BAB V ANALISA DATA
Dalam bab ini, penulis akan menganalisis seluruh data yang telah dikumpulkan dan disajikan pada bab sebelumnya. Seperti yang telah dijelaskan
pada bab sebelumnya, penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan analisis kualitatif, dimana data dan fakta yang telah didapatkan di lapangan akan
dideskripsikan sebagaimana adanya serta menafsirkannya dengan analisis kemampuan daya nalar peneliti untuk membuat kesimpulan penelitian.
Penelitian ini berkaitan dengan efektivitas pelayanan publik melalui penerapan sistem penerbitan SPRI di Kantor Imigrasi Klas I Polonia Medan yang
ditinjau dari hambatan yang dihadapi, tahapan prosedur pelayanan penerbitan SPRI, dukungan sarana, prasarana, danatau fasilitas, kompetensi pelaksana
pelayanan penerbitan SPRI, jumlah pelaksana pelayanan penerbitan SPRI, dan jangka waktu penyelesaian SPRI, akan dianalisis lebih dalam lagi sesuai dengan
data - data yang telah disajikan di bab sebelumnya.
5.1. Efektivitas Pelayanan Publik Mengenai Penerbitan Surat Perjalanan Republik Indonesia SPRI
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang
Keimigrasian dinyatakan bahwa dokumen Perjalanan Republik Indonesia adalah Paspor Republik Indonesia dan Surat Perjalanan Laksana Paspor Republik
Indonesia. Paspor Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Paspor adalah
Universitas Sumatera Utara
dokumen yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia kepada warga negara Indonesia untuk melakukan perjalanan antarnegara yang berlaku selama
jangka waktu tertentu. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2013
pada Pasal 35 juga dijelaskan bahwa Dokumen Perjalanan Republik Indonesia berfungsi sebagai Dokumen Perjalanan antarnegara, bukti identitas diri, dan bukti
kewarganegaraan Republik Indonesia dari pemegang Paspor yang bersangkutan pada saat berada di luar Wilayah Indonesia. Pasal 49 menyatakan bagi warga
negara Indonesia yang berdomisili atau berada di Wilayah Indonesia Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun
2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian pada Pasal 50 menyatakan bahwa penerbitan Paspor biasa
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan oleh Pejabat Imigrasi yang ditunjuk pada Perwakilan Republik Indonesia. Pasal 52 bahwa Penerbitan Paspor
biasa dilakukan melalui tahapan : pemeriksaan kelengkapan dan keabsahan persyaratan, pembayaran biaya Paspor, pengambilan foto dan sidik jari dan
wawancara. Juga dilakukan verifikasi dan adjudikasi. Pasal 53 bahwa Menteri atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk menerbitkan Paspor biasa dalam waktu paling
lama 4 empat hari kerja sejak dilakukan wawancara. Mengenai tahapan prosedur pelayanan penerbitan SPRI di Kantor Imigrasi
Klas I Polonia Medan diperoleh informasi bahwa tahapan prosedur yang umum dilakukan dimulai pemohon mengambil nomor antrian, pemohon diberi formulir
yang berfungsi menuliskan biodata pemohon, pemohon menyerahkan dokumen asli maupun fotocopy untuk melakukan pengesahan dokumen yang dicek oleh
Universitas Sumatera Utara
petugas, pengecekan dokumen, dokumen discan, wawancara dan foto dan pemohon membayar biaya paspor ke bank BNI. Pemohon diminta datang empat
hari kemudian untuk menerima SPRI. Tahapan prosedur yang dijalani tersebut merupakan kewajiban yang harus
dilakukan pemohon dalam pengajuan penerbitan Surat Perjalanan Republik Indonesia, pelayanan yang diterima oleh masyarakat merupakan suatu elemen
penting dalam pelayanan publik. Masyarakat sebagai objek dari pelayanan publik harus diberikan pelayanan yang maksimal agar tercipta kepuasan dalam diri
masyarakat setelah menerima pelayanan dari suatu instansi publik. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan diperoleh informasi bahwa
masyarakat sebagai pihak pemohon Surat Perjalanan Republik Indonesia SPRI merasa bahwa pelayanan yang diberikan petugas Kantor Imigrasi Klas I Polonia
Medan dirasa sudah baik, hal ini dapat dilihat langsung dari sikap para petugas dalam memberikan pelayanan serta respon yang petugas berikan ketika
masyarakatpemohon membutuhkan bantuan dalam proses yang sedang dijalani. Sikap dan respon yang timbul terkait hal itu cukup baik, hal inilah yang membuat
pelayanan publik di Kantor Imigrasi Klas I Polonia Medan terlihat baik. Pada hari – hari normal para pemohon yang datang mampu diakomodir dengan baik oleh
para petugas karena petugas yang tersedia jumlahnya cukup akan tetapi jika pemohon yang datang banyak hal inilah yang menjadi permasalahan yang penulis
lihat dikarenakan jumlah pegawai kurang memadai jika kondisi Kantor Imigrasi Klas I Polonia Medan sedang ramai dengan masyarakat yang mengajukan
permohonan penerbitan SPRI. Prosedur yang ada pun sangat transparan baik itu
Universitas Sumatera Utara
dalam proses maupun terkait biaya yang harus dikeluarkan pemohon dalam proses pengajuan penerbitan Surat Perjalanan Republik Indonesia SPRI.
