111
BAB V ANALISIS DATA
Untuk menganalisis strategi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu DPMPTSP Pemerintah Kota Medan dalam implementasi
kebijakan SMS Gateway dalam proses perizinan pelayanan, penulis menggunakan teori implementasi yang dikemukakan oleh Edwards III. Dalam pandangan
Edwards III, implementasi dipengaruhi oleh 4 empat variabel yang saling berhubungan satu sama lain. Keempat variabel tersebut adalah komunikasi,
sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi. Dengan menganalisis strategi menggunakan teori implementasi Edwards III, maka akan dihasilkan suatu
gambaran mengenai apakah implementasi kebijakan yang sudah dirumuskan dan dilaksanakan oleh DPMPTSP Kota Medan sudah berjalan dengan optimal dalam
pelayanan perijinan yang diselenggarakan menggunakan SMS Gateway. Dengan menggunakan teori implementasi, maka dapat dihasilkan suatu analisa mengenai
berbagai rangkaian aktivitas dan pekerjaan yang telah dilaksanakan untuk mengeksekusi strategi-strategi yang telah dirumuskan.
Pelayanan perijinan terpadu di DPMPTSP Kota Medan sudah diselenggarakan sejak tahun 2009 bersamaan dengan didirikannya Badan
Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Medan yang kini konkritnya sudah berubah menjadi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pemerintah
Kota Medan. Berbagai strategi telah dirumuskan oleh DPMPTSP Kota Medan guna meningkatkan kualitas pelayanan perijinan yang diselenggarakannya.
Strategi yang sudah dirumuskan juga telah diimplementasikan ke dalam berbagai
Universitas Sumatera Utara
112
program kerja dan kegiatan. Namun, pada tahap pengimplementasian strategi, terdapat beberapa kendala yang sedikit banyak memberikan pengaruh bagi
DPMPTSP Kota Medan selaku implementor strategi, baik kendala yang berasal dari lingkungan internal maupun eksternal. Berdasarkan apa yang telah
dikemukakan oleh penulis diatas bahwa dalam penelitian ini penulis melakukan analisis terhadap strategi DPMPTSP Kota Medan dengan menggunakan teori
implementasi Edwards III, maka kegiatan analisis dilakukan dengan berpedoman pada keempat variabel implementasi yang menghasilkan suatu analisa mengenai
komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi yang terdapat di DPMPTSP Kota Medan dalam pelaksanaan program SMS Gateway.
A. Komunikasi
Komunikasi yang efektif antara pembuat kebijakan, pelaksana kebijakan, dan kelompok sasaran akan mempermudah pencapaian tujuan dari implementasi
kebijakan. Komunikasi meliputi transmisi, kejelasan informasi, dan konsistensi informasi. Dalam melihat keberhasilan komunikasi dalam proses implementasi,
transmisi mengukurnya berdasarkan penyaluran komunikasi yang terjalin antara pembuat kebijakan kepada implementor kebijakan. Dalam hal ini sangat
dibutuhkan kejelasan informasi yang disampaikan oleh pembuat kebijakan agar implementor dapat memiliki pengetahuan tentang tahap-tahap pelaksanaan
kebijakan. Selain itu, hal ketiga yang sangat dibutuhkan adalah konsistensi informasi yang disampaikan oleh pembuat kebijakan. Artinya, ketepatan pembuat
kebijakan dalam menyampaikan informasi secara benar dan akurat kepada implementor kebijakan.
