model pembelajaran yang bersifat konvensional atau sistem evaluasi yang tidak relevan.
Oleh karena itu, bidang kajian dalam penelitian ini adalah praktik pembelajaran dengan fokus kajiannya pada strategi pembelajaran, yaitu penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing menggunakan Penelitian Tindakan Kelas PTK.
2. Desain Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan Model Spiral Kemmis dan MC Taggart dalam Wiriaatmaja, 2005:66, yaitu model siklus yang
dilakukan secara berulang dan berkelanjutan. Artinya semakin lama diharapkan semakin meningkat perubahan atau pencapaian hasilnya. Model siklus mengikuti
rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Hasil refleksi pada siklus pertama merupakan bahan pertimbangan untuk perencanaan tindakan
pada siklus berikutnya. Model spiral dari Kemmis dan MC Taggart yang dimaksud dapat dilihat
dalam gambar pada halaman berikut.
A C
T I
O N
O B S E R V E R
E F
L E
C T
PLAN
A C
T I
O N
O B S E R V E R
E F
L E
C T
REVISED
Gambar 3.1 Model Spiral dari Kemmis dan Taggart.
Wiriaatmaja, 2005 : 66
Berdasarkan gambar tersebut, secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut. a. Perencanaan Plan
Menurut Suhardjono Arikunto, 2008:75 „Tahapan ini berupa menyusun
rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan.‟
Secara rinci Suhardjono Arikunto, 2008:75-76 menguraikan bahwa tahapan perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai berikut.
1 Mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang akan diteliti. 2 Menetapkan alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan, yang akan
melatarbelakangi PTK. 3 Merumuskan masalah secara jelas.
4 Menetapkan tindakan yang akan dipilih sebagai alternatif pemecahan masalah.
5 Menemukan indikator-indikator keberhasilan serta berbagai instrumen pengumpul data yang dapat dipakai untuk menganalisis indikator
keberhasilan tersebut. 6 Membuat secara rinci rancangan tindakan.
b. Pelaksanaan Tindakan Action Suhardjono Arikunto, 2008:76 menyatakan bahwa „Pada tahap ini,
rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran diterapkan.‟ Pada intinya, tahapan ke-2 ini merupakan implementasi dari rancangan
tindakan yang telah dibuat. Guru praktisi melaksanakan setiap langkah kegiatan pembelajaran sesuai dengan prosedur yang telah direncanakan dalam RPP. Hal
yang terpenting dalam tahap pelaksanaan tindakan ini yaitu praktisi harus ingat dan berusaha menaati apa yang telah dirumuskan dalam RPP tersebut, tetapi harus
berlangsung dengan wajar tidak dibuat-buat.
c. Observasi Observe Observasi menurut Kasbolah 1998:91, yaitu :
Semua kegiatan yang ditujukan untuk mengenali, merekam dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai
perubahan yang terjadi baik yang ditimbulkan oleh tindakan terencana maupun akibat sampingannya.
Menurut Suhardjono Arikunto, 2008:78 : Tahap ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan.
Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan. Jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Pada tahap ini peneliti melakukan
pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.
d. Refleksi Reflect Menurut Arikunto 2008:19 “Istilah refleksi berasal dari kata bahasa
Inggris reflection , yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia pemantulan.”
Istilah pemantulan yang dimaksud dalam tahap ini yaitu kegiatan guru pelaksana yang memantulkan pengalamannya kepada peneliti yang mengamati
kegiatannya dalam melaksanakan tindakan. Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan
yang telah dilakukan sebagai bahan untuk melakukan perbaikan pada tindakan selanjutnya.
D. Prosedur Penelitian