BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
3.1 Sejarah Kantor Imigrasi Kelas I Polonia Medan.
Setelah terbentuknya Kantor Direktorat Jenderal Imigrasi pada tanggal 26 Januari 1950, maka di seluruh wilayah Indonesia pada tahun tersebut dibentuk
kantor pendaratan yang pada mulanya di sebut “On schepings Kantoor” yang kemudian tugas Kantor Pendaratan itu berkembang melaksanakan teknis
operasional keimigrasian. Untuk mengatur tugas dan fungsi tersebut maka dibentuk dalam inspektorat-inspektorat di tingkat propinsi atau lebih.
Koordinasi dan operasional Kantor Imigrasi
Daerah Medan waktu itu berada di bawah Kantor Inspektorat Wilayah I Sumatera UtaraAceh dan
bertanggung jawab kepada Direktorat Jenderal Imigrasi di Jakarta. Pada mulanya Kantor Inspektorat Wilayah Kins-piyah Sumatera
UtaraAceh tersebut bernama Kantor Inspektorat Imigrasi Sumatra UtaraAceh yang berkedudu-kan di Medan, dan Kantor Imigrasi Daerah Medan sebelumnya
bernama Kantor Imigrasi Medan. Perubahan ini didasarkan pada surat Keputusan Direktorat Jenderal Imigrasi Nomor S.016III3 tanggal 12 Oktober 1966. Akan
tetapi berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman RI.No.: J.S4516 tanggal 14 Juli 1974, nama Kantor Inspektorat Imigrasi Wilayah di ganti menjadi
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Imigrasi Sumatera Utara, sedangkan Kantor Imigrasi Medan menjadi Kantor Imigrasi Daerah Medan.
Pada tahun 1979 Kantor Imigrasi
Daerah Medan dihapuskan dan dibentuk Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Imigrasi Sumatera Utara di Medan. Hal ini
juga tidak berjalan lama, karena sesuai dengan Surat Keputusan Menteri
Universitas Sumatera Utara
Kehakiman R I Nomor M.01-PR.08.04.1981 tanggal 20 Januari 1981, tentang pengaktifan kembali Kantor Imigrasi Medan yang diintegrasikan ke dalam Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Imigrasi Sumatera UtaraAceh, maka terhitung tanggal 1 Juli 1981 Kantor Imigrasi Medan diaktifkan kembali.
Semakin pesatnya perkembangan pembangunan di Indonesia dengan teknologi canggihnya, maka Departemen Kehakiman pun tidak ketinggalan untuk
meningkatkan Struktur Tata kerja Departemen Kehakiman R.I. No. : M- 04.PR.07.10 tahun 1982 tanggal 26 April 1982 Kantor Daerah Direktorat Jenderal
Imigrasi Sumatera UtaraAceh dihapuskan, dan semua Kantor Wilayah yang berada di bawah naungan Departemen Kehakiman seperti Kanwil
Pemasyarakatan, Pengadilan Negeri, Balai Harta Peninggalan diintegrasikan dalam satu wadah yang disebut dengan Kantor Wilayah Departemen Kehakiman
Sumatera Utara yang berkedudukan di Medan. Kehakiman R.I. No. : M-02.PR.07.04 tahun 1983 tanggal 10 Maret 1983
tentang organisasi dan Tata Kerja Kantor Imigrasi
dan Lingkungan Kantor Wilayah Departemen Kehakiman, Kantor Imigrasi Medan dikategorikan
sebagaiKantor Imigrasi kelas I. Wilayah kerja Kantor Imigrasi Medan terdiri dari 5 lima KabupatenKota yang meliputi 53 kecamatan. KabupatenKota yang
menjadi wilayah kerja Kantor Imigrasi Medan adalah sebagai berikut: 1. Kabupaten Deli Serdang.