Berdasarkan data hasil wawancara dengan Kepala DPMPTSP Kota
Universitas Sumatera Utara
113
Medan, Bapak Plt. Kepala Dinas yang membahas tentang proses komunikasi yang terjadi di DPMPTSP Kota Medan menunjukkan bahwa komunikasi yang
berlangsung di DPMPTSP Kota medan terjalin dengan sangat baik. Penyusunan strategi-strategi yang berkaitan dengan pelayanan perijinan yang diselenggarakan
oleh DPMPTSP Kota Medan dirumuskan oleh Kepala Badan bersama dengan Kepala-kepala bidang. Dalam proses penyusunan strategi, strategi yang ditetapkan
dilaksanakan selalu disesuaikan dengan kemampuan tiap bidang dan berorientasi pada peningkatan kualitas pelayanan perijinan. Strategi yang telah ditetapkan
dikomunikasikan secara langsung kepada seluruh pegawai DPMPTSP Kota Medan melalui Kepala Bidang maupun Kepala Bagian. Peran dari Kepala Bidang
dan Kepala Bagian sangat dibutuhkan sebagai perpanjangan tangan dari Kepala DPMPTSP Kota Medan untuk menjalankan strategi-strategi yang telah ditetapkan
untuk kemudian dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang berlaku dan sekaligus juga berperan sebagai pengawas bagi seluruh anggota bidang maupun bagian.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis di kantor DPMPTSP Kota Medan, penulis melihat bahwa proses komunikasi yang
berlangsung antar pegawai DPMPTSP Kota Medan memang benar sudah terjalin dengan baik. Hal itu tampak dari keberhasilan para pegawai dalam menjalankan
berbagai program dan kegiatan sebagai bentuk pengimplementasian dari strategi- strategi yang telah ditetapkan. Dilihat dari kondisi internal, DPMPTSP Kota
Medan dapat dikatakan sudah berhasil melakukan komunikasi secara efektif. Hal itu terbukti dari kemampuan Kepala Badan selaku pimpinan tertinggi di
DPMPTSP Kota Medan untuk melakukan transmisi komunikasi dengan baik yaitu dengan cara menyalurkan informasi
Universitas Sumatera Utara
114
kepada Kepala Bidang dan Kepala Bagian mengenai strategi yang akan dilaksanakan di DPMPTSP Kota Medan guna meningkatkan pelayanan perijinan
kepada masyarakat. Dalam proses transmisi ini, Kepala Badan juga telah menginformasikan
secara jelas mengenai program, anggaran, prosedur, dan hal lain yang dibutuhkan dalam pengimplementasian strategi peningkatan kualitas pelayanan perijinan di
DPMPTSP Kota Medan. Informasi yang telah diberikan oleh Kepala DPMPTSP Kota Medan diterima dengan baik oleh Kepala Bidang dan Kepala Bagian yang
mana dalam hal ini mereka juga berperan sebagai penyalur informasi kepada seluruh pegawai dan sekaligus berperan sebagai koordinator bidangbagian dalam
pengimplementasian strategi di DPMPTSP Kota Medan. Dalam pelaksanaan strategi di DPMPTSP Kota Medan, Kepala Bidang dan
Kepala Bagian mampu untuk mengkomunikasikan secara jelas mengenai informasi yang dimilikinya, hal itu dapat dilihat dari terlaksananya berbagai
program dan kegiatan sebagai bentuk pengimplementasian strategi guna meningkatkan pelayanan perijinan di DPMPTSP Kota Medan. Informasi yang
diberikan oleh Kepala Badan, Kepala Bidang, maupun Kepala Bagian kepada pegawai di DPMPTSP Kota Medan pun bersifat konsisten. Hal itu dikarenakan
segala informasi terkait pengimplementasian strategi di DPMPTSP Kota Medan sudah memiliki prosedur dan program yang terinci dengan jelas, sehingga
informasi yang diberikan tidak berubah-ubah dan mudah dipahami dan dilaksanakan oleh para pegawai DPMPTSP Kota Medan.
Namun, proses komunikasi yang terjalin antara DPMPTSP Kota Medan dengan lingkungan eksternal masih kurang efektif. Dimana hal tersebut menjadi
Universitas Sumatera Utara
115
salah satu masalah yang diangkat dalam penelitian ini yaitu masih kurangnya pemahaman masyarakat tentang penyelenggaraan pelayanan perijinan dan
prosedur pengurusan suatu perijinan. Begitu juga dengan sosialisasi SMS Gateway yang masih kurang, karena sosialisasi yang ada hanya ada di awal program ini
diresmikan, untuk selanjutnya yang mengetahui adanya SMS Gateway ini hanyalah para pemohon yang ingin tahu, selebihnya bila tidak, tidak ada yang tau.
Hal ini disebabkan DPMPTSP Kota Medan yang belum melakukan sosialisasi secara merata ke seluruh pemohon. Plt Kepala DPMPTSP Kota Medan mengakui
bahwa pada awal berdirinya DPMPTSP Kota Medan, mereka memang masih belum gencar melakukan sosialisasi mendalam setiap waktunya.
