jahat agar terciptanya keamanan dan kestabilan masyarakat. Islam hanya mengajarkan kebaikan dan kebaikan tersebut harus terjalin antar umat Muslim
agar Allah senantiasa meridhoi apapun yang kita lakukan.
4. Tujuan Hukuman dalam pendidikan Islam
Islam memiliki pandangan yang unik tentang kejahatan dan hukuman diantara semua sistem yang ada dipermukaan Bumi ini. Islam memiliki
komitmen teguh terhadap keadilan dan Islam tidak ekstrim menyakralkan hak jamaah dan tidak pula hak individu. Said Hawwa, mengatakan bahwa:
“Tujuan dari hukuman adalah untuk merealisasikan kemaslahatan umum dan pribadi secara seimbang
”
12
. Maksud dari pernyataan di atas adalah Islam menghendaki adanya
keamanan, keteraturan dan keselamatan karena ini satu-satunya cara menjamin sebagian besar kebahagiaan semua orang dalam kehidupan. Dan
pada saat yang sama, Islam menjaga kebebasan, kehormatan, dan kemanusiaan seseorang.
Hukuman akan menjadikan manusia agar mampu menyeimbangkan kepentingan umum dan kepentingan pribadi. Kepentingan pribadi adalah
kepentingan yang dilakukan seseorang dengan tujuan untuk menguntungkan diri sendiri. Sedangkan kepentingan umum adalah kepentingan didalamnya
12
Ibid., h. 654-656
menerapkan hukum bermasyarakat atau hukum kelompok. Untuk itu, hukuman sangat diperlukan untuk membentuk karakter anak menjadi karakter
yang dapat pemikiran prinsip hidup besama dengan orang yang disayangi dan tidak untuk bermusuhan.
Menurut Kartini Kartono berpendapat bahwa: “Adapun tujuan hukuman dalam pendidikan ialah :
1. Untuk memperbaiki individu yang yang bersangkutan agar
menyadari kekeliruannya, dan tidak akan mengulanginya lagi. 2.
Melindungi pelakunya agar dia tidak melanjutkan pola tingkah laku yang menyimpang, buruk dan tercela.
3. Sekaligus juga melindungi masyarakat luar dari perbuatan dan salah
nakal, jahat, asusila, kriminial, abnormal dan lain-lain yang dilakukan oleh anak atau orang dewasa
”
13
.
Kesalahan yang dilakukan anak harus dihentikan dengan memberi hukuman agar kesalahan tersebut dapat menyadarkan mereka dan beralih
kekepribadian yang diharapkan. Selain itu, pendidik tidak ingin kesalahan tersebut terjadi pada orang lain dan akan berakibat yang sama. Jadi kesalahan
tersebut harus segera diselesaikan secepatnya agar pengaruhnya tidak buruk dikemudian nanti.
Sedangkan Asma Hasan Fahmi mengungkapkan tujuan hukuman dalam Pendidikan Islam sebagi berikut :
“Tujuan hukuman mengandung arti positif, karena ia ditujukan untuk memperoleh perbaikan dan pengarahan, bukan semata-mata untuk
13
Kartini Kartono, Pengantar Mendidik Ilmu Teoritis Apakah Pendidikan masih Diperlukan, Bandung: Mandar Maju, 1992, h. 261.
membalas dendam, oleh karena itu orang Islam sangat ingin mengetahui tabi‟at dan perangai anak-anak sebelum menghukum
mereka, sebagaimana mereka ingin sekali mendorong anak-anak ikut aktif dalam memperbaiki kesalahan mereka sendiri, dan untuk ini
mereka melupakan kesalahan anak-anak dan tidak membeberkan rahasia mereka
”
14
.
Hukuman akan memberikan perbaikan dan pengarahan kepada anak. Perbaikan adalah melakukan sesuatu agar kesalahan tidak terjadi kembali.
Sedangkan pengarahan yaitu pendidik memberikan solusi terhadap kesalahan yang dilakukan oleh anak.
Sementara itu, tujuan hukuman menurut M. Arifin ada dua, yaitu: 1
Mambangkitkan perasaan tanggung jawab peserta didik. Hukuman disini merupakan ancaman terhadap rasa aman yang merupakan
kebutuhan pokok anak didik dalam belajar 2
Memperkuat atau memperlemah respon negatif. Namun penerapannya harus didasarkan atas kondisi yang tepat, tidak asal memberikan
hukuman terhadap prilaku yang kurang sebanding dengan tujuan pokoknya
”
15
.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa tujuan hukuman yaitu memperbaiki kesalahan yang dilakukan anak sehingga sifatnya tidak lebih buruk lagi dan
memberi pengarahan bahwa kesalahan yang dilakukan tidak baik dan dihilangkan sehingga terjadi keseimbangan antara kepentingan individu dan
kepentingan umum.
14
Asma Hasan Fahmi, Sejarah Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1979, h.140.
15
M. Nurul Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2003, h. 175.
4. Bentuk Hukuman dalam Pendidikan Islam