2. Kabupaten Karo. 3. Kabupaten Langkat.
4. Kota Medan . 5. Kota Binjai.
Universitas Sumatera Utara
Sejarah perkembangan daerah Polonia Medan tercatat sejak tahun 1872 dimana area tersebut dimiliki oleh seorang berkebangsaan Polandia
bernama Michalsky. Area rawa tak bertuam tersebut dibeli dan diolah oleh
Michalsky menjadi area perkebunan tembakau yang cukup luas dan produktif. Dikarenakan wilayah tersebut masih merupakan wilayah tak bertuan maka
Michalsky menamakan daerah tersebut Polonia, bahasa Latin menyebut Polandia, dengan harapan daerah tersebut dapat dikembangkan sebagai perkampungan
Polandia yang bekerja di daerah Sumatera Timur. Seiring dengan rencana kedatangan penerbangan perintis Fokker dari
Belanda oleh Van der Hoop, VP Poleman, dan Van der Broeke menuju Medan, maka ada inisiatif dari pemerintah Gemeente Kota Medan untuk membangun
sebuah lapang terbang sederhana, meski kemudian keinginan tersebut gagal terpenehu akibat waktu persiapan yang kurang matang. Perdaratan Van der Hoop
beserta kawan-kawan kemudian dialihkan ke pacuan kuda Deli Renvereninging. Pembangunan Lapangan terbang yang gagal tersebut kemudian dimunculkan
kembali oleh Gubernur Sumatera Timur pada saat itu, CS van Kempen pada tahun 1910, dan berhasil diimplementasikan dengan terbangunnya sebuah lapangan
terbang sederha pada tahun 1928. Kedatangan 6enam pesawat KNILM milik pemerintah kolonial menandai pembangunan tersebut, sekalian peresmiannya.
Nama polonia kembali dicantumkan sebagai nama lapangan tersebut. Pada tahun 1936 landasan pacu lapangan udara tersebut direnovasi sejauh 600 meter.
Seiring kemerdekan Republik Indonesia, keberadaan lapangan udara Polonia menjadi vital, sehingga diakuisasi oleh Pemerintah Republik Indonesia.
Keberadaan lapangan udara yang mengatur perjalanan kedirgantaraan arus lalu
Universitas Sumatera Utara
lintas udara Indonesia di bagian Sumatera tersebut menjadi tidak tergantikan, bahkan menjadikan Kota Medan sebagai kota terpadat ketiga di Indonesia di
samping Jakarta dan Surabaya. Pada tahun 1975 Departemen Pertahanan dan Keamanan RI meresmikan status pengelolaan bersama lapangan udara Polonia
menjadi Pangkalan Udara AURI dan Pelabuhan Udara Sipil. Pada tahun 1985 pengeloaan tersebut beralih kepada PT. Angkasa Pura. Pada tanggal 1 Januari
1994, PT. Angkass Pura berubah menjadi PT. Angkasa Pura II Persero Kantor Imigrasi Kelas I Polonia sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis
UPT dilingkungan Kementerian Hukum dan HAM RI pada mulanya berkedudukan di tempat Pemeriksaan Imigrasi Bandara Polonia dengan
memanfaatkan gedung Kantor Angkasa Pura II cabang Medan dengan status pinjam pakai. Pelaksanaan kegiatan dan fungsi keimigrasian dilaksanakan di dua
tempat, yakni Kantor Imigrasi Polonia serta Bandara Polonia yang terletak di Kecamatan Medan Polonia.
Terbentuknya Kantor Imigrasi Polonia sejak tahun 1978 dahulu sebagai Kantor Resort Imigrasi yang terletak antara Jalan Palang Merah dan Jalan
Mangkubumi yang sebelumnya digunakan oleh Lembaga Pemasyarakatan. Kantor Imigrasi Polonia merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis di bidang
Keimigrasian di Lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Terbentuknya Kantor Imigrasi Polonia dahulu ditujukan sejalan dengan
dibukanya Tempat Pemeriksaan Imigrasi Bandara Polonia Pada saat ini Bandara Kuala Namu sehingga keberadaannya banyak dibantu dan diberi fasilitas dengan
memanfaatkan gedung Kantor Angkasa Pura II Cabang Medan.