Untuk meningkatkan komunikasi secara eksternal maka DPMPTSP Kota Medan selama 5 lima tahun terakhir ini telah menjalankan salah satu strateginya
yaitu meningkatkan sosialisasi secara merata kepada seluruh wilayah Kota Medan mengenai pelayanan perijinan yang diselenggarakan oleh DPMPTSP Kota
Medan. Agar strategi tersebut dapat berjalan dengan lancar, DPMPTSP Kota Medan memfasilitasi kegiatan sosialisasi dengan menyediakan tenagajasa
komunikasi baik yang melayani masyarakat yang datang ke DPMPTSP Kota Medan maupun melayani masyarakat Kota Medan secara eksternal yaitu dengan
melakukan sosialisasi. Peningkatan komunikasi eksternal oleh DPMPTSP Kota Medan tersebut diharapkan mampu untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
Kota Medan tentang arti keefektifan dan efisiensi waktu. Pelaksanaan strategi sosialisasi terbukti cukup mampu meningkatkan
kualitas pelayanan perijinan yang diselenggarakan DPMPTSP Kota Medan, dimana hal tersebut mampu meningkatkan respon masyarakat Kota Medan
Universitas Sumatera Utara
116
terhadap pelayanan perijinan yang diselenggarakan oleh DPMPTSP Kota Medan yang terlihat dari semakin banyaknya masyarakat Kota Medan yang
menggunakan SMS Gateway untuk mengurus perijinan. Strategi sosialisasi yang dilaksanakan DPMPTSP Kota Medan berjalan dengan cukup baik karena
dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung seperti penyediaan tenaga Customer Service sebagai tempat pengaduan langsung bagi masyarakat yang
sedang megurus perijinan di DPMPTSP Kota Medan, adanya brosur dan buku panduan yang berisikan prosedur dan syarat-syarat mengenai perijinan yang
ditangani DPMPTSP Kota Medan, dan tersedianya website sebagai laman resmi dari DPMPTSP Kota Medan guna memudahkan seluruh masyarakat Kota Medan
untuk dapat mengakses informasi mengenai pelayanan perijinan yang diselenggarakan oleh DPMPTSP Kota Medan. Tetapi karena minimnya informasi
dan tidak adanya keingintahuan yang mendalam masih membuat program SMS Gateway ini hanya digunakan oleh beberapa pemohon saja.
B. Sumber Daya
Implementasi kebijakan sangat membutuhkan dukungan sumberdaya manusia yang berkompetensi dan sumberdaya finansial, dimana kedua hal
tersebut akan menjaga kelancaran saat suatu kebijakan diimplementasikan. Dalam implementasi kebijakan, sumber daya merupakan faktor penting karena menjaga
agar kebijakan tersebut dapat berjalan secara efektif. Walaupun isi kebijakan telah dikomunikasikan secara jelas dan tepat, namun apabila implementor masih
memiliki kekurangan dari segi sumber daya, maka kebijakan tidak akan bisa terlaksana dengan efektif. Komponen sumberdaya ini meliputi jumlah staf,
Universitas Sumatera Utara
117
keahlian dari para pelaksana, informasi yang relevan dan cukup untuk mengimplementasikan kebijakan dan pemenuhan sumber-sumber terkait dalam
pelaksanaan program, adanya kewenangan yang menjamin bahwa program dapat diarahkan kepada sebagaimana yamg diharapkan, serta adanya fasilitas-fasilitas
pendukung yang dapat dipakai untuk melakukan kegiatan program seperti dana, sarana, dan prasarana.
Berdasarkan data hasil wawancara dengan Plt. Kepala DPMPTSP Kota Medan melalui staf nya yang membahas mengenai sumberdaya yang dimiliki
DPMPTSP Kota Medan dalam pelaksanaan strategi menunjukkan bahwa sumber daya manusia yang dibutuhkan DPMPTSP Kota Medan telah terpenuhi dimana
kegiatan pelayanan yang dilaksanakan di DPMPTSP Kota Medan sesuai dengan SOP Standard Operating Procedures yang berlaku. Sehingga DPMPTSP Kota
Medan tidak menetapkan ketentuan bagi para pegawainya agar memiliki latar belakang pendidikan yang benar-benar sesuai untuk menangani bidang pelayanan
perijinan. Namun, yang menjadi masalah adalah DPMPTSP Kota memiliki personil dengan jumlah yang sangat terbatas untuk bekerja didalam tim teknis,
sehingga DPMPTSP Kota Medan sangat bergantung pada bantuan personil dari SKPD terkait untuk dapat memenuhi kebutuhan tim teknis.
Implementasi kebijakan sangat membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dalam melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan agar
pada akhirnya segala hal yang menjadi tujuan dan sasaran dapat tercapai secara maksimal. Dalam hal sumber daya manusia, hal yang menjadi sorotan utama
adalah kualitas dan kuantitas implementor dalam mengimplementasikan suatu kebijakan. Dari segi kualitas, sumber daya manusia dinilai berdasarkan
Universitas Sumatera Utara
118
kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh implementor. Sedangkan kuantitas menentukan sumber daya manusia berdasarkan pada jumlah
implementor dalam pelaksanaan kebijakan. Sumber daya implementor dalam segi kualitas sangat berkaitan erat dengan pendidikan dan pengalaman, dikarenakan
kemampuan dan keterampilan pada dasarnya diperoleh melalui pendidikan yang ditempuh dan pengalaman yang pernah dilalui.
Untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan perijinan secara maksimal, DPMPTSP Kota Medan seharusnya memiliki tenaga kerja yang berkemampuan
dan terampil didalam bidang pelayanan perijinan. Hal ini dimaksudkan agar masalah perijinan yang begitu kompleks dapat ditangani oleh orang-orang yang
ahli dibidangnya sehingga akan memberikan hasil yang maksimal. Selama 5 tahun terakhir, DPMPTSP Kota Medan memang telah menjalankan beberapa
strategi guna meningkatkan kualitas pelayanan perijinan bagi masyarakat Kota Medan. Strategi dijalankan oleh para pegawai DPMPTSP Kota Medan yang
memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda-beda yang mana diantara mereka masih banyak yang berasal dari latar belakang pendidikan yang jauh dari
ruang lingkup pelayanan masyarakat dalam hal perijinan. Pelaksanaan strategi di DPMPTSP Kota Medan tetap berjalan dengan lancar meskipun para pegawai
berasal dari latar belakang pendidikan yang berbeda-beda. Untuk meningkatkan sumber daya dari segi kualitas, para pegawai
DPMPTSP Kota Medan aktif mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan diklat yang diselenggarakan oleh Pemerintah. DPMPTSP Kota Medan selalu
mengikutsertakan para pegawainya secara bergantian untuk mengikuti kegiatan diklat yang bertujuan agar para pegawai DPMPTSP Kota Medan memiliki
Universitas Sumatera Utara
119
pengetahuan dan kemampuan yang semakin baik dalam melaksanakan pelayanan perijinan bagi masyarakat Kota Medan. Kegiatan diklat memang cukup membantu
para aparatur pelayanan publik untuk meningkatkan kualitas dirinya masing- masing. Namun, jika kesempatan diklat tidak dimanfaatkan dengan sebaik-
baiknya maka peningkatan kualitas dari aparatur tidak akan terpenuhi. Dalam konteks mengimplementasikan strategi dibutuhkan tenaga-tenaga implementor
dengan kapabilitas yang baik, tujuannya agar strategi yang sudah diciptakan sedemikian rupa dapat terlaksana secara maksimal dan mampu mencapai tujuan
yang diharapkan. Mengenai masalah keterbatasan jumlah personil yang bekerja sebagai tim
teknis di DPMPTSP Kota Medan, dalam hal ini DPMPTSP Kota Medan seharusnya dapat melepaskan ketergantungan terhadap SKPD terkait untuk
memenuhi kebutuhan personil didalam tim teknis. Jika dilihat dari susunan kepegawaian di DPMPTSP Kota Medan, 6 enam bidang pelayanan perijinan
yang ada di DPMPTSP Kota Medan masing-masing memiliki tim teknis tersendiri dengan jumlah personil yang dapat dikatakan sangat cukup, namun jumlah
personilnya berbeda-beda untuk tiap bidang. Berdasarkan data tersebut sebenarnya yang menjadi inti masalah dari keterbatasan personil tim teknis adalah
tidak meratanya pembagian personil tim teknis untuk tiap bidang pelayanan perijinan di DPMPTSP Kota Medan.
Dari data yang diperoleh penulis, personil yang bekerja di bidang Sub Bagian Umum terdapat 22 orang, Sub Bagian Keuangan 9 orang, Sub Bagian
Kepegawaian 5 orang, Bidang Pengolahan Data, Perencanaan dan Pengembangan 9 orang, Bidang Promosi Penanaman Modal 10 orang, Bidang Pengendalian,
Universitas Sumatera Utara
120
Pelaksanaan Penanaman Modal, Pengaduan, Kebijakan dan Pelaporan Layanan 27 orang, Bidang Pelayanan Perizinan Usaha dan Tanda Daftar 32 orang, Bidang
Perizinan Tata Ruang, Perhubungan dan Lingkungan Hidup 9 orang, dan terakhir Bidang Perizinan Kesehatan, Ketenagakerjaan dna Perizinan Lainnya 13 orang.