Dilihat dari sudut kemampuan yang dimiliki oleh para petugas pelaksana sudah tergolong baik karena masing – masing tenaga pelaksana ditempatkan
sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki masing – masing. Pemilihan posisi yang sesuai juga menentukan kualitas pelayanan publik yang diberikan kepada
masyarakat, setiap petugas pelaksana diberikan pemahaman serta penjelasan terkait tugas dan fungsi masing – masing sehingga ketika menghadapi masyarakat
para petugas sudah paham apa yang harus dilakukan dan apa yang menjadi fungsi mereka masing – masing.
5.2. Faktor – Faktor Yang Menjadi Penghambat Pelayanan Publik Dalam Penerapan Sistem Penerbitan SPRI di Kantor Imigrasi Klas I Polonia Medan
Masyarakat merupakan objek dari seluruh pelayanan publik yang negara lakukan karena pada dasarnya negara berkewajiban memberikan pelayanan yang
maksimal kepada setiap warga negara Indonesia. Pelayanan tersebut tersedia di berbagai bidang yakni kesehatan, hukum, keamanan dan lain – lain. Peran dari
aparatur negara dalam memberikan pelayanan dipandang haruslah mampu memuaskan masyarakat dalam menyikapi pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat tersebut. Dalam pelayanan publik tentu terdapat berbagai macam faktor baik itu
faktor yang mampu mendukung pelaksanaan pelayanan publik dan ada juga faktor yang menjadi penghambat pelaksanaan pelayanan publik. Terkait faktor
Universitas Sumatera Utara
penghambat yang muncul dalam pelayanan publik dalam hal ini mengenai penerbitan Surat Perjalanan Republik Indonesia pada Kantor Imigrasi Klas I
Polonia Medan. Faktor penghambat ini dibagi menjadi dua yaitu faktor penghambat yang berasal dari internal Kantor Imigrasi Klas I Polonia Medan dan
faktor yang berasal dari eksternal Kantor Imigrasi Klas I Polonia Medan.
Faktor - faktor penghambatan pelayanan publik dalam penerbitan Surat Perjalanan Republik Indonesia SPRI di Kantor Imigrasi Klas I Polonia Medan
yang berasal dari internal Kantor Imigrasi itu sendiri antara lain yaitu kerusakanlambatnya sistem jaringan dari pusat, hal ini sering kali terjadi pada
saat – saat padatnya penggunaan jaringan. Hasil wawancara menunjukkan bahwa gangguan pada jaringan pusat sering terjadi sehingga berdampak pada
terhambatnya pelaksanaan pelayanan publik dalam penerbitan SPRI. Untuk itu dirasa ke depannya jaringan yang tersedia harus diciptakan sedemikian rupa agar
mampu meminimalisir permasalahan terkait gangguan ataupun lambatnya jaringan dari pusat. Sistem jaringan perlu ditingkatkan ke taraf yang benar – benar
maksimal agar mampu menampung permintaan permohonan yang berhubungan dengan pelayanan pada Kantor Imigrasi.
Berhubungan dengan permasalahan jaringan tadi terbatasnya sarana dan prasarana serta kurangnya jumlah pegawai atau tenaga pelaksana menjadi
permasalahan yang perlu ditanggulangi secepat mungkin. Misalnya untuk mengatasi permasalahan jaringan yang lambat atau gangguan jaringan tadi perlu
ditempatkan pegawai yang mengerti dan paham mengenai permasalahan jaringan tadi jadi jika terjadi permasalahan gangguan jaringan atau jaringan yang melambat
dapat dicarikan solusinya secepat mungkin. Tingginya permohonan akan
Universitas Sumatera Utara
penerbitan Surat Perjalanan Republik Indonesia SPRI mengakibatkan petugas pelaksana kewalahan menghadapi tingginya permohonan untuk itu dirasa perlu
peningkatan jumlah pegawai atau tenaga pelaksana agar jika terjadi lonjakan permohonan dapat ditangani dengan baik oleh petugas pelaksana yang tersedia.
