Karakteristik Informan Rekomendasi Kebutuhan Fungsional Sistem Perpustakaan PTKI

34 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Informan

Informan dalam penelitian ini adalah Kepala Perpustakaan, pustakawan, dan pengguna Perpustakaan PTKI Medan. Adapun karakteristik informan penelitian pada Perpustakaan PTKI Medan sebagai berikut : Tabel 4.1 Karakteristik Informan Informan I Jabatan Lokasi I 1 Kepala Perpustakaan PTKI Medan Perpustakaan PTKI Medan I 2 Pustakawan Perpustakaan PTKI Medan I 3 Pengguna Perpustakaan PTKI Medan I 4 Pengguna Perpustakaan PTKI Medan Wawancara dilakukan berdasarkan pedoman wawancara yang telah dibuat dan pelaksanaan wawancara dilakukan secara langsung oleh peneliti kepada informan penelitian. Peneliti juga melakukan pengamatan langsung di dalam perpustakaan untuk melihat data Perpustakaan PTKI.

4.2 Kategori

35 Berdasarkan hasil wawancara, peneliti menyusun sebuah kerangka awal analisis sebagai acuan dari pedoman. Dengan pedoman ini, peneliti membaca kembali transkrip wawancara lalu memilih data yang relevan dengan judul penelitian sehingga menghasilkan beberapa kategori. Kategori tersebut adalah:

4.2.1 Sistem Informasi Perpustakaan

Kategori pertama yang diperoleh dari hasil wawancara dengan keempat informan adalah sistem informasi perpustakaan. Sistem informasi perpustakaan adalah suatu sistem di dalam suatu perpustakaan yang mempertemukan kebutuhan pengolahan data harian, penunjang kegiatan dalam penyimpanan data, dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Sistem informasi merupakan kebutuhan yang sangat mutlak dalam mengelola dan mengolah seluruh kegiatan yang ada di dalam perpustakaan. Untuk mengelola dan mengolah kegiatan yang ada di dalam Perpustakaan PTKI tersebut tentunya dibutuhkan sebuah sistem informasi yang dapat memudahkan perpustakaan untuk melakukan sejumlah kegiatan kerumahtanggaannya seperti pada proses sirkulasi, pengadaan buku, pendataan anggota perpustakaan, pengatalogan, dan pembuatan laporanstatistik perpustakaan. Sistem informasi di Perpustakaan PTKI masih bersifat manual menggunakan aplikasi perangkat lunak Ms. Word. Hal ini dikemukakan oleh I 1 dan I 2 yang menyatakan: 36 I 1 : “Kegiatan di perpustakaan masih manual dengan menggunakan program microsoft word” I 2 : “Masih manual. Kami mengelola data dengan bantuan microsoft word dan inilah yang menyebabkan kinerja perpustakaan menjadi lambat.” Berdasarkan jawaban dari I 1 dan I 2 di atas dapat dijelaskan bahwa Perpustakaan PTKI belum memiliki sebuah sistem informasi terautomasi yang dapat mempermudah mereka dalam mengelola dan mengolah perpustakaan tersebut serta dapat meningkatkan kinerja perpustakaan agar lebih efektif dan efisien.