DPMPTSP Kota Medan sebenarnya dapat mengatasi kekurangan personil tim teknis dengan memanfaatkan personil tim teknis yang ada dan menempatkan
mereka dengan jumlah yang sama untuk tiap bidang pelayanan perijinan. Urusan yang ditangani tiap bidang pelayanan perijinan memang berbeda-beda, namun
akan lebih baik jika tim teknis yang bekerja untuk bidang-bidang tersebut jumlahnya cukup dan merata, agar penanganan urusan tiap bidang dapat
diselesaikan dalam waktu yang singkat dan strategi yang dimiliki dapat dilaksanakan dengan lebih efektif dan efisien. Disamping itu, untuk lebih
meningkatkan kinerja DPMPTSP Kota Medan dalam melayani perijinan, DPMPTSP Kota Medan dapat melakukan penambahan tenaga kerja dengan
kriteria yang sesuai untuk melayani masyarakat di bidang perijinan dan menempatkannya di bidang-bidang yang sesuai dengan kemampuan dan
keterampilan yang dimiliki. Apabila tenaga implementor telah terpenuhi baik dari segi kualitas maupun kuantitas, maka strategi yang dimiliki oleh DPMPTSP Kota
Medan akan dapat terlaksana dengan lebih baik lagi dan mampu menghasilkan suatu pelayanan yang benar-benar berkualitas.
Dalam mengimplementasikan suatu kebijakan dibutuhkan sumber daya informasi yakni berupa kepatuhan yang tinggi dari para implementor untuk
mampu melaksanakan kebijakan dengan berpedoman pada peraturan dan prosedur yang berlaku. Ada 2 dua bentuk sumberdaya informasi yaitu informasi
Universitas Sumatera Utara
121
mengenai prosedur pelaksanaan suatu kebijakanprogram dan kepatuhan implementor pada peraturan yang mendasari pelaksanaan suatu kebijakan. Seperti
yang telah diuraikan pada bagian analisis mengenai komunikasi diatas bahwa, strategi yang telah disusun guna meningkatkan pelayanan perijinan di DPMPTSP
Kota Medan dikomunikasikan secara langsung kepada seluruh pegawai melalui Kepala Bidang dan Kepala Bagian. Dalam proses penyaluran informasi inilah
disampaikan berbagai informasi yang menyangkut strategi yang akan dilaksanakan di DPMPTSP Kota Medan beserta prosedur pelaksanaan strategi
untuk tiap bidang dan bagian di DPMPTSP Kota Medan. Dari informasi yang diperoleh penulis, mengatakan bahwa seluruh
pegawai DPMPTSP Kota Medan melaksanakan segala bentuk kegiatan pelayanan perijinan dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan asas-asas dalam penyelenggaraan perijinan. Hal tersebut memang benar adanya yang dapat dilihat dari terlaksananya berbagai program dan
kegiatan di DPMPTSP Kota Medan sebagai bentuk dari implementasi strategi dalam meningkatkan kualitas pelayanan perijinan. Hal ini juga didukung oleh
komentar positif dari masyarakat yang menerima pelayanan dari DPMPTSP Kota Medan, dimana mereka merasa puas dengan kinerja DPMPTSP Kota Medan.
Disisi lain, DPMPTSP Kota Medan belum pernah melakukan penyimpangan selama melakukan pelayanan kepada masyarakat dan tidak memiliki masalah
dengan hukum yang menunjukkan bahwa para pegawai DPMPTSP Kota Medan patuh terhadap peraturan dan prosedur yang berlaku selama melaksanakan
kegiatan pelayanan perijinan. Implementasi kebijakan dapat berjalan dengan lancar apabila didukung
Universitas Sumatera Utara
122
dengan fasilitas-fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan para implementor seperti dana, sarana, dan prasarana. Dalam melaksanakan kegiatan pelayanan perijinan,
DPMPTSP Kota Medan mendapat dana dari APBD Kota Medan ditambah dengan dana dari hasil retribusi yang diperoleh DPMPTSP Kota Medan dari masyarakat
yang dilayani. Begitu pula untuk dapat mengimplementasikan strategi, DPMPTSP Kota Medan sudah menetapkan anggaran yang dibutuhkan tiap bidang dan bagian
selama proses pelaksanaan strategi. Hal ini dimaksudkan agar segala program dan kegiatan guna meningkatkan kualitas pelayanan perijinan di DPMPTSP Kota
Medan dapat terlaksana secara efektif dan efisien. Salah satu strategi yang telah dilaksanakan oleh DPMPTSP Kota Medan
adalah peningkatan sarana dan prasarana bagi aparatur. Strategi ini diimplementasikan oleh DPMPTSP Kota Medan melalui program pengadaan
peralatan dan perlengkapan kantor guna meningkatkan kinerja pegawai DPMPTSP Kota Medan dalam melayani masyarakat. Dengan adanya sarana dan
prasarana pendukung selama proses implementasi strategi berlangsung, maka setiap implementor akan lebih mudah melaksanakan berbagai program dan
kegiatan dari tiap strategi yang ada. Fasilitas sarana dan prasarana dalam menjalan program SMS Gateway juga sudah memadai bila dilihat dengan peralatan yang
sudah lumayan canggih dalam ruangan yang berisi komputer-komputer, meja kerja, AC,dan sarana prasana pendukung lainnya.
