan landasan yang amat penting guna menjaga kelangsungan sebuah kepemimpinan politik. Melalui pilkada
langsung, maka seorang Kepala Daerah harus mempertanggungjawabkan kepemimpinan kepada rakyat yang memilih. Tingkat penerimaan rakyat
kepada Kepala Daerah merupakan jaminan bagi peningkatan partisipasi politik rakyat yang akan menjaga kelanggengan sebuah kepemimpinan.
3. Menciptakan suasana kondusif bagi terciptanya hubungan sinergis antara
pemerintah dan rakyat. Pemerintah akan melaksanakan kehendaknya sesuai dengan kehendak rakyat. Keserasian dan keseimbangan hubungan antara
keduanya akan membawa pengaruh yang sangat menentukan bagi tegaknya suatu pemerintahan yang demokratis.
Peserta pemilihan adalah pasangan calon yang diusulkan oleh partai politik atau Gabungan Partai Politik secara berpasangan. Pasangan calon adalah yang paling
penting dalam Pilkada, dimana mereka yang akan bersaing merebut hati masyarakat untuk mendukung mereka sehingga mereka dapat menduduki kursi jabatan.
Kabupaten Labuhanbatu Selatan yang beribukota di Kota Pinang, Kota Pinang adalah kabupaten yang baru dimekarkan dari Kabupaten Labuhanbatu pada
tanggal 15 Juli 2009 sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2008 pada tanggal 24 Juni 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Labuhanbatu Selatan,
Universitas Sumatera Utara
4
masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kabupaten Labuhanbatu Selatan merupakan pintu gerbang Provinsi Sumatera Utara ditinjau dari Provinsi
Riau. Secara geografis Kabupaten Labuhanbatu Selatan memiliki luas wilayah
3.596 Ha. Jumlah penduduk 310.141 jiwa, dan secara administrasi terdiri dari 5
kecamatan yaitu Kecamatan Sei Kanan, Kecamatan Torgamba, Kecamatan Kota Pinang, Kecamatan Silangkitang dan Kecamatan Kamping Rakyat. Sebahagian besar
penduduk Kabupaten Labuhanbatu Selatan adalah Suku Melayu 70, Suku Batak Mandailing 10, Suku Jawa 7, dan selebihnya suku-suku lain sekitar 13. Jumlah
Pemilih perkecamatan di Labuhanbatu Selatan yaitu di Kec. Kotapinang 37.054 pemilih dan 134 TPS, Kec. Kampung Rakyat 34.951 pemilih dan 139 TPS, Kec.
Silangkitang 20.313 pemilih dan 76 TPS, Kec. Sungai Kanan 30.556 pemilih dan 126 TPS, Kec. Torgamba 62.473 pemilih dan 232 TPS. Pemilih tersebut tersebar di
54 Desa dan Kelurahan, dengan jumlah pemilih Laki-laki 94.773 pemilih, dan Perempuan 90.574 pemilih. Maka jumlah keseluruhan dari masyarakat yang
memiliki hak pilih adalah 185.347 jiwa.
2
Pada tanggal 7 Maret 2013, Provinsi Sumatera Utara menyelenggarakan Pemilihan Gubernur secara langsung. Sejak Pengumuman Komisi Pemilihan Umum
KPU Sumatera Utara Nomor.1551KPUn Provsu-002XI2012 tanggal 8 November 2012 Penyelenggaraan Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera
Utara Tahun 2013, sesuai dengan Keputusan KPU Provinsi Sumatera Utara Nomor 07KptsKPU-Prov-0022012 tanggal 24 September 2012 Tentang Perubahan Atas
Keputusan KPU Provinsi Sumatera Utara Nomor 01KptsKPU-Prov-0022012 Tentang Tahapan, Program dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Umum Gubernur
2
www.sumut.bps.go.idlabuhan_batu_selatan, Diakses Tanggal 7 November 2013
Universitas Sumatera Utara
5
dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013, Keputusan KPU Provinsi Sumatera Utara Nomor.05KptsKPU-Prov-0022012 Tentang Jumlah Kursi dan
Jumlah Suara Sah Untuk Pasangan Calon Yang Diajukan Partai Politik atau Gabungan Partai Politik Dalam Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur
Sumatera Utara Tahun 2013 dan Keputusan KPU Provinsi Sumatera Utara Nomor 08KptsKPU-Prov-0022012 tentang Pedoman teknis Tata Cara Pendaftaran,
penelitian dan Penetapan Pasangan Calon Dari Partai Politik atau Gabungan Partai Politik Dalam Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gebernur Sumatera Utara
Tahun 2013, Pengumuman Pendaftaran bakal pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013 mulai tanggal 10 sd 16 November 2012 batas
terakhir pendaftaran tanggtal 16 November 2012 pendaftaran dilaksanakan dari pukul 08.00 sd 16.00 wib kecuali untuk hari terakhir pendaftaran tanggal 16
November 2012 sampai pukul 24.00 WIB.
3
Sampai batas akhir pendaftaran, tanggal 16 November 2012 ada 5 pasangan bakal calon gubernur dan bakal calon wakil
gubernur yang resmi mendaftar di KPUD Sumatera Utara. Ke-5 calon tersebut:
4
1. Gus Irawan Pasaribu dan Soekirman, yang diusung oleh Partai Gerakan
Indonesia Raya Gerindra, Partai Amanat Nasional, Partai Bulan Bintang Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai lain 23 partai.