Terkait sarana dan prasarana yang tersedia di Kantor Imigrasi Klas I Polonia Medan sebenernya sudah memadai jika permohonan penerbitan Surat
Perjalanan Republik Indonesia SPRI dalam taraf normal akan tetapi ketika permohonan melonjak dan naik secara drastis maka fasilitas atau sarana dan
prasarana yang tersedia tadi belum cukup untuk mengatasi lonjakan permintaan tersebut. Perlu penambahan PC komputer, printer serta kamera agar proses yang
dijalani lebih cepat dan antrian tidak membludak. Peningkatan fasilitas juga perlu demi menciptakan kenyamanan pada masyarakat sebagai pihak yang menjadi
objek dari pelayanan publik pada Kantor Imigrasi Klas I Polonia Medan. Disamping itu terdapat pula fasilitas atau sarana dan prasarana yang tersedia di
kantor dalam kondisi rusak dan tidak bisa dipergunakan, hal ini juga menimbulkan permasalahan bahwa perawatan fasilitas kantor terutama yang
berhubungan dengan penerbitan Surat Perjalanan Republik Indonesia SPRI perlu diperbaiki agar fasilitas yang tersedia dapat digunakan dalam jangka waktu yang
cukup panjang. Sedangkan hambatan yang muncul dari ekternal Kantor Imigrasi Klas I
Polonia Medan antara lain yaitu dari pihak pemohon yaitu sering kali dokumen yang dipersyaratkan untuk penerbitan SPRI tidak lengkap. Para pemohon
cenderung tidak melengkapi seluruh data yang dibutuhkan untuk penerbitan SPRI, sehingga menghambat kelancaran pelayanan publik. Dapat dikatakan bahwa
Universitas Sumatera Utara
kebanyakan pemohon SPRI tidak memenuhi persyaratan kelengkapan berkas sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31
Tahun 2013 pada Pasal 35 juga dijelaskan bahwa Dokumen Perjalanan Republik Indonesia berfungsi sebagai Dokumen Perjalanan antarnegara, bukti identitas diri,
dan bukti kewarganegaraan Republik Indonesia dari pemegang Paspor yang bersangkutan pada saat berada di luar Wilayah Indonesia. Pasal 49 menyatakan
bagi warga negara Indonesia yang berdomisili atau berada di Wilayah Indonesia, permohonan Paspor biasa diajukan kepada Menteri atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk dengan mengisi aplikasi data dan melampirkan persyaratan. Persyaratan yang dimaksud yaitu kartu tanda penduduk yang masih
berlaku, kartu keluarga, akta kelahiran, akta perkawinan atau buku nikah, ijazah, atau surat baptis, surat pewarganegaraan Indonesia bagi Orang Asing yang
memperoleh kewarganegaraan Indonesia melalui pewarganegaraan atau penyampaian pernyataan untuk memilih kewarganegaraan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang - undangan, surat penetapan ganti nama dari pejabat yang berwenang bagi yang telah mengganti nama, dan paspor lama bagi
yang telah memiliki paspor. Disamping permasalahan diatas, ada pula permasalahan yang muncul
dikarenakan sebagian pemohon Surat Perjalanan Republik Indonesia SPRI terlihat tidak sabar menunggu proses penerbitan SPRI sehingga petugas
kewalahan apalagi saat pengambilan sidik jari dan foto. Sebagian berasalan karena sibuk dan tidak memiliki waktu yang banyak untuk menunggu antrian saat proses
penerbitan Surat Perjalanan Republik Indonesia SPRI sehingga masing – masing ingin didahulukan terlebih dahulu, padahal sudah diatur bahwa prosesnya harus
Universitas Sumatera Utara
sesuai dengan prosedur dan sesuai dengan giliran masing – masing. Disinilah peran petugas pelaksana dalam menghadapi pemohon yang tidak sabar menunggu
tersebut entah itu dengan memberikan penjelasan mengenai proses yang dijalankan atau memberikan himbauan kepada para pemohon untuk sabar munggu
giliran dalam proses penerbitan Surat Perjalanan Republik Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI PENUTUP
VI.1. Kesimpulan