4.2.2 Kebutuhan Fungsional Sistem

Kebutuhan Fungsional sistem adalah kebutuhan yang berisi proses-proses apa saja yang nantinya dilakukan oleh sistem. Sistem informasi perpustakaan pada umumnya mengolah sejumlah kegiatan sistem kerumahtanggaan perpustakaan. Beberapa kegiatan yang ada di dalam Perpustakaan PTKI meliputi kegiatan: 1. Pengadaan Pengadaan yaitu mencakup seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pengadaan bahan pustaka, baik yang dilakukan melalui pembelian, pertukaran, maupun berupa hadiah. Kegiatan pengecekan bibliografi yang dilakukan sebelum pemesanan dan penerimaan bahan pustaka termasuk di dalamnya. Di Perpustakaan PTKI kegiatan pengadaan bahan pustaka diperoleh dari organisasi induk yaitu mengadakan pembelian bahan pustaka setiap setahun sekali 37 dan sumbangan para alumni dari berbagai jurusan yang ada di PTKI. Kemudian bahan pustaka tersebut langsung diinventarisasi oleh pustakawan. Inventarisasi dilakukan oleh pustakawan secara manual menggunakan aplikasi perangkat lunak Ms. Word. Hal ini dapat dilihat dari jawaban I 1 dan I 2 I 1 :“Dalam menginventaris buku, kami menggunakan program Ms. Word dengan menginput data berupa nomor buku sewaktu pengolahan, nomor klasifikasi, judul buku, pengarang, jumlah eksemplar, bahasa yang digunakan, impresium, dan keterangan sumber buku berasal, pembelian atau sumbangan alumni.” I 2 :”sewaktu pengadaan kami menginventarisasi buku dengan menginput data nomor buku sewaktu pengolahan, nomor klasifikasi, judul buku, pengarang, jumlah eksemplar, bahasa yang digunakan. impresium, dan keterangan sumber buku berasal, pembelian atau sumbangan alumni.” Berdasarkan jawaban dari kedua informan di atas dapat diketahui bahwa adanya kegiatan penginventarisasian pada buku dilakukan dengan cara manual menggunakan aplikasi perangkat lunak Ms. Word. Maka dari itu diharapkan dalam sistem baru nantinya bahwa sistem harus mampu menyediakan modul pengadaaan berupa penginventarisasian buku untuk mempermudah pustakawan dalam melakukan pengolahan koleksi bahan pustaka. 2. Pengatalogan 38 Pengatalogan, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk mempersiapkan cantuman record bibliografi, dengan tujuan untuk menghasilkan katalog yang digunakan sebagai sarana temu kembali koleksi perpustakaan. Di dalam Perpustakaan PTKI kegiatan pengatalogan dilakukan secara manual menggunakan aplikasi perangkat lunak Ms. Word dengan menginput data dari buku tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan I 1 dan I 2 I 1 : “Ya tentu saja ada. Dalam mengatalog buku kami menggunakan DDC edisi 21 dan E-DDC yang ada di dalam komputer diprogram Ms. Word mengetik manual kemudian mencetaknya menjadi katalog berbentuk kartu. Isi katalog itu sendiri meliputi nama pengarang, judul buku, dan deskripsi fisik buku.” I 2 : “Saya mengatalog buku berdasarkan nama pengarang, judul buku, dan deskripsi fisik buku. saya ketik di program Ms. Word kemudian mencetaknya ke bentuk katalog” Dari hasil penjelasan di atas dapat diketahui bahwa Perpustakaan PTKI telah melakukan pengatalogan secara manual dengan menggunakan aplikasi perngkat lunak Ms. Word. Maka dari itu, pada sistem baru harus mampu menyediakan modul pengatalogan untuk mempermudah mereka dalam mengatalog buku. 3. Pengawasan Sirkulasi, 39 Pengawasan Sirkulasi, yaitu seluruh kegiatan yang berhubungan dengan transaksi peminjaman dan pengembalian bahan pustaka. Di dalam perpustakaan PTKI kegiatan sirkulasi dilakukan secara manual. Pada transaksi peminjaman dan pengembalian pustakawan mencatat di dalam buku besar data mahasiswa peminjam, judul buku yang dipinjam, pengarang buku dan tanggal peminjaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan I 1 , I 2 , I 3 , dan I 4: I 1 : “Kegiatan di perpustakaan masih manual sehingga kinerja perpustakaan lambat dan kurang fleksibel. Pustakawan mencatat nama peminjam, judul buku, pengarang buku dan tanggal peminjaman ataupun pengembalian” I 2 : “semua masih serba manual. Mencatat nama peminjam, judul buku, pengarang buku dan tanggal peminjaman ataupun pengembalian. Kami menginginkan sistem automasi untuk mengurangi beban pekerjaan ini” I 3: “Belum maksimal karena semua masih manual, serba mencatat” I 4 : “Kurang efektif dan efisien. Mereka masih serba mencatat. Hal ini yang membuat bosan karena harus menunggu lama dan mengantri” Dari penjelasan ke empat informan tersebut dapat diketahui bahwa dalam transaksi peminjaman dan pengembalian koleksi masih manual artinya pustakawan mencatat data transaksi peminjaman dan pengembalian ke dalam buku besar dan hal ini menyebabkan proses lambat dan memakan waktu yang lama. 40 Selain itu perpustakaan PTKI juga memiliki kebijakan perpustakaan yaitu bagi anggota pespustakaan yang terlambat dalam pengembalian buku akan dikenakan sanksi dengan membayar