2. Effendi Simbolon dan Djumiran Abdi, yang diusung oleh PDI Perjuangan,
Partai Peduli Rakyat Nasional dan Partai Damai Sejahtera. 3.
Chairuman Harahap dan Fadly Nurzal Pohan, yang diusung oleh Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Pemuda Indonesia, Partai
Buruh dan Partai Republika.
3
Ir lanta, 2012, Hari Pertama Pendaftaran Calon Gubernur Dan Wakil Gubernur Provsu Kosong,
http:www.suaranasionalnews.com?p=15202 , Diakses Tanggal 7 November 2013
4
http:kpud-sumutprov.go.idkeputusan-kpu-sumut.html. Diakses Tanggal 7 November 2013
Universitas Sumatera Utara
6
4. Amri Tambunan dan Rustam Effendy Nainggolan, yang diusung oleh Partai
Demokrat. 5.
Gatot Pujo Nugroho dan Tengku Erry Nuradi, yang diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera, Partai Hati Nurani Rakyat, Partai Patriot, Partai Bintang
Reformasi dan Partai Kebangkitan Nasional Ulama. Berdasarkan hasil perhitungan KPUD Sumatera Utara maka dapat dilihat
rekapitulasi hasil penghitungan suara pemilihan gubernur dan wakil gubernur Provinsi Sumatera Utara tahun 2013 di Kabupaten Labuhan Batu Selatan pada tabel
1.1 berikut ini.
5
Tabel 1.1 Perolehan Suara Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013 Di Kabupaten Labuhan Batu Selatan
No. Nama Pasangan
Jumlah Pemilih
Persentase
1 Gus Irawan Pasaribu dan Soekirman
22.524 22,3
2 Effendi Simbolon dan Djumiran Abdi
15.355 16,5
3 Chairuman Harahap dan Fadly Nurzal Pohan
14.390 14,8
4 Amri Tambunan dan Rustam Effendy Nainggolan
5.782 6
5 Gatot Pujo Nugroho dan Tengku Erry Nuradi
41.413 40,4
Dengan jumlah suara yang sah sebanyak 99464 surat suara dan yang tidak sak berjumlah 3554 surat suara maka total keseluruhannya berjumlah 103018 surat
suara. Dalam agenda kampanye politik yang dilakukan setiap pasangan calon
gubernur dan wakil gubernur juru kampanye memegang peranan yang sangat penting. Dengan adanya penyampaian program kampanye yang tepat dan terarah
5
www.kpud-sumutprov.go.idhasil-rekapitulasi-perhitungan-suara-pilgubsu.html, Diakses Tanggal 7 November 2013
Universitas Sumatera Utara
7
dari komunikator atau juru kampanye dari tiap pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, maka pesan politik yang disampaikan kepada khalayak pasti akan diterima
dengan jelas sehingga tujuan dari apa yang disampaikan akan berhasil. Untuk dapat menunjang keberhasilan tersebut maka diperlukan seorang komunikator atau juru
kampanye yang handal untuk menyampaikan pesan kampanye kepada masyarakat. Dalam setiap agenda kampanye para juru kampanye Jurkam menjadi wakil
bagi tiap pasangan calon gubernur dan wakil gubernur dalam berkampanye atau mengkomunikasikan apa yang menjadi visi, misi maupun program kerja pasangan
calon gubernur dan wakil gubernur. Selain itu, para jurkam juga mengajak dan menghimbau agar masyarakat bisa memilih pasangan calon gubernur dan wakil
gubernur dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara tahun 2013. Jadi juru kampanye atau jurkam memegang peranan penting yakni sebagai komunikator
dalam menyampaikan pesan politik pasangan calon gubernur dan wakil gubernur. Karena peran atau tugasnya yang sangat besar, maka setiap Jurkam atau juru
kampanye perlu mendapatkan bekal materi, wawasan atau ilmu yang hendak disampaikan dalam kampanye. Hal ini sangat penting sekali, karena materi yang
akan disampaikan oleh Jurkam harus bisa ditangkap dan dipahami oleh calon pemilih. Dalam kampanye pasangan calon gubernur dan wakil gubernur terdapat
pembagian tugas, yakni antara jurkam pokok dan jurkam figur. Selain berbagai kegiatan di atas upaya atau pendekatan yang dilakukan oleh juru kampanye tiap
pasangan calon gubernur dan wakil gubernur dalam merekrut massa adalah melalui pendekatan psikologis kepada calon pemilih, baik yang berada di wilayah pedesaaan
maupun perkotaan. Bentuk nyata dari kegiatan ini adalah dengan mengadakan silaturahmi atau kegiatan yang berhubungan langsung dengan masyarakat. Di
Universitas Sumatera Utara
8
antaranya adalah dengan mengadakan kegiatan bakti sosial maupun kunjungan ke sentra industri kecil.
Walaupun rakyat yang menentukan siapa yang akan menduduki kursi gubernur dan wakil gubernur, akan tetapi juru kampanye memiliki pengaruh yang
sangat besar, dikarenakan juru kampanye yang disiapkan oleh partai politik juga memiliki peran yang sangat menentukan apakah setiap pasangan calon bisa dikenal
masyarakat dengan segala programnya. Dari uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih
lanjut dan hasil penelitian ini dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul :
“Peran Juru Kampanye PKS Dalam Proses Pemenangan Pasangan Gatot Pujo Nugroho dan Tengku Erry Nuradi Di Kecamatan Kota Pinang Kabupaten
Labuhanbatu Selatan pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013”.
1.2 Rumusan Masalah