commit to user 11
Mencakup meja kursi, papan tulis, kapur tulis, buku, peta, OHP, dan sebagainya.
e. Faktor lingkungan Pada dasarnya lingkungan ini mencakup:
1 Tempat lingkungan fisik berupa keadaan iklim, keadaan tanah,
keadaan alam. 2
Kebudayaan lingkungan budaya berupa bahasa, seni, ekonomi, ilmu pengeahuan, pandangan hidup dan keagamaan
3 Kelompok hidup bersama lingkungan sosial meliputi keluarga,
kelompok bermain, desa dan perkumpulan.
c. Proses Pembelajaran
1. Pengertian Pembelajaran Oemar Hamalik 2003:
57 mengemukakan bahwa “pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material,
fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran
”. Sistem pembelajaran dapat dilaksanakan dengan cara membaca buku, belajar di kelas atau di sekolah, karena diwarnai oleh organisasi
dan interaksi antara berbagai komponen yang saling berkaitan, untuk membelajarkan peserta didik.
Menurut Mulyasa 2009: 255 bahwa “pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga
terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik”. Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang
terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. 2. Ciri-ciri Pembelajaran
Menurut Oemar Hamalik 2003 ada tiga ciri khas yang terkandung dalam sistem pembelajaran, yaitu:
a Rencana, ialah penataan ketenagaan, material, dan prosedur, yang
merupakan unsur-unsur sistem pembelajaran, dalam suatu rencana khusus.
commit to user 12
b Kesalingtergantungan interdependence, antara unsur-unsur sistem
pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan. c
Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai.
3. Proses Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP merupakan strategi
pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif dan berprestasi. KTSP menempatkan siswa sebagai pusat dari kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran perlu memberdayakan seluruh potensi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan.
Pelaksanaan pembelajaran berbasis KTSP mencakup 3 hal yaitu pre test, pembentukan kompetensi dan post test. Ketiga hal tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut: a
Pre Test tes awal Pre test dilaksanakan pada awal proses pembelajaran. Pre test ini
memiliki fungsi sebagai berikut: 1
Untuk menyiapkan peserta didik dalam proses belajar 2
Untuk mengetahui tingkat kemajuan peserta didik dengan membandingkan hasil pre test dengan post test
3 Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki peserta
didik mengenai kompetensi dasar 4
Untuk mengetahui darimana seharusnya proses pembelajaran dimulai
b Pembentukan Kompetensi
Pembentukan kompetensi merupakan kegiatan inti dari proses pembelajaran yakni proses yang ditempuh agar kompetensi dikuasai
oleh peserta didik dan tujuan belajar direalisasikan. Proses pembentukan kompetensi perlu dilakukan dengan menyenangkan dan
menuntut aktivitas serta kreativitas guru dalam menciptakan lingkungan yang kondusif.
commit to user 13
Kualitas pembentukan kompetensi dapat dilihat dari segi proses dan dari segi hasil. Dari segi proses, pembentukan kompetensi dikatakan
efektif atau berhasil jika seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar 75 peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental
maupun sosial. Sedangkan dari segi hasil, proses pembentukan kompetensi dikatakan berhasil jika terjadi perubahan perilaku yang
positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar 75 sesuai dengan kompetensi dasar.
c Post Test
Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran diakhiri dengan post test. Fungsi dari post test ini yaitu:
1 Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap
kompetensi yang telah ditentukan 2
Untuk mengetahui kompetensi dan tujuan-tujuan yang dapat dikuasai oleh peserta didik dan yang belum dikuasai.
3 Untuk mengetahui peserta didik yang perlu mengikuti remedial dan
kegiatan pengayaan 4
Sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan terhadap kegiatan pembelajaran
dan pembentukan
kompetensi yang
telah dilaksanakan E. Mulyasa, 2009.
Menurut Syaom Barliana dalam Harrel et al 1996 dan Morley et al 2001, output pendidikan, merupakan hasil langsung dari suatu pelaksanaan
internal program dan proses pendidikan dengan ukuran kuantitatif, seperti jumlah lulusan, nilai rata-rata IPK, nilai UN dan US, jumlah siswa yang lolos standar uji
kompetensi, lama masa studi, jumlah siswa yang melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi, lama waktu sebelum memperoleh pekerjaan, dll. Outcomes
pendidikan adalah produk dari program dan proses pendidikan yang lebih bermakna kualitatif, yaitu bagaimana lulusan itu bermanfaat dan dapat
menciptakan perubahan baik bagi dirinya sendiri maupun masyarakat secara umum. Sebagai amsal, outcomes ini menyangkut pekerjaan, karir, penghasilan,
commit to user 14
dan kesejahteraan individu lulusan, serta kontribusinya bagi peningkatan kesejahteraan keluarga, masyarakat, dan lingkungannya.
2. Pendidikan Kejuruan