C. Disposisi
Agar dapat berjalan dengan efektif, suatu kebijakan harus dapat diimplementasikan dengan terjalinnya hubungan yang saling mendukung antara
Universitas Sumatera Utara
123
pembuat kebijakan dengan pelaksana kebijakan implementor. Disposisi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses implementasi kebijakan,
dimana disposisi ini menyangkut karakter yang dimiliki oleh implementor yaitu dari segi komitmen dan kejujuran implementor saat mengimplementasikan suatu
kebijakan. Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan Plt. Kepala DPMPTSP
Kota Medan melalui stafnya menunjukkan bahwa strategi-strategi yang telah disusun guna meningkatkan kualitas pelayanan perijinan di DPMPTSP Kota
Medan diterima dengan baik oleh seluruh pegawai yang akan menjalankan strategi tersebut. Selama proses implementasi berlangsung di DPMPTSP Kota
Medan, belum ada timbul respon penolakan maupun keluhan terhadap strategi- strategi yang telah ditetapkan. Hal itu terbukti dengan terealisasinya berbagai
program dan kegiatan yang berhubungan erat dengan strategi peningkatan kualitas pelayanan perijinan yang dilaksanakan di DPMPTSP Kota Medan.
Selama proses implementasi berlangsung, DPMPTSP Kota Medan juga mengalami masalah yang menyangkut disposisi. Data hasil wawancara dengan
Staf Teknis Bidang Pelayanan Perijinan I menunjukkan bahwa kurang eratnya hubungan yang terjalin antara DPMPTSP Kota Medan dengan pejabat SKPD
terkait yang membantu tim teknis sehingga menyebabkan pelayanan perijinan yang diselenggarakan DPMPTSP Kota Medan tidak setiap saat berjalan dengan
optimal. Hal itu terjadi dikarenakan pejabat SKPD terkait yang bertugas dalam membantu tim teknis DPMPTSP Kota Medan memiliki tugas utama yang lebih
diprioritaskan penyelesaiannya dibanding dengan tugasnya sebagai tenaga pembantu bagi tim teknis di DPMPTSP Kota Medan. Kenyataan tersebut
Universitas Sumatera Utara
124
menunjukkan bahwa masih kurangnya komitmen yang terjalin antara DPMPTSP Kota Medan dengan pejabat SKPD terkait untuk meningkatkan pelayanan
perijinan bagi masyarakat Kota Medan. Dalam menyelenggarakan pelayanan perijinan, DPMPTSP Kota Medan
memang tidak bisa benar-benar melepaskan hubungan dengan SKPD terkait dikarenakan pengurusan tiap-tiap perijinan yang ditangani oleh DPMPTSP Kota
Medan harus diketahui secara jelas dan disetujui oleh SKPD terkait. Disamping itu, selama proses penerbitan ijin ada tugas-tugas yang menjadi kewenangan dari
SKPD terkait sehingga tugas tersebut wajib didelegasikan kepada SKPD yang bersangkutan.
Salah satu hal yang menjadi strategi yang telah diimplementasikan oleh DPMPTSP Kota Medan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan
meningkatkan kuantitas sosialisasi kepada seluruh SKPD terkait mengenai segala bentuk kegiatan terkait pelayanan perijinan yang diselenggarakan oleh DPMPTSP
Kota Medan. Kegiatan sosialisasi tersebut mempunyai tujuan untuk lebih mempererat hubungan kerjasama antara DPMPTSP Kota Medan dengan seluruh
SKPD terkait yang akan berdampak pada tumbuhnya komitmen bersama untuk meningkatkan pelayanan perijinan bagi masyarakat Kota Medan.
Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian juga menunjukkan bahwa setiap pegawai DPMPTSP Kota Medan selalu berupaya untuk
melaksanakan tugas-tugasnya secara maksimal. Hal itu dapat dilihat dari kepatuhan seluruh pegawai DPMPTSP Kota Medan untuk menjalankan kegiatan
pelayanan perijinan dengan berpedoman pada prosedur dan peraturan perundangan yang berlaku. Setiap pegawai di DPMPTSP Kota Medan juga saling
Universitas Sumatera Utara
125
bekerja sama dan memiliki komitmen bersama dalam mengimplementasikan strategi yang sudah ditetapkan demi meningkatkan kualitas pelayanan perijinan
bagi masyarakat Kota Medan. Hal ini menunjukkan aparatur DPMPTSP Kota Medan masih memiliki kejujuran baik dalam menjalankan tugas-tugas pokoknya
maupun saat berperan sebagai implementor dari strategi-strategi yang ditetapkan DPMPTSP Kota Medan guna meningkatkan kualitas pelayanan perijinan bagi
masyarakat kota Medan dalam menjalankan program-programnya.