Universitas Sumatera Utara
Tahun 1987, Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehakiman Sumater Utara melalui suranya Nomor : W207573.PL.02.01 Tahun 1987 tanggal 9 Juni
1987 secara resmi menyerahkan gedung Kantor Direktorat Jenderal Pemasyarakatan beserta tananhnya sebagai tempat beroperasi kegiatan Kantor
Imigrasi Polonia yang berkedudukan di Jalan Mangkubumi No. 2 Medan. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor:
M.03-PR.07.04 Tahun 1991 tanggal 15 April 1991 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Imigrasi, Kantor Imigrasi memiliki tugas melaksanakan bagian
tugas pokok dan fungsi Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia di wilayah yang bersangkutan. Adapun Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Polonia terdiri dari :
1. Kecamatan Medan Johor
2. Kecamatan Medan Tuntungan
3. Kecamatan Deli Tua
4. Kecamatan Tanjung Morawa
5. Kecamatan Lubuk Pakam
6. Kecamatan Pagar Merbau
7. Kecamatan Beringin
8. Kecamatan Pantai Labu
9. Kecamatan Medan Baru.
Berdasarkan perkembangan jumlah penduduk dan meningkatnya volume kegiatan pemerintahan di daerah Sumatera Utara khususnya di Kota Medan;
melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 Tahun 1991 dibentuk beberapa kecamatan baru melalui pemekaran dari kecamatan. Pemekaran wilayah
Universitas Sumatera Utara
tersebut berupa pembentukan kecamatan baru namun pada waktu itu belum tertampung dalam Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Polonia yang dituangkan dalam
Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Imigrasi Polonia. Untuk menghindari adanya ketidakjelasan dan
kesimpangsiuran wilayah kerja tersebut; melalui Surat Sekretaris Direktorat Jenderal Imigrasi No. F-PR.07.04-1105 tanggal 25 Nopember 1992 telah
ditegaskan tentang wilayah kerja Kantor Imigrasi Polonia dengan berdasarkan pemekaran wilayah pada Kota Medan dan Kabupaten Binjai yang meliputi
beberapa kecamatan sebagai berikut : 1.
Kecamatan Beringin 2.
Kecamatan Deli Tua 3.
Kecamatan Lubuk Pakam 4.
Kecamatan Pagar Merbau 5.
Kecamatan Pantai Labu 6.
Kecamatan Tanjung Morawa 7.
Kecamatan Medan Amplas 8.
Kecamatan Medan Baru 9.
Kecamatan Medan Johor 10.
Kecamatan Medan Maimun 11.
Kecamatan Medan Polonia 12.
Kecamatan Medan Selayang 13.
Kecamatan Medan Tuntungan Bandar Udara Polonia Medan sekarang Bandar Udara Kuala Namu
merupakan salah satu Tempat Pemeriksaan Imigrasi yang ditentukan oleh Menteri
Universitas Sumatera Utara
Hukum dan HAM sebagai tempat masuk atau keluar wilayah Indonesia. Setiap orang yang ingin keluar atau masuk ke Indonesia wajib melalui pemeriksaan
dokumen perjalanan danatau identitas diri yang sah yang dilakukan oleh Pejabat Imigrasi di Tempat Pemeriksaan Imigrasi. Tanpa melalui TPI setiap orang yang
keluar atau masuk Indonesia dianggap sebagai imigran illegal dan dapat dikenakan sanksi seperti yang termuat dalam pasal 113 Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2011 tentang Kemigrasian, sanksi berupa pidana penjara paling lama 1 satu tahun danatau pidana denda paling banyak Rp. 100.000.000,- seratus juta
rupiah. Disini Pejabat Imigrasi akan memeriksa Dokumen Perjalanan dan
menerangkan tanda masuk wilayah Indonesia. Setiap orang dapat keluar wilayah Indonesia setelah memenuhi persyaratan dan mendapat Tanda Keluar dari Pejabat
Imigrasi. Pejabat Imigrasi menolak orang untuk keluar wilayah Indonesia dalam hal orang tersebut:
1. Tidak memiliki Dokumen Perjalanan yang sah dan masih berlaku.
2. Diperlukan untuk kepentingan penyelidikan dan penyidikan atas permintaan
pejabat yang berwenang. 3.
Namanya tercantum dalam daftar pencegahan Menurut Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Nomor M.HH-02.01.02 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi TPI, ada 128 TPI yang terdapat di Indonesia. TPI tersebut terdiri dari
TPI Pelabuhan, TPI Bandar Udara dan TPI lain-lain.
3.2 Visi dan Misi