denda. Hal ini sesuai dengan pernyataan I 1 dan I 2 : I 1 : “Kebijakaan perpustakaan yaitu peminjam bahan pustaka hanya bisa dilakukan oleh dosen, pegawai dan mahasiswa yang memiliki kartu peminjaman perpustakaan PTKI yang masih berlaku. Sedangkan koleksi perpustakaan, ada sebagian koleksi yang tidak boleh dipinjam dan dibawa keluar perpustakaan seperti: buku referensi, majalah jurnal, dan koran. Kebijakan ini berlaku bagi setiap pengguna perpustakaan tanpa terkecuali. Apabila ada peminjam yang terlambat mengembalikan buku maka akan dikenakan sanksi berupa membayar denda sebesar Rp. 250hari” I 2 : “Apabila anggota perpustakaan terlambat pengembalian buku maka akan dikenakan sanksi berupa denda sebesar Rp. 250hari. Setiap pengguna perpustakaan wajib mentaati peraturan yang berlaku tanpa terkecuali.” Maka dari itu, di dalam sistem yang baru nantinya sistem harus mampu menyedikan modul sirkulasi dan modul sanksidenda keterlambatan pengembalian buku yang dapat mempermudah dan meningkatkan kinerja perpustakaan menjadi efektif dan efisien. 4. Keanggotaan Perpustakaan 41 Anggota perpustakaan merupakan salah satu faktor penting di dalam sebuah perpustakaan. Anggota perpustakaan disebut juga sebagai pengguna. Dalam menerbitkan kartu anggota, Perpustakaan PTKI mewajibkan seluruh mahasiswa untuk mendaftarkan diri ke perpustakaan dan mengisi formulir pendaftaran. Hal ini dikemukakan oleh I 2: “Untuk anggota baru, mahasiswa wajib datang ke perpustakaan dan mengisi formulir pendaftaran sebagai anggota Perpustakaan PTKI. Data formulir pendaftraran mencakup nama mahasiswa, stambukNIM, tempattanggal lahir, alamat mahasiswa, dan teleponnomor handphone.” Berdasarkan penjelasan I 2 tersebut dapat diketahui bahwa dalam membuat kartu anggota perpustakaan, seluruh mahasiwa wajib datang ke perpustakaan dan mengisi formulir pendaftaran. Maka dari itu, di dalam sistem baru nantinya harus menyediakan modul keanggotaan agar mempermudah Perpustakaan PTKI dalam mengelola data anggota perpustakaan mereka. 5. Statistik Statistik, yaitu berupa kegiatan pencatatan kuantitas pekerjaan yang mencakup jumlah perolehan bahan pustaka, jumlah pengolahan bahan pustaka, jumlah anggota perpustakaan, jumlah pengunjung, jumlah peminjam, jumlah bahan pustaka, yang dipinjamkan kepada pengguna, keterlambatan pengembalian, dan sebagainya. 42 Di dalam Perpustakaan PTKI, pustakawan membuat statitik data pengunjung, statistik data peminjaman koleksi bahan pustaka, dan statistik pengadaan koleksi bahan pustaka. Hal ini sesuai dengan pernyataan I 2 I 2 : “kualitas kerja dapat dinilai dari hasil laporan atau statistik perpustakaan. Di sini ada membuat data statistik sebagai laporan akhir tahun mencakup laporan pengunjung perpustakaan, laporan peminjaman koleksi bahan pustaka dan juga laporan pengadaan koleksi bahan pustaka berupa laporan inventarisasi.” Dari penjelasan I 2 di atas dapat diketahui bahwa Perpustakaan PTKI juga membuat laporan guna mengukur kualitas kerja perpustakaan tersebut selama satu tahun. Apakah meningkat ataukah menurun. Maka dari itu, sistem baru harus mampu menyediakan modul statistik untuk mengakomodir kegiatan pembuatan laporan pada Perpustakaan PTKI. 6. OPAC Online Public Access Catalogue OPAC adalah sarana temu kembali informasi secara online. OPAC memudahkan pengguna untuk menemukan informasi yang diinginkannya sehingga pengguna tidak kesulitan dalam proses temu kembali informasi. Dalam perpustakaan PTKI, katalog masih berbetuk kartu yang disusun di dalam lemari berdasarkan abjad nama pengarang. Namun katalog ini sangat jarang digunakan karena sebagian pengguna perpustakaan tidak mengerti cara menggunakannya. Hal ini sesuai dengan pernyataan I 3 dan I 4: 43 I 3 : “Kadang langsung ke rak mencari koleksinya, ya kalau tidak jumpa saya tanya sama pegawai di sini” I 4 : “Saya pernah menggunakan katalog. Tapi saya tidak menemukan koleksi tersebut di rak. Padahal saya mencari koleksi tersebut berdasarkan judul buku dan pengarang. Jika saya tidak menemukan maka saya langsung bertanya sama pegawai kemudian mencarinya kembali ke rak” Berdasarkan kedua penjelasan informan tersebut maka dapat diketahui bahwa Perpustakaan PTKI sudah memiliki sarana temu kembali berupa katalog berbentuk kartu namun pengguna perpustakaan jarang menggunakan karena mereka tidak mengerti cara penggunaanya sehingga para pengguna perpustakaan kesulitan dalam menemukan informasi yang mereka butuhkan. Ada baiknya pustakawan PTKI mengadakan sosialisasi kepada para pengguna agar mereka mengerti dan memahami fungsi katalog sebagai sarana temu kembali informasi dan juga di dalam sistem baru nantinya harus menyediakan modul OPAC agar mempermudah para pengguna Perpustakaan PTKI untuk menelusur koleksi baik itu berdasarkan nama pengarang ataupun judul buku yang dibutuhkan pengguna.