D. Struktur Birokrasi
Struktur birokrasi yang dimiliki oleh para pelaksana kebijakan implementor turut mempengaruhi kemudahan dalam proses implementasi
kebijakan. Apabila pelaksana kebijakan memiliki struktur birokrasi yang panjang dan rumit, maka akan mempersulit implementasi kebijakan. Sebaliknya, jika
implementor memiliki struktur birokrasi yang pendek dan jelas, akan lebih mengefektifkan proses implementasi kebijakan. Struktur Birokrasi menunjukkan
kejelasan dalam standar prosedur pelaksanaan Standard Operating Procedures yang digunakan pada saat proses implementasi berlangsung.
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pemerintah Kota Medan memiliki struktur organisasi dengan rentang yang cukup panjang
karena asil peleburan dinas dan badan yang terdiri dari 5 lima bagian utama yaitu sekretariat, bagian tata usaha, bidang pelayanan perijinan, tim teknis, dan
kelompok jabatan fungsional. Didalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya sebagai penyelenggara pelayanan perijinan bagi masyarakat Kota Medan,
DPMPTSP Kota Medan berupaya untuk memberikan pelayanan yang terbaik
Universitas Sumatera Utara
126
kepada masyarakat dengan menjalankan berbagai strategi guna meningkatkan kualitas dalam pelayanan perijinan.
Struktur organisasi DPMPTSP Kota Medan yang relatif pendek turut mendukung proses implementasi strategi yang dilaksanakan oleh para
implementor, karena dengan struktur organisasi yang pendek pelaksanaan strategi akan lebih mudah dikoordinir dan diawasi baik oleh Kepala Dinas maupun oleh
Kepala Bidang dan Kepala Bagian. Namun yang menjadi masalah dalam pembahasan mengenai struktur birokrasi dalam penelitian ini adalah kurangnya
pengawasan yang dilakukan DPMPTSP Kota Medan terhadap pejabat SKPD Satuan Kerja Perangkat Daerah terkait yang bekerja sebagai anggota tim teknis
sehingga mengakibatkan lambatnya proses pendelegasian ijin dari SKPD terkait terhadap permohonan ijin yang diurus masyarakat di DPMPTSP Kota Medan.
Data hasil wawancara dengan Ibu Oktarukmana Banjarnahor, S.Sos menyatakan bahwa setiap bidang pelayananan perijinan yang ada di DPMPTSP
Kota Medan memiliki tim teknis masing-masing yang anggotanya merupakan gabungan dari anggota DPMPTSP Kota Medan dengan pejabat yang berasal dari
SKPD terkait. Dimana yang menjadi masalah bagi DPMPTSP Kota Medan terkait hal tersebut adalah koordinasi yang masih kurang terjalin dengan baik antara
DPMPTSP Kota Medan dengan pejabat-pejabat SKPD terkait. Pada saat anggota tim teknis dari DPMPTSP Kota Medan akan melakukan tugas peninjauan
lapangan, seringkali pejabat dari SKPD terkait tidak ikut serta dalam kegiatan tersebut. Masalah waktu peninjauan lapangan yang tidak tepat dan adanya
pekerjaan lain yang lebih diutamakan selalu menjadi alasan yang sering diutarakan oleh pejabat SKPD terkait. Sehingga DPMPTSP Kota Medan sering
Universitas Sumatera Utara
127
melakukan peninjauan lapangan dengan anggota tim teknisnya sendiri tanpa bantuan dari pejabat SKPD terkait. Saat anggota tim teknis DPMPTSP Kota
Medan telah selesai melakukan peninjauan lapangan biasanya mereka akan mengirimkan laporan mengenai kegiatan tersebut ke dinas-dinas terkait untuk
meminta persetujuan dalam penerbitan ijin. Namun masalah yang sering dihadapi oleh DPMPTSP Kota Medan adalah lambatnya proses pendelegasian ijin oleh
dinas-dinas terkait sehingga menyebabkan DPMPTSP Kota Medan akan semakin lama untuk melakukan proses lanjutan dari pengolahan data permohonan ijin. Hal
ini tentu saja menghambat DPMPTSP Kota Medan dalam mengimplementasikan strateginya terkait peningkatan kualitas pelayanan perijinan, dimana salah satu
tujuan yang hendak dicapai adalah terselesaikannya dalam waktu yang singkat setiap ijin yang ditangani DPMPTSP Kota Medan.
