6. Cara Menghukum dengan Baik
Menurut Ustadz Hasan Asymawi, dalam buku karya Syaikh Abdul Hamid Jasim Al-Bilali mennyebutkan bahwa:
“Cara melaksanakan meluruskan hukuman dengan baik kepada anak, yaitu:
a. Hendaklah orang tua sudah mencoba cara-cara lain sebelum
menghukum. Dimulai dari cara nasihat, dialog, meneliti faktor kesalahan anak dan lain-lain.
b. Janganlah menghukum anak karena kesalahan tertentu yang baru
pertama kali dilakukan c.
Hendaklah menempuh cara pendekatan yang sesuai dengan usia anak d.
Mengenali jenis-jenis kesalahan, seperti kesalahan karena ketidaktahuan, kesalahan yang dilakukan karena menganggap haknya
tidak diberikan, dan kesalahan yang dilakukan karena melihat orang lain berbuat seperti itu dan mendapat pujian.
e. Jika terpaksa harus memukul jangan lupa bahwa cara demikian tidak
dilakukan kecuali sebagai cara terakhir”
17
. Bersikap lemah lembut dan kasih sayang, memperhatikan anak dan
hukuman yang bertahap merupakan cara untuk menghukum seorang anak. Selain itu, jangan menghukum anak karena kesalahan yang baru pertama
mereka buat. Seorang pendidik harus memperhatikan langkah-langkah ketika akan menghukum anak. Dengan menggunakan langkah tersebut maka hal
tersebut akan menjadi patokan seorang pendidik untuk membimbing anak kearah yang lebih baik.
Ustadz Hasan Asymawi, dalam buku karya Syaikh Abdul Hamid Jasim Al-Bilali juga menyebutkan bahwa:
“Cara menghukum anak ketika
17
Syaikh Abdul Hamid Jasim Al-Bilali, Seni Mendidik Anak Jakarta: Al- I‟tishom, 2000, h.
104.
melakukan kesalahan dimulai dengan: 1 dilihat dengan pandangan tajam yang menandakan tidak setuju dengan tindakan yang dilakukan, 2 diboikot
dan tidak diajak bicara, 3 tidak diberi apa yang biasanya disukai atau dikatakan tidak diajak jalan-jalan, 4 dipukul tetapi tidak membahayakan
”
18
. C.
Konsep Hukuman dalam Pendidikan Islam Perspektif Abdullah Nashih Ulwan
Seorang pendidik yang sadar akan selalu berusaha mencari metode- metode yang lebih efektif, dan kaidah-kaidah pendidikan yang berpengaruh guna
mempersiapkan akidah dan akhlak anak untuk membentuk ilmu, jiwa dan rasa sosialnya. Agar ia dapat mencapai kesempurnaan tertinggi dan tingkat
kematangan yang sempurna. Menurut Abdullah Nashih Ulwan sebagaimana terdapat dalam buku
karangannya bahwa: “Metode dan kaidah tersebut terfokus pada lima hal, yaitu:
1. Pendidikan dengan teladan
2. Pendidikan dengan pembiasaan
3. Pendidikan dengan nasihat yang bijak
4. Pendidikan dengan memberi perhatian
5. Pendidikan dengan memberi hukuman”
19
.
18
Ibid., h. 106.
19
Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyatul Aulad Pendidikan Anak dalam Islam, terjemahan Emiel Ahmad, Jakarta: Khatulistiwa Press, 2013. h. 363.
Didalam konsep dan kaidah yang dikemukakan oleh Abdullah Nashih Ulwan, salah satu metode dan kaidah yang tepat yaitu dengan memberikan
pendidikan dengan hukuman dimana apabila kita mendengar kata “hukuman”
pasti mengandung unsur negatif. Akan tetapi Abdullah Nashih Ulwan memiliki cara yang efektif agar orang dewasa maupun anak-anak mendapat pelajaran atau
makna yang dapat membuat mereka paham bahwa hukuman itu dapat membimbing seseorang ke arah yang lebih baik. Beliau membedakan antara
hukuman orang dewasa dengan anak-anak karena ada batas-batas antara keduanya, sehingga pembaca mudah untuk memahaminya.
Hukuman bagi orang dewasa meliputi: hudud dan ta‟zir sedangkan hukuman bagi anak meliputi: Terapi bertahap dari yang ringat ke yang berat,
yaitu dengan pengarahan, lemah lembut, isyarat, kecaman, boikot dan pukulan.
BAB III BIOGRAFI ABDULLAH NASHIH ULWAN
A. Riwayat Pendidikan Abdullah Nashih Ulwan
Buku karangan Abdullah Nashih Ulwan juga di terjemahkan oleh Emiel Ahmad yang dimana didalam buku tersebut mengemukakan bahwa:
“Dr. Abdullah Nashih Ulwan lahir di Bandar Halb, Syria, pada tahun 1928 H. Abdullah Nashih Ulwan
dibesarkan didalam sebuah keluarga „alim yang dihormati masyarakat sekitar. Ayah beliau Syeik Said Ulwan adalah seorang
ulama dan ahli pengobatan tradisional yang disegani di Kota Halb. Beliau menempuh pendidikan sekolah dasar dan menengah di kota kelahirannya. Ia
sudah hafal Al- Qur‟an dan menguasai bahasa Arab dengan baik diusia 15
tahun, hingga ia memasukkannya ke Madrasah khusus agama. Di Madrasah ini, ia mendapat bimbingan langsung dari para guru yang mursyd. Salah satu
mursyid yang ia kagumi adalah Syeikh Raghib Al-Tabhakh, seorang ulama Hadits di Halb
”
1
.
Abdullah Nashih Ulwan dikelas sebagai murid yang cerdas dan aktif. Nilai- nilai sekolahnya bagus, dan ia aktif dalam organisasi serta pandai berpidato. Minat
besarnya dalam dakwah membuat ia diangkat menjadi pimpinan redaksi sebuah penerbitan di Kotanya. Ia berhasil memperoleh ijazah menengah agama ditahun 1949,
yang mengantarkan ke Fakultas Ushuluddin, Universitas Al-Azhar Mesir. Selanjutnya menyelesaikan kuliah di fakultas Ushuluddin Universitas Al-Azhar Mesir
tahun 1952 M. Serta menerima ijazah spesialisasi pendidikan setara Master of Art
1
Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyatul Aulad Pendidikan Anak Dalam Islam, Terjemahan Emiel Ahmad Jakarta: Khatulistiwa Press, 2013, h. 635.