4.2.3 Kendala atau hambatan yang terdapat pada sistem manual

Sistem informasi dalam suatu organisasi dapat dikatakan sebagai suatu sistem yang menyediakan informasi bagi semua tingkatan dalam organisasi kapan saja diperlukan. Di dalam sebuah sistem tentu saja terdapat kelemahan dan 44 kelebihan dalam pengoperasiannya.. maka dari itu diperlukan adanya analisis sistem untuk mengetahui permasalahan dan memperbaharui sistem yang lama tersebut guna mendapatkan pemecahan masalah solusi berupa sistem baru yang lebih baik dan bermanfaat bagi perpustakaan. Hal ini sesuai dengan pernyataan I 1 dan I 2 I 1 : “kendala sudah pasti ada. Misalnya saja dalam proses sirkulasi, pengadaan buku, pendataan anggota perpustakaan, pembuatan laporan, pengatalogan dan sistem temu kembali informasi yang membutuhkan waktu yang lama dan proses yang lambat.” I 2 : “Tentu saja ada. Namanya juga masih manual, semua masih serba mencatat walaupun ada juga beberapa kegiatan yang menggunakan Ms. Word namun kami masih saja kesulitan mengelola dan mengolah perpustakaan ini sehingga dalam proses pengerjaan terlalu lambat dan waktu yang dibutuhkan juga relatif lama.” Berdasarkan kedua pernyataan di atas dapat diketahui bahwa sistem yang berjalan saat ini mengalami kendala dan hambatan. Maka dari itu dibutuhkan sistem baru yang sudah terautomasi untuk lebih memudahkan perpustakaan dalam mengelola dan mengolah seluruh kegiatan yang ada di dalam perpustakaan. Hal ini sesuai dengan pernyataan I 1 berikut: I 1 : “Sebenarnya dengan sistem yang sekarang ini kami masih bisa mengatasinya, namun jika memang dengan adanya sistem baru seperti sistem yang sudah terautomasi kenapa tidak dicoba. Mungkin dengan 45 sistem yang baru kinerja perpustakaan lebih meningkat dan pustakawan lebih mudah mengelola seluruh kegiatan yang ada di dalam perpustakaan.” Dari pernyataan kedua informan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam penggunaaan sistem manual yang ada terdapat kendala dan keluhan sehiungga dalam mengelola dan mengolah perpustakaan PTKI membutuhkan waktu yang lama dan proses yang lambat.