Dilihat secara struktur organisasi, DPMPTSP Kota Medan memang benar memiliki suatu struktur organisasi yang pendek. Namun apabila dilihat secara
mekanisme kerja, DPMPTSP Kota Medan harus melewati beberapa bagian untuk dapat menghasilkan suatu perijinan dan kendala yang paling sering ditemui adalah
pada bagian tim teknis dari SKPD terkait. Berdasarkan informasi yang diperoleh penulis bahwa DPMPTSP Kota Medan telah berupaya melakukan koordinasi
yang baik dengan dinas-dinas terkait. Namun masih ada pejabat-pejabat dari dinas-dinas tertentu yang tidak memberikan respon yang cepat terkait
penyelesaian proses perijinan. Hal itu menyebabkan adanya beberapa ijin yang mengalami keterlambatan dalam penerbitannya. DPMPTSP Kota Medan
mengakui bahwa mereka masih kurang melakukan pengawasan terhadap anggota- anggota tim teknis yang berasal dari SKPD terkait, hal ini dikarenakan belum
Universitas Sumatera Utara
128
adanya bidang yang secara khusus dibentuk untuk melakukan pengawasan terhadap kinerja seluruh pegawai maupun anggota SKPD terkait yang bekerja di
DPMPTSP Kota Medan. Pemantauan kinerja hanya dilakukan oleh Kepala-kepala Bidang yang mana tidak selalu intens dilakukan.
DPMPTSP Kota Medan melaksanakan tugasnya sebagai penyelenggara pelayanan perijinan dengan berpedoman pada SOP Standard Operating
Procedures yang berlaku. Begitu pun dalam hal mengimplementasikan strategi, SOP inilah yang dijadikan sebagai dasar utama bagi setiap implementor di
DPMPTSP Kota Medan untuk bertindak. Jika dilihat secara struktur organisasi, setiap bidang yang ada di DPMPTSP Kota Medan sudah melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya dengan baik. Begitu pula dalam hal mengimplementasikan strategi, setiap bidang berupaya melaksanakan strategi melalui kinerja dan
pelayanan yang optimal di bidangnya masing-masing. Suatu strategi tidak akan bisa diimplementasikan secara efektif apabila
semua implementor tidak bekerjasama dengan baik. Hal inilah yang menjadi salah satu masalah bagi DPMPTSP Kota Medan dalam mengimplementasikan strategi
peningkatan kualitas pelayanan perijinan. Dimana DPMPTSP Kota Medan memiliki hubungan yang tidak begitu erat terjalin dengan beberapa dinas-dinas
terkait sehingga menyebabkan DPMPTSP Kota Medan tidak bisa melakukan pengawasan dengan lebih dekat terhadap kinerja SKPD terkait pelaksanaan tugas
mereka sebagai bagian dari tim teknis DPMPTSP Kota Medan. Masalah inilah yang melahirkan masalah baru dan membawa dampak yang secara langsung
dirasakan oleh masyarakat pemohon ijin, dimana diantara mereka mengalami keterlambatan dalam memperoleh ijin yang mereka urus oleh karena lambatnya
Universitas Sumatera Utara
129
pendelegasian ijin dari SKPD terkait. Dalam mengatasi permasalahan tersebut yang dibutuhkan adalah peran
dari Kepala DPMPTSP Kota Medan sebagai pimpinan puncak untuk mampu bersikap lebih tegas terhadap pejabat-pejabat dari SKPD terkait yang sering
mengabaikan tugas mereka sebagai bagian dari tim teknis di DPMPTSP Kota Medan. Ketegasan sikap dalam menangani masalah tersebut dapat dilakukan
dengan membentuk suatu bidang baru yang secara khusus melaksanakan tugas pengawasan dan pemantauan. Dimana bidang ini yang akan bekerjasama dengan
Kepala-kepala Bidang untuk melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap kinerja setiap pegawai termasuk para pejabat SKPD yang bekerja didalam tim
teknis DPMPTSP Kota Medan. Sanksi yang tegas sangat perlu diberlakukan bagi pegawai yang dengan sengaja mengabaikan tugasnya ataupun melakukan
pelanggaran terhadap peraturan dan SOP yang berlaku di DPMPTSP Kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
130
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN