Instrumen Penelitian METODELOGI PENELITIAN
digunakan yaitu berbentuk tes objektif, untuk mengetahui apakah soal – soal
yang berupa test objektif tersebut memenuhi syarat soal yang baik, maka dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas.
a. Uji Validitas
Untuk mengetahui tingkat validitas instrumen yang akan digunakan sebagai alat pengumpul data, maka perlu dilakukan uji validitas. Validitas yang diukur
adalah validitas butir soal atau validitas item. Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang
dinilai sehingga betul-betul mengukur apa yang harus diukur
2
.
Cara yang dipakai dalam menguji tingkat validitas adalah dengan variabel internal,
yaitu menguji apakah terdapat kesesuaian antara bagian instrumen secara keseluruhan.
Untuk mengukurnya menggunakan analisis butir. Pengukuran pada analisis butir yaitu dengan cara skor-skor yang ada kemudian dikorelasikan
dengan menggunakan rumus korelasi Poin Biserial
3
yang dikemukakan oleh Karl Pearson adalah sebagai berikut:
√
Keterangan : :Koefisien korelasi biserial
M
p
:Rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya
M
t
:Rerata skor total
2
Arikunto, op. cit., hal.65.
3
Ibid., hal.72
St :Standar deviasi dari skor total
P :Proporsi siswa yang menjawab benar
q :Proporsi siswa yang menjawab salah
Adapun perhitungan validitas soal dalam penelitian ini menggunakan bantuan software Anates 4.0.
b. Uji Reabilitas
Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya.
4
Uji reliabilitas untuk butir soal pilihan ganda dilakukan dengan menggunakan software Anates 4.0. dan dengan
tekhnik alpha crobanch Berikut adalah tabel kriteria validitas dan reliabilitas yang digunakan
sebagai acuan untuk menginterprestasikan nilai: Tabel 3.2
Nilai Kriteria
0.81 –1,00
SangatTinggi 0,61
–0,80 Tinggi
0,41 –0,60
Cukup 0,21
–0,40 Rendah
0,20 SangatRendah
Karena dalam menghitung sering dilakukan pembulatan angka, sangat mungkin diperoleh koefisien lebih dari 1,000, koefisien negatif
menunjukkan hubungan kebalikan sedangkan koefisien positif menunjukkan adanya kesejajaran Arikunto,2008:97. Berdasarkan aturan tersebut maka
4
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2005, hal. 100
dapat dikatakan bahwa jika sebuah tes memiliki koefisien relibilitas antara 0,400-1,000 artinya sudah reliabel.
c. Uji Tingkat Kesukaran
Pengujian taraf kesukaran bertujuan untuk mengetahui tingkat mudah atau sukarnya suatu soal. Soal terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk
mempertinggi usaha memecahkannya dan soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk
mencoba lagi karena diluar jangkauannya
5
. Indeks kesukaran dihitung menggunakan rumus:
Keterangan :
P : Indeks kesukaran B :Banyaknya siswa menjawab soal tersebut dengan benar
JS :Jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteriayangdigunakanadalahmakinkecilindeksyangdiperoleh,makin sulit soal tersebut. Kriteria indeks kesukaran ditentukan sebagai berikut:
Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 = soal termasuk kategori sukar Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 = soal termasuk kategori sedang
Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 = soal termasuk kategori mudah d.
Pengujian Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Rumus perhitungan daya pembeda adalah sebagai berikut
6
:
5
Ibid., hal. 207
6
Ibid., hal. 211
Keterangan: D
: Daya pembeda
: Jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal kelompok atas
: Jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal kelompok bawah
: Banyaknya siswa pada kelompok atas
: Banyaknya siswa pada kelompok bawah
Kriteria soal-soal berdasarkan daya pembedanya sebagai berikut: Tabel. 3.3
DayaPembeda Kriteria
0,00 –0,20
Jelek 0,20
–0,40 Cukup
0,40 –0,70
Baik 0,70
–1,00 BaikSekali