dan lain sebagianya. Sasaran promosi ini sejalan dengan strategi pemberdayaan masyarakat empowerment.
2. Sasaran Sekunder Secondary Target Sasaran sekunder dalam promosi kesehatan adalah tokoh-tokoh masyarakat,
tokoh agama, tokoh adat, serta orang-orang yang memiliki kaitan serta berpengaruh penting dalam kegiatan promosi kesehatan, dengan harapan setelah diberikan promosi
kesehatan maka masyarakat tersebut akan dapat kembali memberikan atau kembali menyampaikan promosi kesehatan pada lingkungan masyarakat sekitarnya. Tokoh
masyarakat yang telah mendapatkan promosi kesehatan diharapkan pula agar dapat menjadi model dalam perilaku hidup sehat untuk masyarakat sekitarnya.
3. Sasaran Tersier Tertiary Target Adapun yang menjadi sasaran tersier dalam promosi kesehatan adalah
pembuat keputusan decission maker atau penentu kebijakan policy maker. Hal ini dilakukan dengan suatu harapan agar kebijakan-kebijakan atau keputusan yang
dikeluarkan oleh kelompok tersebut akan memiliki efekdampak serta pengaruh bagi sasaran sekunder maupun sasaran primer dan usaha ini sejalan dengan strategi
advokasi advocacyKemenkes,2011
2.2.6. Strategi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Ditinjau dari prinsip-prinsip yang dapat dipelajari dalam promosi kesehatan, pada pertengahan tahun 1995 dikembangkanlah strategi atau upaya peningkatan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS, sebagai suatu bentuk operasional setidaknya merupakan embrio promosi kesehatan di Indonesia. Strategi tersebut
Universitas Sumatera Utara
dikembangkan dalam pertemuan baik internal, pusat penyuluhan kesehatan maupun eksternal secara lintas program dan lintas sektor, termasuk dengan organisasi profesi,
FKM UI dan LSM Lembaga Swadaya Masyarakat. Adapun beberapa hal yang disarikan tentang pokok-pokok promosi kesehatan
health promotion atau PHBS yang merupakan embrio promosi kesehatan di Indonesia ini adalah bahwa:
1. Promosi Kesehatan Health Promotion, yang diberi definisi: Proses pemberdayaan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi
kesehatannya the process of enabling people to control over and improve their health, lebih luas dari Pendidikan atau Penyuluhan Kesehatan. Promosi
Kesehatan meliputi Pendidikan Penyuluhan Kesehatan, dan di pihak lain PenyuluhPendidikan Kesehatan merupakan bagian penting core dari Promosi
Kesehatan. 2. PendidikanPenyuluhan Kesehatan dapat dikatakan menekankan pada upaya
perubahan atau perbaikan perilaku kesehatan. Promosi Kesehatan adalah upaya perubahanperbaikan perilaku di bidang kesehatan disertai dengan upaya
mempengaruhi lingkungan atau hal-hal lain yang sangat berpengaruh terhadap perbaikan perilaku dan kualitas kesehatan.
3. Promosi Kesehatan juga berarti upaya yang bersifat promotif peningkatan sebagai perpaduan dari upaya preventif pencegahan, kuratif pengobatan dan
rehabilitatif pemulihan dalam rangkaian upaya kesehatan yang komprehensif. Promosi Kesehatan juga merupakan upaya untuk menjajakan, memasarkan atau
Universitas Sumatera Utara
menjual yang bersifat persuasif , karena sesungguhnya “kesehatan” merupakan
“sesuatu” yang sangat layak jual, karena sangat perlu dan dibutuhkan setiap orang dan masyarakat.
4. Pendidikanpenyuluhan kesehatan menekankan pada pendekatan edukatif, sedangkan pada promosi kesehatan, selain tetap menekankan pentingnya
pendekatan edukatif yang banyak dilakukan pada tingkat masyarakat di strata primer di promosi kesehatan selanjutnya digunakan istilah gerakan
pemberdayaan masyarakat, perlu dibarengi atau didahului dengan upaya advokasi, terutama untuk strata tertier yaitu para pembuat keputusan atau
kebijakan dan bina suasana social support, khususnya untuk strata sekunder yaitu mereka yang dikategorikan sebagai para pembuat opini. Maka dikenalah
strategi ABG, yaitu Advokasi, Bina Suasana dan Gerakanpemberdayaan Masyarakat.
5. Pada pendidikanpenyuluhan kesehatan, masalah diangkat dari apa yang ditemui atau dikenali masyarakat yaitu masalah kesehatan atau masalah apa saja yang
dirasa pentingperlu diatasi oleh masyarakat; Pada PHBS, masyarakat diharapkan dapat mengenali perilaku hidup sehat, yang ditandai dengan sekitar
10 perilaku sehat health oriented. Masyarakat diajak untuk mengidentifikasi apa dan bagaimana hidup bersih dan sehat, kemudian mengenali keadaan diri dan
lingkungannya serta mengukurnya seberapa sehatkah diri dan lingkungannya itu. Pendekatan ini kemudian searah dengan paradigma sehat, yang salah satu dari
tiga pilar utamanya adalah perilaku hidup sehat.
Universitas Sumatera Utara
6. Pada pendidikanpenyuluhan kesehatan yang menonjol adalah pendekatan di masyarakat melalui pendekatan edukatif, sedangkan pada PHBSpromosi
kesehatan dikembangkan adanya 5 tatanan: yaitu di rumahtempat tinggal where we live, di sekolah where we learn, di tempat kerja where we work, di
tempat-tempat umum where we play and do everything dan di sarana kesehatan where we get health services. Dari sini dikembangkan kriteria rumah sehat,
sekolah sehat, tempat kerja sehat, tempat umum sehat, dan lain-lain yang mengarah pada kawasan sehat seperti : desa sehat, kota sehat, kabupaten sehat,
sampai ke Indonesia Sehat. 7. Pada promosi kesehatan, peran kemitraan lebih ditekankan lagi, yang dilandasi
oleh kesamaan equity, keterbukaan transparancy dan saling memberi manfaat mutual benefit. Kemitraan ini dikembangkan antara pemerintah dengan
masyarakat termasuk swasta dan Lembaga Swadaya Masyarakat, juga secara lintas program dan lintas sektor.
8. Sebagaimana pada Pendidikan dan Penyuluhan, Promosi Kesehatan sebenarnya juga lebih menekankan pada proses atau upaya, dengan tanpa mengecilkan arti
hasil apalagi dampak kegiatan. Jadi sebenarnya sangat susah untuk mengukur hasil kegiatan, yaitu perubahan atau peningkatan perilaku individu dan
masyarakat. Yang lebih sesuai untuk diukur: adalah mutu dan frekwensi kegiatan seperti: advokasi, bina suasana, gerakan sehat masyarakat, dan lain-lain. Karena
dituntut untuk dapat mengukur hasil kegiatannya, maka promosi kesehatan
Universitas Sumatera Utara
mengaitkan hasil kegiatan tersebut pada jumlah tatanan sehat, seperti: rumah sehat, sekolah sehat, tempat kerja sehat, dan seterusnya.Kemenkes,2012
2.2.7. Media Promosi Kesehatan