timbal dan kadmium dan perhitungan persamaan garis regresi dapat dilihat pada Lampiran 5, halaman 44 dan Lampiran 6, halaman 45.
4.2.2 Analisis Kadar Timbal dan Kadmium dalam Wortel Biasa dan Wortel Organik
Penentuan kadar timbal dan kadmium dilakukan secara spektrofotometri serapan atom dimana sampel terlebih dulu didestruksi hingga menjadi abu
kemudian dilarutkan dan diukur pada spektrofotometri serapan atom. Konsentrasi logam timbal dan kadmium dalam sampel ditentukan berdasarkan persamaan
garis regresi kurva kalibrasi larutan standar masing-masing logam. Data dan
contoh perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 7, halaman 47 dan Lampiran 8,
halaman 48. Analisis dilanjutkan dengan perhitungan statistik Perhitungan dapat
dilihat pada Lampiran 9 dan Lampiran 10, halaman 49 sampai halaman 52. Hasil
analisis kuantitatif kadar timbal dan kadmium dalam sampel dapat dilihat pada
Tabel 4. Tabel 4. Hasil Analisis Kuantitatif Kadar Timbal dan Kadmium dalam Sampel
No. Sampel Kadar
Timbal mgkg
Kadar Kadmium mgkg
1. Wortel Biasa
1,2112 ± 0,0265 0,0213 ± 0,0021
2. Wortel organik
0,5322 ± 0,0179 0,0045 ± 0,0007
Berdasarkan kriteria batas maksimum logam berat dalam sayuran termasuk umbi yang ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional Indonesia
yaitu SNI Standar Nasional Indonesia tentang batas maksimum cemaran logam berat dalam pangan SNI 7387:2009 dan Peraturan Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Indonesia Nomor HK.00.06.1.52.4011 tentang penetapan batas maksimum cemaran mikroba dan kimia dalam makanan pada tahun 2009
Universitas Sumatera Utara
diketahui bahwa batas maksimum cemaran pada kadmium yaitu 0,2 mgkg sedangkan untuk timbal yaitu 0,5 mgkg.
Berdasarkan Tabel 4 di atas dapat diketahui bahwa kadar rata-rata kadmium pada wortel biasa dan wortel organik masih aman karena masih jauh
dibawah batas maksimum cemaran kadmium yang diizinkan. Sebaliknya, kadar rata-rata timbal pada wortel biasa dan wortel organik di pasar kota Medan sudah
tidak aman untuk dikomsumsi secara terus-menerus oleh masyarakat kota Medan karena mengandung logam Pb. Hal ini didukung oleh Darmono 1995 bahwa
adanya cemaran logam berat dalam pangan dapat menimbulkan toksisitas terutama kerusakan jaringan detoksikasi dan ekskresi hati dan ginjal.
Data yang didapat kemudian diuji kembali secara statistik untuk mengetahui beda nilai kadar rata-rata logam antar kedua sampel Perhitungan
dapat dilihat pada Lampiran 11 dan Lampiran 12, halaman 53 sampai halaman 56. Hasil perhitungan uji statistik dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Hasil Uji Beda Nilai Rata-rata Kadar Timbal dan Kadmium antar Sampel
No, Logam
Sampel t hitung
t tabel Hasil
1. Timbal Wortel Biasa
Wortel organik 85,8440 2,2281 Beda
2, Kadmium Wortel Biasa
Wortel organik 40,0296 2,2281 Beda
. Berdasarkan Tabel 5 di atas dapat diketahui bahwa kadar rata-rata timbal
dan kadmium pada wortel biasa lebih besar dibandingkan dengan wortel organik. Hasil uji statistik, ternyata kandungan timbal dan kadmium antara wortel biasa
dan wortel organik terdapat perbedaan yang signifikan. Hal ini dapat disebabkan beberapa faktor antara lain kondisi tanah, unsur kimia tanah, kandungan mineral,
Universitas Sumatera Utara
jenis logam dan kerusakan tanah akibat pencemaran baik oleh bahan pupuk pestisida atau logam berat serta industri Darmono, 1995.
4.2.3 Uji Perolehan Kembali Recovery