commit to user 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Kemampuan Metakognitif a. Definisi
Metakognisi merupakan suatu istilah yang diperkenalkan oleh Flavell dalam Livingston 1997, metakognisi yaitu pengetahuan seseorang terhadap proses berfikirnya
sendiri. Sedangkan menurut Wellman dikutip oleh Usman Mulbar 2008 metakognisi sebagai bentuk kognisi, atau suatu proses berfikir tingkat dua atau lebih yang melibatkan
pengendalian terhadap aktivitas kognitif. Karena itu metakognisi dapat dikatakan sebagai berfikir seseorang tentang berfikirnya sendiri atau kognisi seseorang tentang kognisinya
sendiri. Selain itu metakognisi melibatkan pengetahuan dan kesadaran seseorang tentang
aktivitas kognitifnya sendiri atau segala sesuatu yang berhubungan dengan aktivitas kognitifnya Livingston, 1997; Shoenfeld, 1992; Sukarna, 2005. Dengan demikian aktivitas
kognitif seseorang seperti perencanaan, monitoring, dan mengevaluasi penyelesaian suatu tugas tertentu merupakan metakognisi secara alami Livingston, 1997. Sedangkan menurut
O’Neil dan Brown dalam Usman Mulbar 2008 menyatakan bahwa metakognisi sebagai proses dimana seseorang berfikir tentang berfikir dalam rangka membangun strategi untuk
memecahkan masalah.
b. Komponen dalam metakognisi
Menurut Imel 2002 ada dua komponen dalam metakognisi yaitu: 1 Self assessment yaitu pengetahuan itu sendiri
commit to user 6
2 Self management yaitu pengaturan metakognitif Self assessment meliputi pengetahuan tentang koresponden kognitif untuk
mempelajari tentang apa yang berhubungan dengan pelajar itu sendiri, strategi, kondisi yang mengikuti strategi. Sedangkan self management adalah aspek pengendalian dalam
pembelajaran antara lain pengaturan untuk mengetahui tentang cara mahasiswa merencanakan, mengimplementasikan strategi, mengawasi, membetulkan kesalahan-
kesalahan pemahaman dan mengevaluasi kegiatan belajar mereka. Baker et al. dikutip Nur 2000 mengemukakan bahwa metakognisi memiliki dua
komponen, yaitu a pengetahuan tentang kognisi, dan b mekanisme pengendalian diri dan monitoring kognitif. Sedangkan Flavel Livingston,1997 mengemukakan bahwa metakognisi
meliputi dua komponen yaitu a pengetahuan metakognisi metacognitive knowledge, dan b pengalaman atau regulasi metakognisi metacognitive experiences or regulation.
Kedua komponen metakognisi yaitu pengetahuan metakognitif dan regulasi metakognitif, masing-masing memiliki sub komponen sebagaimana disebutkan berikut ini
OLRC News, 2004: 1 Pengetahuan tentang kognisi
Tediri dari sub kemampuan sebagai berikut: a Declarative knowledge yaitu pengetahuan tentang dirinya sebagai pebelajar serta
strategi, ketrampilan, dan sumber-sumber belajar yang dibutuhkannya untuk keperluan belajar.
b Procedural knowledge yaitu pengetahuan tentang bagaimana menggunakan apa saja yang yang telah diketahui dalam declarative knowledge tersebut dalam aktivitas
belajarnya. c Conditional knowledge adalah pengetahuan tentang bilamana menggunakan suatu
prosedur, ketrampilan, atau strategi dan bilamana hal-hal tersebut tidak digunakan,
commit to user 7
mengapa suatu prosedur berlangsung dan dalam kondisi bagaimana berlangsungnya, dan mengapa suatu prosedur lebih baik dari prosedur-prosedur yang lain.
2 Regulasi metakognisi Terdiri dari sub kemampuan sebagai beriku:
a Planning adalah kemampuan merencanakan aktivitas belajarnya. b Information management strategies adalah kemampuan strategi mengelola
informasi berkenaan dengan proses belajar yang dilakukan. d Comprehension monitoring yaitu kemampuan dalam memonitor proses belajarnya dan
hal-hal yang berhubungan dengan proses tersebut. e Debugging adalah kemampuan strategi-startegi yang digunakan untuk
membetulkan tindakan-tindakan yang salah dalam belajar. f Evaluation adalah kemampuan mengevaluasi keefektifan strategi belajarnya, apakah ia
akan mengubah strateginya, menyerah pada keadaan, atau mengakhiri kegiatan tersebut.
c. Peranan metakognisi terhadap keberhasilan belajar