10
Dalam penelitian ini, peneliti mengangkat mengenai masalah implementasi suatu kebijakan yang berupa SMS Gateway di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota
Medan.
2.2 Implementasi Kebijakan
Suatu implementasi kebijakan pada prinsipnya adalah cara agar suatu kebijakan dapat mencapai tujuannya. Oleh karena itu disadari bahwa dengan mempelajari
implementasi kebijakan sebagai suatu konsep akan dapat memberikan kemajuan dalam upaya-upaya pencapaian tujuan yang telah diputuskan.
Implementasi merupakan tahap yang sangat menentukan di dalam proses kebijakan, karena tanpa implementasi yang efektif maka keputusan pembuat kebijakan
tidak akan berhasil dilaksanakan. Guna memperoleh pemahaman yang baik mengenai impelemntasi kebijakan publik kita jangan hanya menyoroti perilaku lembaga-lembaga
administrasi atau badan-badan yang bertanggungjawab atas suatu program beserta pelaksananya terhadap kelompok-kelompok yang menjadi sasaran, tetapi juga perlu
memperhatikan berbagai jaringan kekuatan politik, sosial, ekonomi yang langsung atau tidak langsung berpengaruh terhadap perilaku dari berbagai pihak yang etrlibat dalam
suatu program yang pada akhirnya membawa dampak pada program tersebut. Eugene dalam Agustino, 2006:153 mengungkapkan kerumitan dalam proses implementasi
sebagai berikut: “Adalah cukup untuk membuat sebuah program dan kebijaksanaan umum yang
kelihatannya bagus diatas kertas. Lebih sulit lagi merumuskannya dalam kata- kata dan slogan-slogan yang kedngarannya mengenakkan bagi telinga para
pemimpin dan pemilih yang mendengarnya. Dan lebih sulit lagi untuk melaksanakannya dalam bentuk yang memuaskan semua orang.”
Kebijakan-kebijakan dapat dimodifikasi untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan-kebutuhan kelompok individu, yang dengan demikian tujuan umum dari
Universitas Sumatera Utara
11
kebijakan tersebut dapat saja dibelokkan. Mengingat bahwa dalam banyak kasus para pelaksana kebijakan-kebijakan publik tersebut adalah administrator publik, maka tidak
heran apabila kemudian mereka pulalah yang paling sibuk memodifikasi kebijakan itu sendiri demi kepentingan rezim. Grindle dalam Wahab, 2008:221 mengikhtisarkan
keadaan tersebut dengan menyatakan sebagai berikut: “Hingga derajat yang paling besar bila dibandingkan dengan sistem-sistem
politik di Amerika Serikat dan Eropa Barat, proses implementasi kebijakan publik di Negara-negara Asia, Afrika, dan Amerika Latin adalah pusat partisipasi
politik dan persaingan politik.” Beberapa definisi implementasi kebijakan publik menurut Jenkis dalam Parsons,
2006:463, Implementasi adalah studi perubahan, bagaimana perubahan terjadi, bagaimana kemungkinan perubahan bisa dimunculkan. Pendapat lain diungkapkan oleh
Maxmanian dan Sabatier dalam Agustino, 2006:139 yang menyatakan Implementasi kebijakan adalah:
“Pelaksanaan keputusan kebijakan dasar, biasanya dalam bentuk undang-undang namun dapat pula berbentuk perintah-perintah atau keputusan-keputusan
eksekutif yang penting atau keputusan badan peradilan. Keputusan tersebut mengidentifikasikan masalah yang ingin diatasi, menyebutkan secara tegas tujuan
atau sasaran yang ingin dicapai dan berbagai cara untuk menstrukturkan atau mengatur proses implementasinya”.
Sedangkan Meter dan Horn dalam Agustino, 2006:139 mendefinisikan implementasi kebijakan publik sebagai:
“Tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu atau pejabat- pejabat suatu kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada
tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan”.
Universitas Sumatera Utara
12
Tindakan-tindakan yang dimaksud dalam hal ini mencakup usaha-usaha untuk mengubah keputusan-keputusan menjadi tindakan-tindakan operasional dalam kurun
waktu tertentu maupun dalam rangka melanjutkan usaha-usaha untuk mencapai perubahan-perubahan besar dan kecil yang ditetapkan oleh keputusan-keputusan.
Menurut Meter dan Horn ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan tipologi kebijakan publik yakni: pertama, kemungkinan implementasi
yang efektif akan bergantung sebagian pada tipe kebijakan yang dipertimbangkan. Kedua, faktor-faktor tertentu yang mendorong realisasi atau non realisasi tujuan-tujuan
program akan berbeda dari tipe kebijakan yang satu dengan tipe kebijakan yang lain. Suatu implementasi akan sangat berhasil bila perubahan marginal diperlukan dan
konsensus tujuan tinggi. Sebaliknya bila perubahan besar ditetapkan dan konsensus tujuan rendah maka prospek implementasi yang efektif akan sangat diragukan. Hal ini
selaras dengan apa yang diungkapkan oleh Lester dan Stewart dalam Agustino, 2006:139 bahwa:
“Implementasi sebagai suatu proses dan suatu hasil output, maka keberhasilan suatu impelementasi kebijakan dapat diukur atau dilihat dari proses dan
pencapaian tujuan akhir output yaitu tercapai atau tidaknya tujuan-tujuan yang ingin diraih”.
Berikut juga tidak bertentangan dengan yang dikemukakan oleh Grindle dalam Agustino,2006:154 bahwa:
“Pengukuran keberhasilan implementasi dapat dilihat dari prosesnya, dengan mempertanyakan apakah pelaksanaan program sesuai dengan yang telah
ditentukan yaitu melihat pada action program dari individual projects dan yang kedua apakah tujuan program tersebut tercapai”.
Dari beberapa definisi implementasi diatas dapat disimpulkan bahwa implementasi dapat diartikan sebagai proses pelaksanaan dari kebijakan yang telah
Universitas Sumatera Utara
13
dirumuskan sebelumnya dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perlu pula ditambahkan bahwa proses implementasi untuk sebagian esar dipengaruhi oleh macam
tujuan-tujuan yang ingin dicapai dan oleh cara tujuan-tujuan itu dirumuskan. Dengan demikian benar implementasi merupakan tahap yang sangat menentukan di dalam proses
kebijakan, karena melalui tahap ini keseluruhan prosedur kebijakan dapat dipengaruhi tingkat keberhasilan atau tidaknya pencapaian tujuan kebijakan tersebut.
Untuk mengimplementasikan kebijakan publik, ada dua pilihan langkah, yaitu langsung mengimplementasikan dalam bentuk program-program atau melalui formulasi
kebijakan derivate atau turunan dari kebijakan publik tersebut. Kebijakan publik dalam bentuk Undang-Undang atau Perda adalah jenis kebijakan yang memerlukan kebijakan
publik penjelas atau yang sering diistilahkan sebagai peraturan pelaksanaan. Sedangkan kebijakan publik yang bisa langsung dioperasionalkan antara lain Keppres, Inpres,
Kepmen, Kputusan Kepala Daerah, Keputusan Kepala Dinas, dan lain-lain. Secara umum dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1
Sumber: Nugroho, 2003:159 Dalam penelitian ini, peneliti mengangkat salah satu contoh kebijakan publik
yang dibentuk dalam rogram yang dimaksud disini adalah program SMS Gateway.
Kebijakan Publik
Kebijakan Publik Penjelas
Program Intervensi
Program Intervensi
Program Intervensi
Universitas Sumatera Utara
14
2.3 Model-Model Implementasi Kebijakan