3. Tipe Nantes memiliki umbi berbentuk peralihan antara tipe Imperator dan Chantenay, yaitu bulat pendek dengan ukuran panjang umbi 5 cm – 6 cm atau
bulat agak panjang denga ukuran panjang 10 cm – 15 cm.
2.2 Tanaman Pertanian
Pertanian konvensional ditandai dengan pemakaian bahan kimia, pupuk dan pestisida sintetis secara intensif memberikan dampak yang sangat merugikan
seperti pencemaran lingkungan, residu pestisida pada makanan, terganggunya kesehatan manusia, terbunuhnya organisme berguna dan hama menjadi tahan
terhadap pestisida. Penggunaan pupuk sintetis memang dapat meningkatkan beberapa jenis hara namun mengganggu penyerapan unsur hara lainnya serta
keseimbangan hara dalam tanah. Pupuk ini juga menekan pertumbuhan mikroba tanah menyebabkan berkurangnya humus dalam tanah. Untuk mengurangi
dampak negatif tersebut maka perlu dikembangkan pertanian organik yang berlandaskan teknologi alternatif berupa recycling unsur hara dengan
menggunakan sisa bahan organik sebagai pupuk, fiksasi nitrogen, menggunakan musuh alam serta mengurangi pemakaian bahan-bahan kimiawi Sudana, 2012.
Sistem pertanian organik merupakan sistem pertanian yang tidak mempergunakan bahan kimia, tetapi menggunakan bahan organik. Bahan kimia
tersebut dapat berupa pupuk dan pestisida Pracaya, 2002. Prinsip pertanian organik yaitu, berteman akrab dengan lingkungan, tidak
mencemarkan dan merusak lingkungan hidup. Cara yang ditempuh agar tujuan tersebut tercapai antara lain :
1. memupuk dengan kompos, pupuk kandang, guano;
Universitas Sumatera Utara
2. memupuk dengan pupuk hijau seperti akar, batang dan daun kacang-kacangan; 3. memupuk dengan limbah yang berasal dari kandang ternak, septic tank;
4. mempertahankan dan melestarikan habitat tanaman dengan pola tanam polikultur Pracaya, 2002.
Penggunaan bahan kimia terbesar adalah untuk menyuburkan tanah dan memberantas hama serta penyakit. Dengan pertanian organik, kedua macam
kegiatan tersebut dapat diatasi. Adapun pestisida yang digunakan untuk memberantas hama dan penyakit, dapat diganti dengan pestisida organik.
Pestisida organik ini mudah membuatnya, tidak mencemari udara, tidak berbahaya, tidak meracuni konsumen karena cepat terurai dan tanamannya mudah
diperoleh Pracaya, 2002. Tanah yang dibenahi dengan pupuk organik mempunyai struktur yang
baik dan tanah yang kecukupan bahan organik mempunyai kemampuan mengikat air lebih besar daripada tanah yang kandungan bahan organik rendah. Pupuk
organik merupakan bahan pembenah tanah yang baik dan alami daripada bahan pembenah buatan atau sintetis. Pada umumnya pupuk organik mengandung hara
makro N, P, K rendah tetapi mengandung hara mikro dalam jumlah cukup yang sangat diperlukan pertumbuhan tanaman Sutanto, 2002.
Tanaman pertanian terutama sayuran dan umbi-umbian memiliki cara menanam yang berbeda-beda. Cara menanam ini dibagi menjadi tiga jenis yaitu
penanaman non-organik, penanaman organik dan penanaman hidroponik. 1. Penanaman non-organik
Penanaman secara non-organik adalah cara penanaman yang memakai pupuk kimia seperti pestisida atau zat kimia lainnya. Cara penanaman secara non-
Universitas Sumatera Utara
organik berbahaya bagi tubuh manusia karena dengan mengkonsumsinya sama saja dengan memakan pestisida atau zat kimia secara langsung.
2. Penanaman organik Penanaman secara organik adalah penanaman yang tidak diberi
pupuk kimia, melainkan hanya pupuk kandang atau kompos.
Keuntungan penanaman secara organik adalah bisa mengurangi racun yang setiap hari di
konsumsi secara tidak sengaja, kualitas rasa pada sayuran organik lebih enak dibandingkan sayuran non-organik selain itu warnanya pun lebih cerah
dibandingkan dengan sayuran lainnya. 3. Penanaman hidroponik
Penanaman secara hidroponik adalah suatu cara menanam tanpa
menggunakan tanah, melainkan dengan menggunakan larutan mineral bernutrisi atau bahan lainnya yang mengandung unsur hara seperti sabut kelapa, serat mine-
ral, pasir, pecahan batu bata, serbuk kayu dan lain-lain sebagai pengganti media tanah Anonim, 2012.
2.3 Tanah dan Logam Berat dalam Pertanian 2.3.1 Tanah