2.2.2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan
Para pimpinan organisasi sangat menyadari adanya perbedaan kinerja antara satu karyawan dengan karyawan lainnya yang berada di bawah
pengawasannya. Walaupun karyawan-karyawan bekerja pada tempat yang sama namun produktivitas mereka tidaklah sama. Secara garis besar perbedaan kinerja
ini  disebabkan oleh dua faktor Asad, 2001, yaitu : faktor individu dan situasi kerja.
Menurut Gibson, et al dalam Srimulyo 1999, ada tiga perangkat variabel yang mempengaruhi perilaku dan prestasi kerja atau kinerja, yaitu:
a.  Variabel individual, terdiri dari: 1 Kemampuan dan ketrampilan  yang meliputi:    mental dan fisik; 2  Latar belakang  yang meliputi :  keluarga,
tingkat sosial, penggajian  dan 3  demografis  yang meliputi  umur, asal- usul, jenis kelamin.
b.  Variabel organisasional, terdiri dari: 1 Sumberdaya; 2 Kepemimpinan; 3 Imbalan; 3 Struktur dan 4 Desain pekerjaan.
c.  Variabel psikologis, terdiri dari: 1 Persepsi; 2 Sikap; 3 Kepribadian; 4 Belajar; dan 5 Motivasi.
Menurut Tiffin dan Mc. Cormick dalam Srimulyo 1999 ada dua variabel yang dapat mempengaruhi kinerja, yaitu:
7.  Variabel individual, meliputi: sikap, karakteristik, sifat-sifat fisik, minat dan  motivasi, pengalaman, umur, jenis kelamin, pcndidikan, serta faktor
individual lainnya. 8.  Variabel situasional  meliputi : 1 Faktor fisik dan pekerjaan, terdiri  dari;
metode kerja, kondisi dan desain perlengkapan kerja, penataan ruang dan
Universitas Sumatera Utara
lingkungan fisik penyinaran,  temperatur, dan fentilasi; dan 2 Faktor sosial dan organisasi, meliputi: peraturan-peraturan organisasi,  sifat
organisasi, jenis latihan dan pengawasan, sistem upah dan lingkungan sosial.
Sutemeister dalam Srimulyo 1999 mengemukakan pendapatnya,  bahwa kinerja dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:
a.  Faktor Kemampuan, terdiri dari : 1 Pengetahuan  yang meliputi pendidikan, pengalaman, latihan dan minat; dan 2 Keterampilan  yang
meliputi : kecakapan dan kepribadian. b.  Faktor Motivasi, terdiri dari : 1 Kondisi sosial yang meliputi : organisasi
formal dan informal, kepemimpinan dan  2  Serikat  kerja kebutuhan individu  yang meliputi :  fisiologis, sosial dan egoistik; serta 3 Kondisi
fisik yang meliputi lingkungan kerja. Suatu  pelatihan  dikatakan berhasil atau efektif bila para peserta dapat
menerima dan mengalami peningkatan pengetahuan knowledge, keterampilan skill, maupun perilaku attitude yang tepat dan diberikan oleh instruktur yang
tepat pula, serta pencapaian peningkatan kinerjakompentensi karyawan. Craig, 2006 menyebutkan 3 tiga cara transfer pelatihan ke tempat kerja, antara lain :
1 Positif, yaitu hasil pelatihan meningkatkan kinerja pekerjaan; 2 Negatif, yaitu hasil pelatihan justru menurunkan kinerja sebelumnya; dan 3 Netral, yaitu hasil
pelatihan tidak mempengaruhi kinerja pekerjaan. Transfer pelatihan positip yang diharapkan pada program-program pelatihan, sehingga pengetahuan dan
keterampilan yang mereka peroleh secara maksimal dapat mereka terapkan pada pekerjaan.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3. Teori tentang Pelatihan