seringnya berbaring dan suhu kamar yang berubah-rubah. Berdasarkan hasil penelitian, untuk kebersihan kulit responden di Panti Karya Hephata Laguboti
sebagian besar 77,8 dikategorikan buruk.
1.2 Observasi Kebersihan Tangan, Kuku, Gigi, Pakaian, dan Tempat tidur Responden
Berdasarkan observasi langsung dengan responden diketahui bahwa pada kebersihan tangan responden lebih banyak dikategorikan bersih karena 47,6
responden yang dikategorikan tidak bersih dan 52,4 dikategorikan bersih. Hal ini ditunjukkan pada tangan responden yang tidak bersih karena setelah
melakukan aktivitas responden tidak mencuci tangan. Kebersihan kuku responden sebagian besar dikategorikan tidak bersih
karena 39,7 responden yang dikategorikan bersih dan 60,3 dikategorikan tidak bersih. Hal ini ditunjukkan pada kuku responden yang sebagian besar panjang dan
berwarna hitam karena banyak kotoran yang lengket pada kuku responden, tidak rutinnya responden memotong kuku minimal seminggu sekali mendukung hal ini.
Pada kebersihan gigi sebagian besar responden dikategorikan tidak bersih. Karena 28,6 responden yang dikategorikan bersih dan 71,4 dikategorikan
tidak bersih. Hal ini dilihat pada gigi responden yang sebagian besar dipenuhi plak dan karang gigi. Menurut penelitian Aldiaman dkk 2016,mengukur
kebersihan gigi dan mulut merupakan upaya dalam menentukan keadaan kebersihan gigi dan mulut seseorang.
Universitas Sumatera Utara
Pada kebersihan pakaian lebih banyak responden dikategorikan bersih karena 47,6 responden dikategorikan tidak bersih dan 52,4 dikategorikan
bersih. Hal ini dapat dilihat dari pakaian responden yang bersih dan tidak menimbulkan bau tidak sedap dan tidak ada noda kotoran pada pakain responden.
Pada kebersihan tempat tidur dan sprei responden sebagian besar responden dikategorikan tidak bersih karena 36,5 dikategorikan tidak bersih dan 63,5
dikategorikan bersih.
1.3 Sarana Sanitasi Dasar Panti 1.3.1 Sarana Air Bersih
Berdasarkan observasi langsung dapat dilihat bahwa seluruh asrama 100 memiliki sarana air bersih , namun bukan milik sendiri karena 1 sumber air
dialirkan kesemua asrama. Keadaan air bersihnya sudah dalam keadaan baik secara fisik karena tidak berasa, tidak berwarna, dan tidak berbau.
Menurut WHO 2001, air merupakan hal yang paling esensial bagi kesehatan, tidak hanya dalam upaya produksi tetapi juga untuk konsumsi domestik dan
pemanfaatannya minum,masak, mandi,dll. Promosi yang meningkat dari penyakit-penyakit infeksi yang bisa mematikan maupun berugikan kesehatan
ditularkan melalui air yang sudah tercemar.
1.3.2 Sarana Pembuangan Kotoran Jamban
Berdasarkan observasi langsung dapat dilihat bahwa sarana pembuangan kotoran di Panti Karya Hephata terdapat di seluruh asrama 100. Jamban yang
digunakan adalah wc jongkok, memiliki septic tank, namun tidak aman jika
Universitas Sumatera Utara
digunakan oleh penyandang disabilitas. Khusus untuk asrama Margareth putera dan Margareth Puteri jamban yang digunakan adalah wc duduk karena kedua
asrama itu dihuni oleh penyandang tunagrahita yang pada umumnya masih di bawah umur.
1.3.3 Sarana Pembuangan Air Limbah SPAL
Sarana Pembuangan Air Limbah SPAL di Panti Karya Hephata Laguboti seluruhnya 100 dialirkan ke selokan terbuka. Sementara menurut
Kusnoputranto 2000, air buangan dapat menjadi tempat berkembakbiaknya mikroorganisme patogen, larva nyamuk ataupun serangga laiinya yang dapat
menjadi media transmisi penyakit, terutama penyakit-penyakit yang penularannya melalui air yang tercemar.
1.3.4 Sarana Pembuangan Sampah
Sarana pembuangan sampah di Panti Karya Hephata Laguboti sebagian besar 77,8 sudah memiliki tempat sampah namun tidak kedap air dan tidak
ada tutup. 2 asrama 22,2 tidak memiliki tempat pembuangan sampah. Namun keadaan panti cukup bersih karena tidak banyak ditemukan sampah berserakan di
lingkungan panti. Keadaaan tempat sampah di 7 asrama lainnya juga tidak nampak penuh dan tidak menimbulkan bau yang tidak sedap karena sampah rutin
dibuang tiap pagi dan sore ke TPS terdekat. Dalam ilmu kesehatan lingkungan menurut Azwar 1996 suatu pengelolaan
sampah dianggap baik jika sampah tersebut tidak menjadi tempat
Universitas Sumatera Utara
berkembangbiaknya bibit penyakit, serta sampah tersebut tidak menjadi media perantara penyebarluasan suatu penyakit. Syarat lain yang harus dipenuhi dalam
pengelolaan sampah ialah tidak mencemari udara, air atau tanah, tidak menimbulkan bau segi estetis, tidak menimbulkan kebakaran dan lain
sebagainya.
1.4 Kategori Sanitasi Dasar Panti Karya Hephata Laguboti
Sanitasi dasar yang baik tentu akan berpengaruh baik juga untuk kesehatan responden tergantung kepada personal hygiene responden dalam memaanfaatkan
fasilitas sanitasi dasar yang ada. Berdasarkan hasil penelitian, kategori sanitasi dasar Panti Karya Hephata Laguboti seluruhnya dikategorikan tidak sehat.
Dilihat dari sarana air bersih asrama yang seluruhnya mendapat skor 2 karena fasilitas sumber air bersih yang tidak dibuat di masing-masing asrama,
jamban yang seluruhnya mendapat skor 2 karena tidak sesuai dengan untuk penyandang disabilita, SPAL yang seluruhnya mendapat skor 2 karena hanya
dialirkan ke selokan terbuka serta sarana pembuangan sampah yang sebagian besar tidak kedap air dan tidak ada tutup sehingga memungkinkan menimbulkan
bau tidak sedap dan menjadi tempat perkembangbiakan vektor penyakit.
5.7 Keluhan Kesehatan Responden