4.3 Rekomendasi Kebutuhan Fungsional Sistem Perpustakaan PTKI

Peneliti melakukan analisis kebutuhan sistem informasi perpustakaan yang sedang berjalan di Perpustakaan PTKI dan memberikan rekomendasi sistem informasi terautomasi yang sesuai dengan kebutuhan fungsional sistem yang diinginkan oleh Perpustakaan PTKI. Saat ini Perpustakaan PTKI masih menggunakan sistem manual dalam mengelola dan mengolah perpustakaan. Pengolahan data menggunakan aplikasi perangkat lunak microsoft word namun dengan sistem yang ada terdapat kendala atau hambatan seperti pada proses sirkulasi, pengadaan buku, pendataan anggota perpustakaan, pembuatan laporan, proses inventarisasi pada buku, pengatalogan dan sistem temu kembali informasi OPAC yang membutuhkan waktu yang lama dan proses yang lambat sehingga dibutuhkan sistem informasi terautomasi untuk meningkatkan kinerja perpustakaan secara efektif dan efisien. Sistem automasi diharapkan lebih mampu untuk mengakomodir seluruh kegiatan yang ada di 46 Perpustakaan PTKI. Kebutuhan sistem informasi Perpustakaan PTKI meliputi modul: 1. Pengadaan bahan pustaka Pengadaan merupakan kegiatan pokok dari perpustakaan atau pusat dokumentasi karena kegiatan ini mengusahakan buku-buku yang dibutuhkan ada dalam koleksi. Modul pengadaan ini berfungsi untuk membuat daftar usulan buku dan daftar pengadaan buku. Bahan-bahan pustaka yang telah dimiliki oleh Perpustakaan PTKI baik yang diperoleh dengan cara pembelian yang bersumber dari anggaran proyek PTKI per tahunnya, hadiah, sumbangan para alumni, ataupun tukar-menukar telah dicatat dalam buku induk. Kegiatan ini dinamakan inventarisasi. Dat yang dibutukhkan untuk modul inventarisasi yaitu: 1 nomor buku sewaktu pengolahan, 2 nomor klasifikasi, 3 judul buku, 4 pengarang, 5 jumlah eksemplar, 6 bahasa yang digunakan. 7 impresum, 8 keterangan sumber buku berasal, pembelian atau sumbangan alumni. Di dalam sistem baru nantinya harus mampu menyediakan fitur atau modul pengadaan berupa penginventarisasian buku dengan ke delapan field di 47 atas. Modul pengadaan ini menghasilkan Daftar Usulan Pengadaan Buku Baru dan Daftar Inventarisasi Buku Perpustakaan. Modul pengadaan ini harus terintegrasi dan memiliki link ke database penerbit-penerbit buku di luar perpustakaan. 2. Pengatalogan Katalog perpustakaan adalah daftar bahan pustaka yang ada dalam perpustakaan. Tujuan pengatalogan adalah untuk memudahkan pengguna perpustakaan mengetahui koleksi perpustakaan dengan efektif dan efisien. Data yang dibutuhkan untuk modul pengatalogan berupa: 1 pengarang 2 judul buku 3 impresium penerbit, tempat terbit, dan tahun terbit 4 deskripsi fisik buku Di dalam sistem yang baru nantinya harus memiliki fitur lengkap berupa modul pengatalogan menggunakan standar metadata Dublin Core. Modul pengatalogan harus terintegrasi dengan aplikasi E-DDC versi terbaru agar pustakawan dapat dengan mudah mengklasifikasi buku-buku baru. Adapun fungsi modul pengatalogan adalah untuk mengelola data koleksi buku maupun koleksi berkala. 3. Peminjaman 48 Pelayanan sirkulasi merupakan kegiatan yang berhubungan langsung dengan pengguna dalam hal peminjaman dan pengembalian bahan perpustakaan. Di dalam pelayanan sirkulasi terdapat proses peminjaman dan pengembalian. Pustakawan mencatat data kepeminjaman ke dalam sebuah buku besar. Data dibutuhkan untuk modul peminjaman yaitu: 1 nama peminjammahasiswa 2 NIM 3 Jurusan 4 Nomor klasifikasinomor registrasi 5 Judul buku 6 Pengarang buku 7 Tanggal peminjaman Dalam hal ini tentunya, di dalam sistem baru nantinya harus mampu menyediakan fitur-fitur yang mendukung kegiatan peminjaman, pengembalian, dan pengelolaan sanksi bagi peminjam yang terlambat dalam pengembalian buku. Ditambah dengan pengadaan barcode scanner untuk memindai nomor panggil atau nomor akses buku sewaktu transaksi peminjaman sedang berlangsung. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan proses peminjaman buku. 4. Pengembalian Dalam modul pengembalian, data yang dibutuhkan meliputi: 1 Nomor klasifikasi 49 2 Nomor registrasi 3 Judul buku 4 Pengarang 5 Tanggal pengembalian Di dalam sistem yang baru nantinya mampu menyediakan modul pengembalian dan memiliki ke lima field sehingga pustakawan dengan mudah melayani para pengguna mengembalikan buku tanpa harus mencatat ke dalam buku khusus pengembalian seperti keadaan saat ini. Apabila ada pengguna yang terlambat dalam mengembalikan buku, di dalam modul pengembalian ini tersedia modul pemberian sanksi atau pembayaran denda per buku per hari. 5. Keanggotaan Perpustakaan Keanggotaan perpustakaan sangat diperlukan untuk mempermudah pengguna dalam meminjam koleksi perpustakaan. Untuk pengurusan keanggotaan setiap perpustakaan memiliki kebijakan sendiri. Anggota Perpustakaan PTKI terdiri dari dosen, staff, dan mahasiswa. Data keanggotaan juga berpengaruh terhadap proses peminjaman buku pada perpustakaan. Kedua hal ini berkaitan juga dengan statistik yang ada di perpustakaan. Dalam modul keanggotaan, data yang dibutuhkan terdiri dari: 1 nama mahasiswa 2 stambukNIM 3 tempattanggal lahir 4 alamat mahasiswa 50 5 teleponnomor handphone Di dalam sistem baru nantinya harus mampu menyediakan fitur-fitur lengkap mengenai pendataan keanggotaan perpustakaan. Modul keanggotaan harus terintegrasi dengan database kemahasiswaan yang dimiliki oleh PTKI tujuannya agar data anggota perpustakaan lebih akurat tanpa harus meng-entry ulang. Modul keanggotaan ini berfungsi untuk mengelola data anggota seperti penambahan, pengeditan dan penghapusan data anggota. 6. OPAC Online Public Access Catalogue Modul OPAC adalah alat bantu temu kembali secara online yang dapat diakses oleh pengguna perpustakaan. Penggunapustakawan dapat menelusur suatu judul buku secara bersamaan. Di samping itu, mereka juga dapat menelusur buku dari berbagai pendekatan. Misalnya melalui judul, kata kunci, pengarang, kata kunci pengarang, subyek, kata kunci subyek dan sebagainya. Sedangkan apabila menggunakan katalog manual, penggunapustakawan hanya dapat diakses melalui tiga pendekatan yaitu judul, pengarang, dan subyek. Dari keseluruhan modul memiliki hubungan timbal balik antara modul yang satu dengan yang lainnya. Seperti halnya modul pengatalogan dan sirkulasi. Kedua modul ini memiliki umpan balik feedback ke dalam modul OPAC sehingga dapat menghasilkan output berupa “Book Status” atau status buku. Hal ini jelas membantu para pengguna untuk mengetahui secara pasti apakah buku tersediatidak tersedia., maintenance, ataupun sedang dipinjam. OPAC dapat 51 diakses oleh pengguna yang berkunjung langsung ke perpustakaan secara bersamaan. Agar katalog online tidak hanya dapat diakses saat pengguna berkunjung ke perpustakaan melainkan dapat diakses dari jarak jauh remote area oleh pengguna secara geografis berada jauh dari perpustakaan, maka direkomendasikan agar katalog online berbasis web WebPAC sehingga pengguna dapat mengetahui bahan perpustakaan apa saja yang dimiliki Perpustakaan PTKI dengan mengakses WebPAC menggunakan PC, laptop maupun telepon seluler. 7. Statistik Modul statistik berfungsi untuk mengelola laporan-laporan yang ada di perpustakaan seperti: 1 Laporan pengunjung perpustakaan 2 Laporan anggota perpustakaan 3 Laporan peminjaman koleksi bahan pustaka 4 Laporan pengembalian dan sanksi keterlambatan pengembalian buku 5 Laporan pengadaan koleksi bahan pustaka 6 Laporan inventarisasi buku baru 7 Laporan deposito Di dalam sistem yang baru nantinya harus mampu meningkatkan kinerja perpustakaan dalam mengelola laporan baik itu laporan yang bersifat harian, mingguan, bulanan, bahkan tahunan yang dimaksudkan untuk mendukung 52 kegiatan operasional perpustakaan yang bersifat manajerial serta menyediakan informasi bagi pihak luar dengan laporan-laporan yang tersedia. 53 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan