commit to user
35
observasi oleh peneliti dan dihitung berapa jumlah siswa
yang menunjukan kesungguhan dalam kegiatan belajar
mengajar Kemampuan siswa
dalam melakukan teknik gerakan lompat
jauh gaya jongkok 40
50 60
Diamati saat proses belajar mengajar dengan
menggunakan lembar observasi peneliti
Ketuntasan hasil belajar hasil tes penguasaan
lompat jauh gaya jongkok
30 45
70 Diukur melalui tes kemampuan
lompat jauh gaya jongkok, dilihat memalui grafik
peningkatan hasil lompat jauh gaya jongkok.
Kepuasan siswa dalam proses belajar mengajar
40 45
60 Diamati setelah pembelajaran
melalui kartu ceria.
2. Rancangan Siklus II
Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan
materi pembelajaran lompat jauh gaya jongkok sesuai dengan silabus mata pelajaran pendidikan jasmani yang dibuat guru kemudian setelah pembelajaran
berlangsung siswa disuruh mengerjakan angket model pendekatan bermain dengan alat modifikasi pembelajaran lompat jauh gaya jongkok. Dari itu bisa
dilihat apakah mengalami peningkatan atau tidak.
commit to user
36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Tiap Siklus
1. Pra Siklus
Sebelum melaksanakan poses penelitian tindakan kelas, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan survey awal untuk mengetahui keadaan nyata yang ada
di lapangan. Hasil kegiatan survey awal tersebut adalah sebagai berikut. a. Siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Ngawen Klaten tahun ajaran 2009 2010, yang
mengikuti materi pelajaran penjas khususnya atletik adalah 35 Siswa, yang terdiri atas 20 siswa putri dan 14 siswa putra. Dilihat dari proses pembelajaran atletik
khususnya materi lompat jauh, dapat dikatakan proses pembelajaran dalam kategori kurang berhasil.
b. Siswa kurang memiliki perhatian dan motivasi dalam pembelajaran atletik, sebab guru kurang memiliki motode mengajar yang tepat dalam materi lompat jauh gaya
jongkok dalam jumlah siswa yang terlampau banyak. c. Dari hasil wawancara yang dilakukan diperoleh informasi bahwa siswa cenderung
sulit diatur saat materi atletik berlangsung. Hal ini dapat dibuktikan oleh peneliti saat melakukan pengamatan secara langsung di lapangan. Saat mengikuti materi
atletik, siswa menunjukkan sikap seenaknya sendiri, tidak memperhatikan penjelasan guru, tidak memperhatikan pelajaran dengan sepenuhnya, ada yang
berbicara dengan teman, bahkan ada yang bermain sendiri dengan temannya. d. Guru kurang bisa menguasai keadaan kelas, sebab jumlah siswa yang terlampau
banyak dengan situasi tempat belajar yang cukup ramai, menjadikan situasi belajar menjadi kurang dapat diatur dengan baik. Sehingga tingkat kemampuan
siswa dalam lompat jauh gaya jongkok tidak dapat maksimal