68
5.2 Saran
Adapun saran-saran yang dapat diberikan melalui penelitian ini agar mendapatkan hasil yang lebih baik adalah sebagai berikut :
1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan periode penelitian yang
lebih panjang dengan tujuan untuk memperoleh hasil yang lebih baik. 2.
Penelitian selanjutnya dapat menggunakan variabel kepemilikan manajerial dengan perhitungan yang berbeda misalnya dengan variabel dummy atau jumlah
kepemilikan manajerial dalam suatu perusahaan. 3.
Penelitian selanjutnya perlu mengidentifikasi mekanisme good corporate governance yang lain atau faktor lainnya untuk mengetahui pengaruhnya
terhadap manajemen laba.
Universitas Sumatera Utara
22
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Laba
Menurut Scott 2011:423, manajemen laba adalah keputusan dari manajer untuk memilih kebijakan akuntansi tetrtentu yang dianggap bisa mengurangi tingkat kerugian
yang dilaporakan. Manajemen laba merupakan perilaku yang tidak dapat diterima, ,melakukan manajemen laba berarti suatu pengurangan keakuratan dalam informasi
laporan keuangan. Menurut Scott 2011:426 motivasi yang mendorong manajemen dalam melakukan manajemen laba :
1. Motivasi bonus yaitu, manajer akan berusaha mengatur laba bersih akan
dapat memaksimalkan bonusnya. 2.
Hipotesis perjanjian hutang, berkaitan dengan persyaratan perjanjian hutang yang harus dipenuhi, laba yang tinggi diharapkan dapat mengurangi
kemungkinan terjadinya pelanggaran syarat perjanjian hutang. 3.
Meet Investor Earnings Expectations and Maintain Reputasion, perusahaan yang melaporkan laba lebih besar daripada ekspektasi investor harga
sahamnya akan mengalami peningkatan yang signifikan karena investor memprediksi karena perusahaan akan mempunyai masa depan yang lebih
baik.
Universitas Sumatera Utara
23 4.
IPO Initial Public Offering, manajer perusahaan yang akan go public termotivasi untuk melakukan manajemen laba sehingga laba yang dilaporkan
menjadi tinggi dengan harapan dapat menaikkan harga saham perusahaan. National Association of Certified Fraud Examimers dalam Sulistyanto 2008,
mendefinisikan manajemen laba sebagai kesalahan atau kelalaian yang disengaja dalam membuat laporan mengenai fakta material atau data akuntansi sehingga menyesatkan
ketika semua informasi itu dipakai untuk membuat pertimbangan yang akhirnyaakan menyababkan orang yang membacanya akan mengganti atau mengubah pendapat atau
keputusannya. Sementara itu Healy dan Wahlen dalam Belkaoui 2011, mengatakan
manajemen laba terjadi ketika para manajer menggunakan pertimbangan mereka dalam pelaporan keuangan dan struktur transaksi untuk mengubah laporan keuangan dengan
tujuan menyesatkan beberapa pemangku kepentingan mengenai kondisi kinerja ekonomi perusahaan atau untuk memengaruhi hasil-hasil kontraktual yang bergantung pada angka-
angka akuntansi yang dilaporkan. Definisi yang dikemukakan oleh Healy dan Wahlen diatas berfokus pada
penerapan pertimbangan dalam laporan keuangan: a
Untuk menyesatkan para pemangku kepentingan yang tidak ataupun tidak bisa melakukan manajemen laba, dan
b Untuk membuat laporan keuangan menjadi lebih informatif bagi para
penggunanya.
Maka, terdapat sisi baik dan sisi buruk dari manajemen laba yaitu :
Universitas Sumatera Utara
24 a
Sisi buruknya adalah biaya yang diciptakan oleh kesalahan alokasi dari sumber- sumber daya, dan
b Sisi baiknya adalah potensi peningkatan kredibilitas manajemen dalam
mengomunikasikan informasi pribadi kepada pemangku kepentingan eksternal, dan memperbaiki keputusan dalam alokasi sumber-sumber daya.
Dari definisi para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen laba merupakan permainan manajerial untuk memanipulasi laporan keuangan dengan
mengatur besar kecilnya laba perusahaan demi kepentingan pribadi. Manajemen akan memberikan informasi yang terbaik tentang prospek laba masa depan kepada investor.
Dengan memberikan estimasi yang baik pada kekuatan laba maka akan dapat meningkatkan nilai pasar saham.
2.2 Good Corporate Governance